Mei 2022.
"Lo tau gak, apa yang lebih menyakitkan daripada ditinggalin?"
Byulyi menoleh, mengernyitkan dahinya ke arah Yongsun yang tiba-tiba membuka obrolan dengan topik yang cukup tidak jelas. "Lo kenapa? Who hurt you?"
"My own expectations," jawabnya cepat. "Buruan, jawab pertanyaan gue."
Byulyi mendecih, pikirannya menerawang. "Apa ya..." Ia berpikir sebentar, namun tidak kunjung mendapat jawaban. 'Bodo amat, jawab ngawur aja.' "Diselingkuhin?"
Yongsun memukul lengan Byulyi pelan. "Jungkook is not like that!"
"Are we talking about him?" tanya Byulyi bingung.
Yongsun menggeleng. "Nope, just saying that he's not that type of man," balasnya sembari nyengir.
"Oke, terus jawabannya apaan? What hurts more than to be left?"
"To be forgotten? Gue rasa itu jauh lebih menyakitkan," sahut Yongsun. "Nih ya, bayangin. Lo punya pacar, terus tiba-tiba dia hilang ingatan. What would be the first thing you're gonna tell him?"
"Ini tuh lo ikutan tren TikTok ya?" tanya Byulyi. Yongsun mengangguk, Byulyi mendengus. "Pantesan aneh."
"BUT!!! On a serious note, amit-amit sih. Tapi kalo sampe beneran kejadian, lo mau bilang apa?"
Byulyi menimbang-nimbang sebelum menjawab, "Kan gue gak punya pacar, jadi ya gak bakal bilang apa-apa."
"The question is WHAT IF!!" Yongsun mendecakkan lidahnya jengkel.
"Ya apaan?? Gak tau gue," ucap Byulyi. "Maybe something like... 'Hi, I'm your girlfriend?' Tapi kok creepy ya... Kek out of nowhere ada cewek dateng-dateng terus bilang dia tuh pacarnya?? Sounds super wrong tapi gue sendiri gak tau mau bilang apa kalo beneran kejadian," jelas Byulyi.
"TUH KAN!! That is EXACTLY the point!" teriak Yongsun sembari mengguncang bahu Byulyi, membuat sahabatnya itu hampir terjatuh dari kasurnya sendiri.
"Lo kenapa sih?!" tanya Byulyi jengkel. "Siapa yang ngelupain lo?"
Yongsun menggeleng. "Gak ada, tapi tiba-tiba aja kepikiran," sahutnya. "Jatuhnya tuh kayak... Rasa yang tepat di waktu yang salah trope?"
"Kenapa konteksnya relationship? Kan bisa friendship," tanya Byulyi lagi, masih tidak habis pikir dengan cara otak Yongsun bekerja.
"Bisa emang, tapi kayaknya lebih sedih kalo relationship aja gitu." Yongsun mengambil ikat rambutnya di atas meja Byulyi, kemudian menggunakannya untuk menguncir rambutnya yang sedikit lebih panjang dari bahu sebelum merebahkan badannya di atas tempat tidur Byulyi. "Untungnya gue gak pernah gitu, ya. Mau sama temen atau mantan doi, gak ada yang begitu," lanjutnya. "Sedih banget pasti."
Byulyi terdiam sebentar, kemudian mengganguk. "Banget."
"Tapi sebenernya gak sedih-sedih juga gak sih?" Yongsun mengubah pernyataannya. "Maksud gue tuh, misal nih ya, lo udah lamaaa banget gak ketemu sama dia. Bisa aja kan kalian jadi lupa satu sama lain? Masuk akal gak sih?"
"Bisa, tapi menurut gue ada beberapa case di mana seharusnya kalian gak saling lupa. Kayak misalnya lo udah temenan lama terus lost contact, terus kalian ketemu lagi, masa lo gak inget orang itu barang sedikitpun? Gak mungkin, kan? Menurut gue sih aneh," jelas Byulyi.
Yongsun mengedip-ngedipkan mata, mulutnya membuka untuk beberapa saat, kemudian menutup. "Wow, hold on a second, gurl. Who HURT you?"
KAMU SEDANG MEMBACA
four seasons, four colors
Fanficcollection of bangtanmoo oneshots, mostly jinbyul - written in Indonesian.