14. Satu Bulan dan Kelas Khusus.

1 0 0
                                    

Termenung sendiri, Emma menunduk menatap kakinya. Semua orang masih belajar di kelas saat ini, tetapi Emma tidak mau kembali ke kelas setelah Meredith pergi. Perkataan Meredith masih terngiang jelas di dalam kepalanya.

Jika bisa, Emma ingin kabur saja rasanya. Nyawanya dalam bahaya dan Emma tidak siap. Meredith dan Gala memberinya tugas dan ia belum bisa. Dunia membebankan nasibnya pada Emma, dan ia tidak siap.

Dalam waktu ini pula Emma bertanya-tanya, kenapa ia harus lahir sekarang? Kenapa bukan orang lain saja? Chloe atau Archie pasti lebih dri mampu mengatasi apapun di depan sana.

Ia hanya anak kecil. Baru lahir kurang dari enam bulan yang lalu. Tidak punya kemampuan spesial. Juga tidak punya pengetahuan luas. Dengan dasar apa Emma menghadapi sesuatu di depan nanti?

"Emma."

Kaget!

Emma tersentak saat merasakan sentuhan halus di bahunya. Chloe ada di sampingnya saat ia menoleh. Menatap Emma khawatir, Chloe seperti ingin bertanya tentang banyak hal.

Begitu pikiran Emma telah sepenuhnya kembali ke dunia nyata, barulah ia sadari taman tempatnya duduk saat ini sudah ramah dipenuhi anak. Jam istirahat telah tiba dan semuanya sedang bersantai di sini.

"Emma dari tadi kenapa? Aku panggil berkali-kali tidak menyahut," tanya Chloe untuk memastikan keadaan Emma.

"A–aku tidak apa-apa," jawab Ema sedikit ragu. Antara menceritakannya pada Chloe atau tidak, ia tidak tahu apakah informasi ini harus dirahasiakan. Meredith tidak berkata apa-apa mengenai itu, dan Emma juga terpikir untuk menanyakannya.

"Sungguh? Tadi aku dengar Meredith mencarimu. Ada apa? Kamu menanyakan soal mimpi itu padanya?" tanya Chloe penasaran.

"Iya, Meredith perlu menjelaskan beberapa hal padaku. Juga, tentang mimpi itu."

Emma terdiam beberapa saat sebelum badannya berputar menghadap Chloe sepenuhnya. Tidak peduli, Emma akan menceritakannya pada Chloe sekarang.

"Chloe, semuanya berhubungan. Semua saling terhubung. Ada alasan kenapa aku mengalami hal-hal aneh itu"

Chloe yang mendengar itu hanya mengangguk paham. Sejujurnya ia sudah menduga hal ini. Tidak mungkin Emma adalah satu-satunya orang yang mengalami hal ini jika tidak ada alasan di baliknya.

"Apakah tadi Meredith menjelaskannya juga?"

Emma mengangguk pelan. Terlihat sedikit berpikir, berusaha mengingat semua detail dri penjelasan Meredith. Informasi yang didapatnya sudah cukup banyak, ditambah fakta bila nyawanya bisa hilang kapan saja. Semua hanya karena eksistensinya.

"Ada apa, Emma? Apakah seburuk itu?" tanya Chloe saat melihat wajah Emma yang tiba-tiba menjadi sedikit murung.

Dengan helaan nafas, Emma menjelaskan semuanya pada Chloe. Tidak hanya sekali, helaan nafasnya terdengar lebih sering daripada biasanya. Chloe tentu saja paham ketakutan Emma. Siapa yang tidak?

Satu bulan untuk lulus akademi? Emma bukan anak super berbakat yang bisa menguasai satu materi dalam satu hari. Meredith dna Gala memang tidak memaksanya, tapi Emma cukup paham dengan urgensinya.

"Aku yakin Emma pasti bisa," ujar Chloe yang mencoba menyemangati Emma. "Siapa yang menjalankan hukuman di perpustakaan tapi langsung bisa naik tingkat setelahnya? Hanya Emma. Jadi aku yakin Emma pasti bisa," lanjutnya lagi.

"Tapi waktu itu ada Archie yang membantuku. Ditambah ini hanya dasar."

Belum dimulai saja, rasanya sudah sangat mustahil untuk digapai. Apalagi saat dilakukan dan ternyata tervalidasi. Sebenarnya apa yang dipikirkan semesta hingga memilih anak seperti Emma?

Dream: ConnectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang