Bab I : Video Maker

541 25 2
                                    

[2023 : Akhir Semester]

Biasanya apa yang kalian akan lakukan ketika hari kelulusan terjadi? Bergembira? Sibuk mempersiapkan diri mengikuti Ujian Seleksi Universitas? Atau seperti ketiga remaja ini yang sedang melingkar di area belakang sekolah yang dipenuhi rumput-rumput kecil berwarna hijau.

Diantara ketiga remaja itu, salah satu di antara mereka sedang memegang sebuah kamera video dan ia terlihat sedang berbicara kepada dua remaja lainnya.

"Phu, Dunk, ayolah sekali-kali lo pada masuk di film buatan gue please."

Remaja itu meminta kepada kedua temannya dengan suara belum pubernya itu, suara remaja itu benar-benar masih seperti bayi yang meminta makan.

"Fourth, lo gak bosen ngajakin gue sama Phuwin? Padahal lo tau sendiri jawabannya tuh apa kan."

Sekarang, remaja lainnya yang bertubuh lebih tinggi juga membuka suara, menjawab sekaligus menolak permintaan remaja bernama Fourth dengan santai.

Remaja yang bernama Fourth menggaruk rambutnya keras mendengar penuturan temannya itu, "Haishh, kalian nih temen gue bukan sih? Apa gue harus sujud dulu biar kalian mau?" Fourth masih tidak habis pikir dengan kedua teman introvert-nya ini karena mereka selalu menolak ajakannya.

"Jangan gila Fourth, selama tiga tahun ini lo anggep gue sama Phuwin nih apa kalau bukan temen??"

"Ya karena kita temen sekali-kali lo nurutin gue bisa gak sih. Sedih banget loh gue, udah lulus gini masih susah aja ngajakin kalian bikin kenang-kenangan."

Fourth menjadi cukup sentimental karena perkataan temannya yang bernama Dunk itu. Ia sangat amat tahu jika kedua temannya itu memang tidak terlalu suka menjadi objek dari hobinya, hanya saja ia ingin di hari kelulusannya ini sedikit memiliki kesan yang indah.

"Udah, udah, jangan saling adu tanduk gitu. Fourth, bukannya gue gak mau, tapi emang film apa yang lo mau buat? Kayaknya dari dulu lo cuma ngajak kita tanpa ngejelasin apa-apa, jadinya gue bingung juga kalau nerima tawaran lo dan taunya gue yang gak well-prepared.."

"Nah bener."

Remaja yang sejak awal terdiam pun membuka suaranya, ia menengahi kedua temannya yang memang sering sekali saling berbeda pemikiran.

"Hehe lo kayak Phuwin dong Dunk, kalau setiap gue ngajak ya diem dulu jangan yang langsung 'gak, gak, besok aja' gimana gue mau ngejelasin coba," Suasana hati Fourth seketika menjadi sejuk lagi karena kali ini merasa bisa menang dari Dunk.

"Halah. Kalau gue sama Phuwin ngeiyain juga lo gak akan sepenuhnya langsung jalan kan, lebih banyak magernya yang ada."

"AHAHAHAH yang lo omongin itu ada benernya juga, tapi serius yang ini gue beneran dari hati, kalau gue bohong gue putus sama Gemini."

Phuwin yang hanya memantau dua sejoli itu membulatkan matanya, "Fourth kalau ngomong disaring dulu takutnya dikabulin gimana.."

"Biarin aja Phu dia mah bocil pantang menyerah, iya kan cil?"

"Heh Dunk-Dunk! Cal cil, cal cil aja lo! Gue sama lo beda bulan doang ya. Harusnya lo juga ngaca, Pendekar Hatinya Joong!"

Dunk sudah memberikan tatapan membunuhnya pada Fourth, yang dibalas wajah jahil pemilik suara seperti bayi itu. Satu jam pun berlalu, dan hanya celotehan mereka saja yang menggema di area berumput itu. Kemudian, Fourth membicarakan kembali ajakannya itu kepada Phuwin dan Dunk.

After Graduation ClipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang