( No One PoV )
" Apakah kau melihat tubuhnya, [Male Name]? " Tanya pria berambut ijo kepada pria berambut (Warna Rambut). Pria itu atau [Male Name] menggelingkan kepalanya.
" Maaf ya, aku sama sekali melihatnya, Kunikida. " Jawab [Male Name] membuatkan Kunikida menghembus nafas lelah tentang rakan sekerjanya. " Ini padahal lagi waktu kerja! Bagaimana ia berpikir untuk bunuh diri pada waktu begini!? " Teriak Kunikida yang kesal manakala [Male Name] mengulas bahunya Kunikida.
" Bersabarlah, Kunikida. Apakata nanti aku traktirmu manisan dan kopi di cafeku. " Ucap [Male Name] yang cuba membuatkan Kunikida bertenang. Hal ini malah membuat Kunikida merasa bersalah kepada [Male Name].
" Maaf ya, [Male Name]. Kamu yang gak kena mengena tentang hal ini harus campur tangan. " Ucap Kunikida serba bersalah manakala [Male Name] memberikan ia senyuman. " Gak apa-apa, kok. Kaliankan- oh, kayaknya ku udah ketemu tu Dazai. " Ucap [Male Name] melihat pria yang mereka berdua cari.
Kunikida langsung melihat kearah pandangan [Male Name] membuat matanya terbeliak. Sifat Kunikida yang teriak-teriakan ama marah-marah malah kembali. Tidak mengapa, kamu sudah berusaha untuk menji- eh, maksudku meredahkan kemarahannya, [Male Name] ᕕ( ᐛ )ᕗ.
Kunikida langsung berlari kebawah manakala [Male Name] mengikutnya dari belakangnya. Pria atau Dazai berada diseberang sungai bersama cowok kelihatan seperti sekitar 18 tahun, sepertinya ia seorang remaja. Dirinya memandang kearah remaja itu dan mendapati ia memakai baju panti asuhan yang kotor. Hal ini membuatkan [Male Name] bingung dan khawatir tentangnya.
" TERNYATA KAU ADA DISINI, YA, KAMPRET! DAN JUGA BUKANKAH AKU SUDAH BILANG BERHENTI MELIBATKAN DIA DENGAN PERMAINAN BUNUH DIRIMU!? " Suara teriakan Kunikida berjaya menarik perhatian Dazai dan anak remaja itu. Ya, suara teriakan milik Kunikida membuat cowok remaja itu kaget dan kuping [Male Name] agak sakit.
"Woh...terima kasih sudah mencariku, Kunikida. Kau juga [Male Name]~!" Kata Dazai sambil melambaikan tangannya kearah Kunikida dan senyuman kepada [Male Name]. Manakala [Male Name] membalas dengan senyuman stress terhadap Dazai.
" Apanya terima kasih? Semua ini kan gara-gara kau! Dasar maniak bunuh diri! " Kata Kunikida dengan kesal. "Jangan ganggu jadwalku dengan mainan bunuh dirimu itu! Gara-gara lu juga [Male Name] perlu-" Dazai mengalih pandangan ke cowok remaja itu. " Oh ya. Aku punya ide bagus. " Dazai berkata mengabaikan Kunikida.
" Dia adalah rekan sekerjaku dan orang disebelahnya juga merupakan teman kami berdua. " Kata Dazai sambil menujuk kearah kearah [Male Name]. " Mending minta traktir makan saja padanya. " [Male Name] itu langsung mengambil beberapa langkah jauh dari Kunikida karna tau ia pakal meledak. " DENGARKAN KALAU ORANG LAGI NGOMONG! " Teriak Kunikida dengan kuatnya membuat Atsushi menggigil ketakuatan.
" Siapa namamu? " Tanya Dazai kepada Atsushi. "Eh. Atsushi Nakajima." Ucapya keuda Dazai kembali. " Atsushi Nakajima... " Bisik [Male Name] apabila mendengar nama remaja itu, ia mencuba mengingat nama itu. " Baik, ikutlah dengan kami, Atsushi. " Kata Dazai membuat [Male Name] terdiam dan memerhatikan mereka. " Kau mau makan apa? " Tanya Dazai kepada Atsushi.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐀𝐧𝐠𝐢𝐧 𝐒𝐞𝐩𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬 𝐂𝐚𝐡𝐚𝐲𝐚 | 𝐕!𝐁𝐒𝐃 𝐗 𝐒𝐨𝐩𝐚𝐧!𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫
Fanfiction" 𝐒𝐨𝐩𝐚𝐧 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐬𝐨𝐩𝐚𝐧, 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩𝐢 𝐚𝐝𝐚 𝐦𝐚𝐬𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐭𝐞𝐭𝐚𝐩 𝐡𝐚𝐫𝐮𝐬 𝐦𝐞𝐥𝐚𝐰𝐚𝐧. " [Male Name] merupakan pengguna kemampaun supernatural ataupun ability. Ia bekerja sebagai barista di sebuah kafe sederhana milikn...