Di teras rumah,ditemani hujan,gadis itu duduk mendekap foto seseorang. Melamun dengan pikiran kosong,dia sedang berandai andai. Andai dia selalu bersamanya,andai dia tak mengungkapkannya,andai dia memendamnya untuk selamanya,dan andai dia tahu semua ini akan terjadi. Gadis itu adalah Atha,Athalia. Dia mendekap bingkai foto yang sudah menjadi rumahnya sejak SMP, dia seperti telah menggantungkan hidupnya kepada orang itu.
"Aku merindukanmu Vin,sungguh aku rindu sekali.." Hanya itu kalimat yabg sedari tadi dia ucapkan terus menerus. Orang tuanya entah dimana mereka,mereka hanya memikirkan bekerja,bekerja,dan bekerja. Sekarang sahabat Atha hanya satu,hanya hujan yang selalu menemaninya ditengah kerinduan,kesunyian,kesedihan,kesepian,hanya hujan..
Dibawah hujan,waktu itu...
Atha di halte sendirian,tak ada seorang pun di sana. Malam hari dibawah hujan,tidak ada siapapun yang ingin naik bis waktu itu. Atha basah kuyup,dingin mulai menusuk kulitnya. Dia mendekap dan memeluk dirinya seerat mungkin namun tetap saja dingin itu masih terasa. setengah jam di sana,seorang lelaki tinggi menghampirinya,ia membawa jaket dan pergi begitu saja. Hei siapa dia? misterius, masker menutupi mulutnya, rambutnya basah terkena air, seragam SMA masih ia pakai. Sangat aneh,siapa dia? jaket itu masih disimpan olehnya hingga dia menemukan pemilik jaket itu.
------
CEO perusahaan X,ayah dari Erlangga,kini sedang naik daun. Bukan karena perusahaannya tapi karena parasnya yang mirip seperti model di majalah-majalah. Erla,dia juga punya paras yang sama tampannya dengan ayahnya. Menjadi primadona sekolah,selalu ganti wanita,sangat menyenangkan. Dia pikir semua wanita akan tertarik dengan paras eloknya,bahkan mungkin akan menyukainya ,namun nyatanya tidak. Gadis menyebalkan itu,gadis yang mengubah segalanya.
"dengar ya,aku benar benar tidak tertarik" itu kata kata yang selalu menusuknya, mengapa?Kok bisa? hanya itu pertanyaan di benaknya sejak bertemu dengan gadis itu. Gadis sok cuek dan sok pinter itu mulai menggerogoti pikirannya sekarang,gadis itu bahkan bukan siapa-siapa, namun selalu saja ada dipikirannya.
Erla juga merupakan ketua tim futsal,dia kaptennya. Ini membuat Erla tambah menarik di mata para gadis SMA. Kakak kelas,adik kelas bahkan dia sudah menjadi anak kesayangan para guru. Satu sekolah sudah pasti mengenalnya entah itu satpam,ibu kantin,pasti tahu orang yang bernama Erla itu. Kecuali Gadis itu,gadis yang tidak tertarik padanya,gadis yang tidak mengenalnya,gadis yang kebasahan itu. Dia tak mengenalnya. Begitupun gadis itu,tak mengenal Erla.Tapi Erla telah meminjamkan jaket kulit yang mahal itu padanya. Tanpa pikir panjang,tanpa pandang uang,tanpa pandang siapa.
--------
Dirumah kecil di perumahan,kontrakan sederhana milik sebuah keluarga kecil. Gavin berdiri menatap hujan,hujanlah yang sekarang menjadi tempat ia menumpahkan isi hatinya. Dia tidak kesepian,tak juga kekurangan apapun,yang dia khawatirkan hanya gadis itu. Gadis yang ia tinggalkan,gadis yang iya beri harapan,gadis yang mencintai nya dengan tulus. Dia menyesal, mengapa ia harus meninggalkannya padahal mereka saling mencintai. Hanya satu alasan,tembik besar itu,beda agama. Kepercayaan mereka berbeda,tuhan mereka berbeda,cara doa mereka berbeda,dan banyak hal lagi yang berbeda. Perbedaan ini tak bisa disatukan,jika ditanya apa yang bisa mengalahkan kekuatan cinta sepasang kekasih, hanya satu jawabannya, cinta kepada Tuhannya.
Menjauhi Atha memang sulit,sangat sulit bahkan. Gavin selalu memeluk bingkai foto itu,ketika mereka berfoto bersama. Ia selalu mengenangnya, selalu mengawasi, selalu seperti itu. Gavin selalu berpikir untuk kembali pada Atha,namun ia tak bisa,ia sudah banyak mneyakiti Atha,ia tak mau Atha sakit lagi karenanya.
Ia yakin,suatu saat nanti,ketika kami bertemu bahkan Atha tak akan mengenalnya lagi,dia akan melupakannya untuk selamanya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Athalia
Romance"aku rindu kamu Gavin..." Athalia memeluk bingkai itu, setiap malam,setiap hujan,setiap sepi yang datang. "aku bukan untukmu Atha dan kamu bukan untukku. Aku yakin kamu pasti bisa melupakanku" ucap Gavin tiap fase bulan di malam malamnya. "aku eman...