Bab V : Hari Ulang Tahun

150 11 1
                                    

[2022 : Semester Akhir]
Flashback

Hari ulang tahun. Hari dimana manusia yang ada di muka bumi ini memiliki banyak perspektif tentang hari itu. Entah dirayakannya atau tidak, hari ulang tahun untuk kebanyakan orang memiliki arti spesial dikehidupannya.

Pada hari ini, balon-balon berwarna orange pastel dan silver menghiasi sebuah ruangan, serta berbagai makanan dan minuman tersedia di setiap meja. Acara ini tidak nampak sebagai acara formal nan megah, namun keluarga kecil yang ada di pusat ruangan terlihat sangat bahagia.

Ibu, Kakak, dan Adik. Mereka berdiri berjejer seperti deretan korek kayu, menyambut kedatangan teman-teman dari pemeran utama hari ini, sang Kakak.

Acara ulang tahun Pond Naravit Letratkosum ini, bukanlah acara yang didalamnya tersirat sebagai ajang pertemuan keluarga terpilih. Ibu dari Pond menyerahkan seluruh tamu undangan pada anaknya, dia menginginkan di hari spesial anaknya ini dihadiri oleh orang-orang yang memang diundang oleh anaknya.

Satu persatu orang-orang memenuhi ruangan. Ada banyak kotak-kotak kado dan flower bucket tersusun rapih mengelilingi sebuah meja bundar yang diatasnya terdapat sebuah kue.

Boom : "Happy birthday bro."

Force : "Cie udah cukup umur nih, cepet punya pacar lah."

Book : "Met ultah Pond, sehat selalu yaa."

Gemini : "Happy birthday, Pond."

     "Haha elah kena mulu gua sama lu Bang kalau soal punya pacar. Makasih semua dah nyempetin dateng. Lah Boom lu ngapain? Emang lu gua undang?"

     "Si kampret! Mau gua spill broadcast ultah lu yang tiap hari lu kirim ke gua?" ujar laki-laki yang bernama Boom itu.

"Ahahaha cukup jadi rahasia pribadi kita aja Honey,"

"Najissssss. Gua bukan madu lu woi, trauma gua Pond lu panggil itu mulu—eh astaga mohon maaf Khun Mae kita emang bercandanya suka di luar perkiraan BMKG." Boom tertawa canggung karena baru menyadari keberadaan Mamahnya Pond di tengah-tengah mereka, ia pun mengisyaratkan Pond untuk menjelaskan.

Bukan Pond namanya kalau langsung menuruti kemauan temannya itu, dan di waktu yang sama datanglah seseorang yang sangat ia kenal. Dengan tampang jahil dan wajah percaya diri, Pond berujar pada temannya dengan nada lambat, "Lu pada coba perhatiin orang yang mau dateng ke sini, ada calon gua."

"Sawadee kab Khun Mae." ucap Joong secara sopan kepada Mamah Pond.

Orang-orang yang ada di situ kecuali Pond, seketika melihat Joong dengan pandangan bertanya-tanya, Joong yang baru saja sampai seperti sedang dihantam oleh puluhan bilah pisau. "Bentar, ini kenapa pada ngeliatin gua? Baru juga gua dateng."

"Pond bilang, katanya lo itu calonnya dia." Book bersuara.

"Gila ya lu Kak, calon? Dikata Caleg kali gua."

Mamah Pond tiba-tiba tertawa, "Joong memang selalu kompak ya dengan Pond, makasih ya sudah jadi teman baiknya Pond. Kalian semua juga, makasih ya sudah menyempatkan datang hari ini."

Semua yang ada di sana langsung tersenyum dan membungkuk sopan mendengar penuturan Mamah Pond itu, namun tidak dengan sang Anak.

After Graduation ClipsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang