Road To SasuHina I

8.4K 207 9
                                    

Road To SasuHina

Disclaimer: Naruto (c) Masashi Kishimotto

Rate: T+ For language

Genre: Parody & Humor yang Garing

Author: Hikari no Aoi.

WARNING: OOC akut (karena ikut karakter Road To Ninja), Fanon, Typo, dan EYD yang disalahkan. Bahasa amburadul dan cerita ABSURD yang tak dapat dituangkan dengan benar.

.

.

.

Don't Like Don't Read Don't Flame!

You've been Hard warned!

.

Road To SasuHina

.

Summary: pernah nonton the movie Road To Ninja? Nah ini adalah Versi SasuHinanya. Selamat membaca! ^_^

.

.

.

Hinata membuka kedua kelopak matanya perlahan, suara burung yang sedang bertengger tak jauh dari pohon dekat kemarnya membuat sang sulung Hyuuga itu langsung mengernyit. Cepat sekali, memang sekarang sudah pagi?

Merenggangkan tubuhnya yang tak terbalut selimut, Hinata menatap berkas cahaya matahari yang sudah menyusup di balik gorden jendela kamarnya. Ahh... Hari ini ia ada janji dengan Kiba dan Shino. Sebaiknya ia bergegas, kata terlambat itu gak ada di dalam kamus Hidupnya.

Mengumpulkan kesadaran yang masih tercecer kemana-mana, gadis beriris Lavender itu segera mengusap kedua matanya dan terduduk. Setelah menguap beberapa kali, ia akhirnya memutuskan untuk keluar kamar untuk sarapan lalu mandi.

Tanpa cuci muka, tanpa sisiran, tanpa merapikan penampilanya yang acak-acakan, Sang Heiress berambut Biru tua itu segera menggeser pintu Fusuma dan berjalan ke ruang tamu yang tak jauh dari kamarnya. ternyata disana sudah ada sang ayah dan Hanabi yang sedang menyiapkan sarapan. Hiashi sangat cocok mengenakan celemek berwarna hijau lumut apalagi saat ia sedang menata Piring di atas meja seperti ini, Dia juga dibantu oleh sang adik-Hanabi yang tampak sudah rapi mengenakan Yukata Kuning.

sedangkan Neji? Oh, si pria mesum itu membantu keluarganya dengan tidak melakukan apapun.

Cerdas.

"Ohayou Hime-sama." Sang kakak sepupu menatapnya dengan pandangan nakal. "Seperti biasa kau sangat seksi," panjang umur, dia barusaja dibicarakan-dalam hati.

"Dia memang anakku, Neji!" sang kepala keluarga tiba-tiba mengangkat gagang supnya tinggi-tinggi, ia selalu tampak penuh semangat-seperti biasa juga. "Putriku memang cantik seperti ibunya, dia mewarisi kecantikan itu dari istriku! oh Hotaru..."

"Otou-sama, ja-jangan bersedih." Hanabi menepuk pundak ayahnya pelan. "Hinata Nee-sama me-memang sangat cantik!"

Tunggu, semangat yang membara seperti masa mudanya guru Kakashi itu bagian yang menunjukkan 'kesedihan'nya ada dimana...

Ya?

"Ja-jangan bersedih ayah, lihat s-semua sudah berkumpul, jadi ayo kita sarapan?" Pandangan berkaca-kaca yang Hanabi tujukan pada Hiashi membuatnya terharu, oh betapa sangat bahagia hatinya memiliki kedua putri yang cantik, baik, berbakti, menggemaskan-pokoknya sangat well ini. Ia benar-benar sangat bersyukur pada Kami-sama. Apa jadinya ia Jika tidak memiliki keluarga yang harmonis seperti ini?

Road To SasuHinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang