Sim Jaeyun (Jake)

801 55 4
                                    


Seperti biasa, hari ini Jake melakukan kewajibannya sebagai seorang pelajar.

Pagi-pagi sekali ia berangkat ke sekolah dengan berjalan kaki.

Bukan tanpa sebab, Jake harus berjalan kaki dikarenakan kendaraan miliknya tengah rusak dan sekarang ini sedang ada di Bengkel.

Jadi mau tak mau ia harus bangun lebih pagi dari biasanya agar bisa sampai ke sekolah tepat waktu, atau setidaknya ia tidak telat.

Beberapa orang yang berpapasan dengannya di jalan menatap Jake dengan tatapan heran dan ada juga yang menatapnya lucu sambil tertawa.

Bagaimana tidak, pasalnya penampilan pemuda Sim itu terlihat sangat amburadul dan acak-acakan sampai-sampai mengundang perhatian.

Mulai dari seragam yang tidak terkancing lengkap, celana yang terangkat sebelah, dan tas punggungnya yang ia sampirkan di satu sisi bahu serta rambut yang seperti sarang burung. Penampilannya saat ini jauh dari kata rapi.

Maklum lah, Jake setelah bangun tidur tadi langsung mengganti piyamanya ke seragam tanpa mandi dan tanpa sarapan. Ia langsung berangkat setelah sepatunya sudah terpakai di kaki.

Jorok memang.

Tapi Jake tidak peduli karena hari ini adalah hari Senin. Telat sedikit tamat riwayatnya.

Yang mana tentunya ada ritual pagi seluruh siswa di sekolah nasional yang menjadi sebuah kewajiban bagi seorang pelajar sepertinya untuk diikuti.

Apalagi kalau bukan upacara bendera.

Tidak apa bagi Jake jika hanya harus bersiap untuk hal satu itu, namun yang jadi masalah adalah hal lain sebelum kegiatan itu dimulai.

Selain mengikuti upacara bendera dirinya juga diharuskan untuk mengerjakan suatu tugas disetiap pagi Senin.

Apa itu?

Jawabannya adalah PIKET.

Yap!

Sebuah tugas yang harus dilakukan setiap siswa dan siswi diwaktu pagi sebelum pelajaran dimulai dan diwaktu setelah jam pelajaran berakhir atau jam pulang.

Jika ditanya "repot apa tidak?" tentu Jake akan menjawab "iya, jelas!"

Saat jadwalnya ditetapkan, Jake mengutuk orang yang telah menulis namanya pada hari Senin untuk bertugas.

Jadi Jake merasa agak keberatan, sebab dihari Senin dunia terasa sesak bagi Jake.

Hari Senin kan merupakan hari yang padat. Ditambah lagi, di hari itu suasananya sangat-sangat lazy-able untuk Jake.

Jake tidak suka.

Tapi mau bagaimana lagi, sudah nasibnya begitu.

Sim Jaeyun atau yang akrab disapa Jake. Remaja SMA berusia 18 tahun ini sangat menyukai hal-hal yang simple saja. Saking sederhananya ia sendiri sampai dianggap malas oleh orang-orang di sekitarnya.

Bagi Jake, melakukan hal-hal yang sulit dan memikirkan perkara yang rumit itu hanya akan membuang waktu dan tenaganya. Salah satunya seperti perasaan. Jake sangat menghindari diri dari yang namanya jatuh cinta. Perasaan itu hanya akan mengganggu ia saja pikirnya.

Sama dengan tugas piket, Jake jengah dan lelah sekali dengan tugas yang satu ini. Selain menguras tenaga dan emosi, kegiatan satu ini juga menguji kesabarannya karena teman-temannya yang bertugas dihari yang sama dengannya itu tidak pernah mau membantunya untuk bekerja.

Lagi pun, itu kan memang tugas setiap orang. Sudah terjadwal dan sudah ditetapkan. Tapi hanya dirinya yang melaksanakan.

Dikira Jake tidak bisa kesal apa?

Dude Jake hanyalah seorang remaja yang baru memiliki KTP tahun lalu. Apa yang kalian harapkan dari remaja simple satu ini?

Selain bermalas-malasan dengan mengatas-namakan simple Jake merupakan orang yang amat sangat anti-romantic.

Sudah kah terbayang dipikiran kalian seberapa simple seorang Sim Jaeyun a.k.a Jake ini?

Pemuda berwajah imut dan berhidung mancung satu ini selalu mengutamakan hal yang penting baginya saja. Meskipun ada banyak hal yang berkategori wajib di dunia ini yang kebanyakan orang akan melaksanakannya, maka berbeda dengan Jake.

Suatu hal menjadi penting baginya jika ia menganggapnya demikian. Jika tidak baginya, maka tidak.

Jadi jika kalian heran dengan Jake maka itu bukan lah hal yang baru ataupun salah. Karena faktanya Jake memang sering membuat orang kebingungan bahkan salah paham dengan sikap dan sifatnya.

Selain malas ia juga impulsif.

Tapi meski begitu, Jake memiliki kebaikan dalam dirinya.

Jake suka damai. Ia tidak suka bertengkar atau berdebat. Daripada menghadapi masalah ia lebih memilih untuk mengalah saja ketika ada yang mendebatnya. Ya... Mungkin itu salah satu bentuk positif dari sifat malasnya?

Juga Jake merupakan orang yang ramah. Selain sisi lembut dari sifatnya, Jake ini juga baik dan peduli pada orang lain. Perhatian dan juga jujur. Itulah Jake.

Selebihnya tentang Jake kita akan tahu setelah membaca ceritanya.

Kembali pada Jake.

Sesampainya di depan sekolah Jake menghela nafas lega. Meski sedikit ngos-ngosan ia tetap tersenyum saat melihat gerbang yang masih terbuka yang mana berarti ia tidak telat.

Jake merasa bangga akan dirinya saat ini.

Sembari memasuki gerbang, Jake milirik arloji yang melingkar dipergelangan tangan kirinya. Terhitung masih ada waktu tiga puluh menit sebelum upacara dimulai.

"Masih banyak waktu." gumam Jake.

Dengan senandung kecil dibilah bibirnya, Jake menuju ke kelas dengan langkah yang lebih santai dari sebelumnya.

Setelah sampai ia langsung meraih sapu untuk membersihkan lantai kelas mereka. Kegiatan itu ia lakukan selama beberapa menit hingga bunyi bell tanda berkumpul terdengar di telinganya.

Jake meliarkan pandang di penjuru kelasnya, tidak ada orang lain selain dirinya saat ini. Jake agak heran sebenarnya tapi ia mencoba tidak peduli dan beranjak dari kelasnya untuk menuju lapangan.

"Upacara lagi, semangat Jaeyun!" seru Jake pada diri sendiri.

Beberapa puluh menit berlalu, tibalah waktu dipenghujung upacara bendera. Dengan langkah gontai Jake menuju ke kelasnya. Wajahnya sedikit tertekuk karena rasa gerah yang menderanya.

Maklum saja, lapangan sekolah Jake terbuka. Sapaan matahari begitu kuat pada kulitnya.

Brukkk!

Jake mengaduh ketika rasa ngilu hadir dibahu kanannya. Tak sengaja ia dan seseorang bertubrukkan ketika sedang berjalan.

"Aish... Sakit njir," Jake mengelus bahunya sembari memandang orang yang bertabrakan dengannya barusan.

Kepala Jake sedikit mendongak untuk melihat orang yang bersenggolan bahu dengannya itu.

Mereka bertemu pandang untuk beberapa saat hingga Jake memutuskan kontak mata keduanya.

"Maaf." ucap Jake cepat.

Setelah mengatakan satu kata itu Jake pun berlalu meninggalkan lelaki yang lebih tinggi di situ.

Setelah Jake sudah tak terlihat di pandangan lelaki itu pun menggeleng pelan dengan senyuman kecil dibibirnya.

"Hahah, minimal kalo ke sekolah mandi dek." ujarnya dengan tawa geli dan ikut berlalu dari tempatnya.


➳༻❀I Like You❀༺➳

TBC...

Terima kasih udah mampir buat baca・ᴗ・
Semoga terhibur dan suka◍•ᴗ•◍

Jangan lupa untuk voment ya'・ᴗ・'

Sampai jumpa di bab selanjutnya!

『✎Kari••』

I Like You (SUNGJAKE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang