Five

356 26 7
                                    

Annyeong yeorobun 🤗

Maaf banget karna cerita ini sempat ak7 unpublik dan baru bisa up sekarang. Walaupun ini cerita remake, tapi aku ragu buat up

Ada yang nungguin cerita ini gk sih? 🥲
Kalau gk ada juga gk apa apa sih, aku bakalan tetep up. Siapa tau ada yang nemu terus suka kan sama cerita nya hehe..

Tanpa lama lama lagi.. Silahkan di baca~

.
.
.
.

Sudah hampir dua minggu Baekhyun dikurung di dalam kamar putih ini, tidak boleh keluar sama sekali. Hari-hari Baekhyun lalui dengan menatap ke luar dari jendela lantai dua ke pekarangan rumah Chanyeol.

Baekhyun sudah merasa begitu muak dan frustrasi karena bosan. Setelah memaksakan kehendaknya malam itu, Chanyeol tidak pernah mengunjungi Baekhyun lagi.

Mungkin dia sedang bersenang-senang dengan kekasih barunya. Baekhyun mencibir, mencoba mengabaikan perasaan seperti tercubit di dadanya. Tetapi kalau memang benar begitu, kenapa Chanyeol tidak melepaskannya?

Apakah karena lelaki itu tahu bahwa Baekhyun berniat membunuhnya, jadi dia menawan Baekhyun di sini karena menganggap Baekhyun ancaman yang berbahaya? Kalau begitu kenapa Chanyeol tidak membunuhnya sekalian?

Beberapa lama terpaku di jendela, Baekhyun menyadari bahwa ada kesibukan yang tidak biasa di luar sana. Beberapa mobil tampak lalu lalang keluar masuk rumah Chanyeol yang biasanya lengang. Sehari-hari pemandangan yang didapat Baekhyun hanyalah pemandangan pengawal-pengawal Chanyeol dan beberapa pelayan yang lewat di halaman depan rumah.

Kali ini Baekhyun melihat ada mobil bunga dan mobil katering. Apakah Chanyeol akan mengadakan pesta? Kalau iya, mungkin saja kesempatan Baekhyun untuk melarikan diri bisa muncul kembali.

Sedang larut dalam lamunannya, tiba-tiba pintu kamar putih terbuka. Baekhyun bahkan tidak menolehkan kepalanya sedikitpun.

Karena yang masuk ke kamar ini selalu hanya Taejoon yang mengantarkan makanan, dan pelayan yang membersihkan ruangan dan membawakan pakaian ganti untuknya - tentu saja di bawah pengawasan Taejoon.

Baekhyun tidak pernah berinteraksi dengan Taejoon lagi setelah kejadian kemarin, dan sepertinya lelaki itu juga tidak berniat untuk mengajaknya berbicara. Lagi pula rasa bersalah yang ditanggung Baekhyun terlalu besar. Karena dialah Taejoon dihajar oleh Chanyeol, bekas-bekas hajaran itu masih ada dari memar-memar di wajah Taejoon dan hidungnya yang patah.

Setiap melihat Taejoon, Baekhyun disergap perasaan ngeri dan rasa bersalah yang luar biasa. Chanyeol mengancam akan membunuh siapapun yang lengah dan membiarkan Baekhyun lolos. Apakah sepadan mengorbankan satu nyawa demi meloloskan diri?

Baekhyun memang tidak kenal dengan Taejoon, tetapi kalau mendapatkan kebebasan dengan mengorbankan nyawa orang lain, tetap saja terasa tidak benar baginya...

"Baekhyun."

Itu suara Chanyeol.

Baekhyun terlonjak saking kagetnya. Dia menolehkan kepalanya, dan Chanyeol-lah yang berdiri di tengah ruangan, lelaki itu tadi sepertinya terdiam, mengamati Baekhyun yang sedang melamun sambil memandang Baekhyun yang sedang menatap ke luar jendela.

Otomatis Baekhyun mengepalkan tangannya, reaksi impulsifnya ketika menyadari aura Chanyeol yang berkuasa memenuhi ruangan.

Chanyeol melirik tangan Baekhyun yang terkepal, dan senyum sinis muncul di bibirnya. Lelaki itu menolehkan kepalanya ke belakang dan Baekhyun baru menyadari ada orang lain di belakang Chanyeol, seorang perempuan berbadan kecil

He's a DevilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang