Bab 2

263 32 10
                                    

**

Naruto terbangun dari tidurnya, dia lalu duduk dan melamun sekitar 10 menit. Itu adalah rutinitas setiap orang ketika bangun tidur. Tidak ada renungan, tidak akan bangun.

"Apakah yang dikatakan Kakek Hagoromo serius? dari mana aku harus memulai, ya?" ucap Naruto tiba-tiba.

"Hoaaaammm!!!" Naruto berangkat dari kasurnya perlahan, dan pergi ke kamar mandi.

Setelah 45 menit bersiap-siap, Naruto yang sudah sarapan dengan ramen pun keluar dari tempat tinggalnya. "Aku rasa harus dimulai dari guru Kakashi dulu." kata Naruto dengan semangat.

Naruto kemudian melompat ke atap rumah orang lain lalu ke bangunan-bangunan lainnya di Konohagakure. "Baiklah, aku harus merangkai kata-kata dulu. Bagaimana, ya?" ujarnya pada diri sendiri sembari berlari menuju kantor Hokage. 

"Apa aku harus ... 'Guru Kakashi! Kakek Hagoromo berkata, Akatsuki akan datang ke sini!' eh! tidak—jangan!'" Naruto kemudian berpikir lebih dalam.

"Apa harus ... 'Guru Kakashi! Akatsuki hidup kembali dan orang-orang yang mereka cintai!' ew apa-apaan itu jangan-jangan! aduh, aku harus bagaimana dttebayo!!" kata Naruto penuh depresi.

Orang-orang sensitif jika mendengar kata 'Akatsuki', apalagi jika Naruto meyakinkan mereka. Sampai manusia kembali berevolusi menjadi dinosaurus pun, mereka pasti tidak akan bisa memaafkan Akatsuki.

Tak butuh waktu lama, Naruto sampai di depan gedung Hokage. "Hah.. diriku sudah sampai ke sini, kata-katanya belum selesai juga. Jangan sampai saat aku berhadapan dengan guru Kakashi, aku jadi bisu."

"Akhh!!! DTTEBAYO! DTTEBAYO!" Naruto menarik rambutnya, tugas ini terlalu berat baginya. "Huhu, Dttebayo ..." ucapnya lirih.

"Ayam berkokok tidak diperkenankan berada disini," ejek seseorang.

Naruto melirik ke arah suara, otaknya terselamatkan, "SHIKAMARU SELAMATKAN AKU!!!"

Naruto berlari sambil merentangkan tangannya hendak memeluk Shikamaru, tapi Shikamaru malah memajukan tangannya yang berarti tak ingin dipeluk. Naruto pun mengerem dan hampir menabrak Shikamaru.

"Jangan memelukku, Naruto. Terakhir kali kau memelukku, aku terkena asam lambung. Kau memeluk lambungku, bukan aku," omel Shikamaru, "Kau butuh bantuan apa?" tanyanya.

"Begini, Dttebayo... Ini tentang Akatsuki." ungkap Naruto dengan tatapan serius.

Mimik wajah Shikamaru ikut serius, "Kita bicarakan di tempat lain."

**

Bruk!

Brak!

"Auch!"

Akatsuki terjatuh dari ketinggian sekitar 2 meter ke tanah. Ada yang jatuh dengan siap, elegan, dan sedikit konyol.

"Aku rasa Kakek Tua itu bisa memperlakukan orang dengan baik!" Hidan berdecih. Semuanya berdiri dengan tegak dan membersihkan pakaian mereka yang kotor.

"Kita di hutan Konohagakure, ya?" tanya Izumi, gadis itu bahkan dibangkitkan Hagoromo seusia dengan Itachi, cantik sudah gadis bermarga Uchiha satu ini.

"Sepertinya," jawab Itachi. Itachi kemudian berjalan paling depan, Itachi dari Konoha, pasti ia tahu jalan menuju pusat desa. Jadi dia memimpin Akatsuki menuju pusat desa.

**

"Shikamaru ... aku baru saja bertemu Kakek Hagoromo di dimensinya. Ia berkata akan— akan menghidupkan Akatsuki kembali."

Hal yang dikatakan Naruto tentu saja membuat Shikamaru terkejut, "Menghidupkannya?! Dia gila!"

Sekarang, mereka berdua duduk di bawah pohon yang rindang, tak jauh dari gedung Hokage.

"Aku sempat berpikir seperti itu, tapi ia berkata, di masa depan akan ada berbagai kejahatan. Dia yakin bahwa Akatsuki akan membantu kita menyelamatkan dunia, dia—"

"Tidak bisa!" bentak Shikamaru. Ia berdiri, "Kenapa dia begitu yakin Akatsuki akan menyelamatkan dunia! ke-5 negara besar sudah berdamai! Ini sama saja dengan mengulang sejarah yang kelam!" Dia berkata dengan penuh amarah.

"Shikamaru, tenanglah!"

"Naruto ..." Shikamaru berusaha menenangkan diri dan duduk kembali dengan tenang.

"Kejahatan di dunia bukan hanya tentang dunia shinobi saja. Ada kejahatan lain, tentang teknologi misalnya? Kakek Hagoromo sudah melihat masa depan, begitu menyedihkan, Shikamaru! Tenang saja, Kakek Hagoromo bertanggung jawab atas hal ini. Dia hanya memintaku untuk meyakinkan semua orang untuk menerima Akatsuki," ujar Naruto panjang lebar. "Ayo bantu aku." ajaknya.

Shikamaru tampak terdiam, Akatsuki juga telah membuatnya menderita. Tetapi, ia tak ingin dunia hancur jika ada kejahatan lain seperti yang dikatakan Naruto. "Aku- aku akan membantumu." ucapnya yakin. "Kapan Akatsuki akan dihidupkan?"

"Sepertinya dalam waktu dekat, Aku juga tidak diberitahu kapan dan dimana Akatsuki akan datang. Sepertinya mereka akan datang ke Konoha."

Shikamaru menyimak jawaban Naruto. "Apa ada informasi lain?"

Naruto berpikir, "Ah, Ada. Mereka akan dihidupkan bersamaan dengan orang yang mereka cintai, konyol bukan?"

"Apa? Untuk apa?" balas Shikamaru dengan tatapan heran.

"Dia menginginkan Akatsuki mempunyai keturunan, Shikamaru."

Tubuh Shikamaru mendadak menegang, "Satu Akatsuki saja sudah beresiko, jika ditambah lagi, alam semesta hanya tinggal batu saja!" Shikmaru kembali marah, ia kembali berdiri.

"Shikamaru! T-tenang! Ayo duduk dulu, Saudaraku. Aduh, kau ini!" kesal Naruto. "Kita akan memberi tahu Guru Kakashi tentang hal ini."

**

Obito yang berada di samping Rin tak bisa tak menatapnya terus-menerus. Ini seperti mimpi. Gadis kecil yang ia ingat sekarang sudah menjadi perempuan dewasa. Tampang Rin cantik dan imut.

"Kenapa Obito? ini bukan mimpi, kok. hahaha." Rin tertawa pelan, seakan-akan Rin bisa membaca pikiran Obito. "Obito ... siapa orang-orang ini?" bisiknya.

Jarak mereka begitu dekat, membuat kupu-kupu keluar dari ginjal Obito. "Ah- mereka ..." Obito bingung ingin menjawab apa.

"Apa mereka teman-temanmu?"

"Hmm ... ya, mereka— teman, ya! teman. Sepertinya ...?"

Rin kembali menampilkan senyumnya, "Temanmu banyak juga, ya! Obito sudah dewasa sekarang ..." puji Rin.

Obito hanya melemparkan senyum juga, jadi mereka saling tersenyum, membuat orang di belakang mereka bergosip.

"Hei, siapa laki-laki itu?" tanya Hidan.

"Aku tak pernah melihatnya, Hm." balas Deidara. "Apa mungkin dia ... TOBI!?"

Suaranya yang begitu keras terdengar sampai-sampai membuat burung-burung keluar dari hutan.

Karena merasa dipanggil, mata Obito menyorot ke belakang. Menampilkan sedikit wajahnya.

"Hei! Kau Tobi, ya?!"

Tak ada jawaban, tentu membuat Deidara kesal. Obito sekarang ingin menghabiskan waktu berdua hanya dengan Rin. Urusan Akatsuki nanti saja, cinta nomor 1.


🖤 •°♡°• ☁️♪🍒•°♡°• ☁️♪🍒•°♡°• ☁️ ♪ 🖤

Semakin banyak vote, semakin cepat update bab 3. Terimakasih!




Senin, 1 Mei 2023

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 01, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Akatsuki The Next Generation Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang