26. Melinda dan Pulang

0 0 0
                                    

Melinda telah menunggu-nunggu saat ini, saat ia ditugaskan sendiri di koridor 00. Di tangannya, sudah ada sebuah kotak berisi benang takdir yang bersinar terang. Ia amati alirannya yang tenang. Benang takdir yang ia putus dari Pohon Kehidupan secara berkala agar tidak ada yang curiga. Sempat ia kesal dengan Emma yang terus menerus datang ke Pohon Kehidupan untuk mencari Meredith dan Gala.

Padahal Melinda sudah berhati-hati dalam mengambil hari, menunggu Meredith dan Gala pergi jauh terlebih dulu agar ia tidak perlu bertemu dengan keduanya dan berakhir ketahuan. Melinda sudah cukup hafal dengan kebiasaan Meredith dan Gala yang selalu menjelajah dunia lain untuk melakukan sesuatu. Melinda pikir, itulah pekerjaan mereka.

Kekesalannya pada Emma sempat memuncak saat Emma dengan lancangnya mengejar pertanyaan yang selalu diulang-ulang semua orang. "Kenapa Melinda tidak ingin mengambil tawaran menjadi Dream Shifter?"

Melinda muak! Dia tidak pernah ingin mengalirkan jalan takdir orang. Dia ingin takdirnya sendiri. Dirinya juga tidak pernah suka menjaga benang takdir orang lain. Namun setidaknya ia bisa melihat gambaran dari dunia lain saat menjadi Thread Keeper. Ia bisa terus mengawasi dunianya dari tempatnya bertugas.

Saat Melinda merasa Emma bukan lagi sebuah ancaman, Melinda mulai bersikap biasa pada Emma. Pertemuan mereka juga selalu menyenangkan jika bisa Melinda tambahkan. Hingga saat pertama kalinya Melinda bertugas dengan Emma, ia melihat bagaimana Emma terus meperhatikan benang takdir yang selama ini dijaganya.

"Apa Emma mengetahui sesuatu?" pikirnya kala itu. Namun melihat Emma yang tampak tak fokus, ia mengabaikan kecurigaannya.

Beruntung saat itu ia sudah mengembalikan benang takdir yang tadinya sudah ditukarkan dengan miliknya sendiri. Melinda ingin tahu apakah orang yang memberinya kekuatan benar-benar memenuhi janjinya? Bahwa ia bisa menukar semua benang takdir yang ada, dan memilih sendiri takdirnya. Di luar dugaan, ternyata harapan itu benar-benar terwujud. Melinda mendapatkan apa yang selama ini ia impikan, keluarga. Ibu dan ayah yang selalu memeluknya sebelum tidur, menyayanginya sepanjang waktu, serta menenggelamkannya dengan perhatian.

Namun itu tidak bertahan lama, karena Melinda tahu percobaannya hanya akan bertahan sementara waktu. Ia butuh kekuatan lebih jika ingin tetap berada di dunia itu. Maka setelah percobaannya berhasil, ia kembalikan benang takdir ke tempatnya semula sambil menunggu kekuatan besar yang dijanjikan. Saat itulah Emma datang dan menaruh perhatian dengan penuh kecurigaan.

Bukan masalah besar. Hingga saat ini Emma tidak menimbulkan masalah apapun untuknya. Sepertinya Emma memang bukan ancaman serius. Maka setelah mendapat kekuatan besar yang dijanjikan oleh orang itu, Melinda segera melancarkan aksinya tanpa memikirkan apapun lagi. Dibukanya kotak di tangan, benang takdir di dalam kotak pun melayang keluar tak tentu arah karena tak ada yang menahan sebelum Melinda menahannya. Warna merah langsung menguar dari benang takdir itu.

Melinda adalah sang pemilik benang takdir merah.

Sekali lagi Melinda melihat ke arah benang takdir tujuannya. Tanpa berpikir dua kali, ia memutus benang takdir itu dan menariknya hingga habis. Kotak yang telah kosong, Melinda isi dengan benang takdir yang telah ia putuskan. Lalu setelahnya, ia sambungkan benang takdir miliknya dan benang takdir yang asli. Susah memang, penolakan dari dua arus begitu kuat hingga rasa panas mulai menusuk kulitnya. Tidak hanya itu, karena benang takdirnya sedang tidak stabil, keberadaan Melinda pun sedikit demi sedikit memudar di dunia ini. Jika ini Melinda yang dulu, ia tidak akan kuat menahan semuanya secara bersamaan seperti ini. Hanya dengan kekuatan yang diberikan oleh orang itulah Melinda bisa melakukannya.

Cahaya merah dan kuning keemasan bersatu. Perpotongannya menciptakan cahaya putih yang menyilaukan mata. Dengan sedikit dorongan lagi, kedua benang takdir itu telah sepenuhnya menyatu. Dengan kilauan cahaya terang, Melinda hilang ditelan semesta. Hanya ruang kosong koridor 00 yang tersisa. Dengan benang takdir yang masih mengalir sendiri. Siapapun tak ada yang menyangka jika kejadian besar baru saja terjadi di ruangan ini.

Dream: ConnectionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang