🍃
Ketika aku dan kamu belum saling kenalBy Faisal Al-Furqon
🍃
Suasana jalanan siang ini begitu ramai,pedagang kaki lima di trotoar sibuk mempromosikan dagangannya.
Terik matahari kali ini begitu menyengat.
Orang-orang di sekitar sibuk lalu lalang untuk menyebrang.Di saat seperti ini,aku hanya menarik nafas kasar,sesekali membenarkan jilbab ku yang sedikit miring dan setelah itu menyenderkan kepalaku kembali di kursi mobil yang saat ini ku tumpangi.
Setelah tadi berpamitan kepada umi dan abi,perasaan ini masih saja mengingat mereka,seolah olah besok aku akan pulang dan bertemu mereka kembali.
Seandainya sesingkat itu.
Meskipun Bandung dan Jakarta tidak terlalu jauh,tapi tetap saja menahan rindu itu sangatlah berat.
Di saat aku masih termenung memikirkan kejadian tadi pagi ketika berpamitan oleh umi dan Abi tiba-tiba dari arah pengemudi,kita sebut saja pak pir,dia bertanya,membuyarkan keheningan yang tercipta.
"Neng,di pondok pesantren mana yah klo boleh tau",ucapnya dengan nada sopan.
" Ponpes Al musyaroffah mang",kataku
"Ooo okay- okay neng"
Setelahnya,mobil kembali melaju dengan kecepatan sedang.membelah jalanan di kota Jakarta.
Sesampainya di pondok yang ku maksud,aku langsung bergegas keluar dari mobil yang di kendarai oleh pak pir.
tak lupa dengan koper yang sudah di siapkan oleh pak pir,ucapan terimakasih pun tak lupa ku ucapkan kepada pak pir yang mengantarkannya hingga sampai tujuan dengan selamat.Gedung tingkat 2 yang bernuansa biru itu kini menjadi tujuan ku saat ini.
Yah,ponpes Al musyaroffah Jakarta,salah satu pondok Terelit yang berada di Jakarta dengan fasilitas dan lingkungan yang memadai.
Sebenarnya yang membawaku hingga bisa menjadi santri di sini bukan lah diri ku sendiri,melainkan dukungan dari orang tua dan guru- guru yang Masya Allah telah membantuku mendapatkan beasiswa sehingga bisa menjadi seorang santri dari ponpes ter elit di Jakarta,dan itu menjadi suatu kebanggaan tersendiri untuk diriku sendiri.
dengan membawa koper berisikan keperluanku aku berjalan,meniti dan menelusuri lingkungan ponpes Al-musyaroffah,ternyata begitu asri dan luas.
Dengan gedung yang kira kira tingginya mencapai 5 lantai itu,menambah kesan mewah.
Pantas saja ponpes ini termasuk ponpes Ter elit untuk tingkatan perkuliahan di Jakarta.
Ternyata memang fasilitas di sini begitu lengkap, terdapat beberapa lapangan yang berbeda,dan masjid Al-musyaroffah yang tingginya mencapai 2 tingkat.Belum lagi ruangan-ruangan yang ada di dalam asrama, Masya Allah.
Tak lupa juga
Mataku sesekali tertuju pada santri - santri lain yang di antar orang tuanya menggunakan mobil pribadi mereka,ada yang menangis,dan ada juga yang berpelukan.Rasanya sedih melihat itu semua,tapi kesedihan ini akan berbuah kebahagiaan suatu saat nanti.
Di saat kakiku masih berjalan entah kemana,salah satu santri yang tidak ku tahu namanya itu menyapaku sambil memegang pundak ku pelan.
" Assalamualaikum",sapanya padaku ramah,sepertinya dia santri baru di sini juga.
Tanpa berbasa basi,akupun menjawab salamnya dengan tersenyum ramah.
"Waalaikumussalam",jawabku ramah.
"Zahra yah,perkenalkan nama saya arina",ujarnya sambil menyodorkan tangan untuk bersalaman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta dalam doa
Romancemencintaimu dalam doaku dan mendoakan . mu dalam sujud ku adalah caraku mencintaimu jika suatu saat takdir berkata kita tidak akan bersama,izin kan aku untuk tetap mencintaimu hingga Allah cabut perasaan ini terhadap mu. By : Zahrani Rahma Annisa ma...