Begitu jam bimbingannya telah selesai, Hanbin melangkahkan kakinya untuk pergi dari kampusnya. Hari itu Hanbin sangat kesal, rasanya semua manusia yang ia temui hari ini sangatlah menyebalkan.
Begitu ia membuka pintu keluar gedung fakultas kampusnya, netra matanya malah menemukan sesosok pria yang sedang menatap gawai di genggamannya.
"Kamu ngapain disini, Kak?"
Kak yang dimaksud Hanbin (re: Hao) malah menyunggingkan senyumnya. "Hari ini kelas aku selesai lebih cepat, aku mau nunggu kamu selesai."
"Dalam rangka apa mau nunggu dan jemput aku?" Tangan Hanbin kini ia kalungkan di lengan kanan Hao.
"Dalam rangka aku kangen banget sama pacarku yang manis ini"
"Ih alay banget kakak"
Begitu sampai di dalam mobil, hal pertama yang Hanbin lakukan adalah menyenderkan kepalanya di pundak Hao. "Kak, jangan jalan dulu ya, aku mau nyender 5 menit"
"Iya sayang" Hao menautkan tangan kirinya dengan tangan kanan Hanbin, menyalurkan energi yang ia punya untuk sang kekasih ini.
○ ○ ○
Hanbin dan Hao kini sudah sampai di dalam salah satu mall serba ada yang ada di tengah kota. Hao menggandeng erat tangan Hanbin, takut hilang katanya.
"Kakak, mau makan siang dulu boleh gak? Aku tadi pagi lupa sarapan" Hanbin menurunkan bibirnya, sehingga raut wajahnya menjadi seperti ☹️
"Kamu mah kebiasaan ya Hanbin. Besok besok setiap pagi aku yang suapin aja sarapan ke mulut kamu"
"Ih gimana caranya? Aku bangun tidur aja kamu udah gak dikamar"
Hanbin menarik tangan Hao kedalam salah satu restoran ramen yang sedikit ramai akan pengunjung.
"Kak, kenapa ya hari ini semua manusia sangat mengesalkan? Tadi pagi aku mau beli kopi caramel masa diserobot sama orang di depanku? Mana itu kopinya ternyata tinggal satu lagi di vending machine, yaudah akhirnya aku beli matcha aja, ih malah kemanisan di aku" setelah satu suapan ia terima, Hanbin langsung menceritakan sepersen harinya ini yang sangat menyebalkan.
"Parah banget orangnya. Harusnya kamu tegas sayang, marahin aja itu yang nyerobot kamu, kan jadinya pacarku ini gak dapet kopinya" usapan ringan Hanbin rasakan di ujung kepalanya.
Hanbin mendusel kan kepalanya di pundak Hao, bisa Hao rasakan rambut halus milik Hanbin mengenai lehernya. "Terus hari ini dosbing aku telat ke kampusnya ish, buat aku nunggu dua jam. Dua jam itu kalo aku bisa ke asrama mah aku kesana aja, masalahnya aku gatau ini dosbing kapan ke kampusnya. Mau pulang kan takutnya nanti dia malah udah sampai kampus lagi"
"Terus tadi aku hampir kepeleset di kantin, tau gak? Gara-gara minuman gatau punya siapa itu minumannya, tapi tumpah di tengah lantai. Untung sebelah aku ada pegangan, jadinya gak jadi jatuh. AH POKOKNYA NYEBELIN BANGET."
Disamping sana, Hao berusaha sekuat tenaga untuk menetralkan bibirnya agar tidak tersenyum, karena Hanbinnya ini sangat lucu.
"Hanbin"
"Apa kak?"
Hanbin bingung karena yang Hao lakukan sekarang hanya menatapnya. Apa Hao dari tadi tidak mendengarkan ceritanya, dan hanya menatapnya seperti itu?
"Ih kakak! Kakak gak dengerin cerita aku dari tadi kah? Beneran? Aku marah banget ah sama Kakak! Jahat banget sumpah" posisi Hanbin tidak lagi menyender pada Hao, kini ia mengatupkan kedua tangannya di atas meja. Gamau lagi dengerin Hao, kesal abis.
Sungguh, Hao tidak tahan lagi untuk tersenyum sekarang. Kenapa Hanbin ini sangat menggemaskan? Bagaimana Hanbin berekspresi ketika bercerita, Hanbin yang mencurahkan seluruh isi hatinya, dan sekarang? Sikap Hanbin yang ngambek karena salah paham sama Hao.
"Enggak Hanbin, aku simak kamu terus dari tadi kok. Tapi aku gak tahan sama ekspresi kamu. Kamu kenapa lucu banget sih Hanbin?"
Pipi Hanbin kini menjadi sasaran cubitan dan unyelan kedua tangan Hao yang dari tadi tidak berhenti bermain pada pipi gembul milik Hanbin.
"Ah males ah, kamu gombal gembel"
○ ○ ○
Second Pair : still Haobin gemes.
592 words
Publised at 28.04.2023
KAMU SEDANG MEMBACA
ZB1 Love Tropes
Fanfiction[AU] Disclaimer: 1. This is BxB/Boys Love Strory 2. Ships on me. 3. I'll ship the legal's member 4. -15 Don't read (jaga-jaga) 5. Write in Bahasa