10 : kita orang asing.

574 86 8
                                    

Happy reading🖤

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading🖤

...

Satu hari, dua hari, tiga hari, sampai kini tepat satu minggu Heeseung masih terbaring di atas brankar rumah sakit dengan keadaan kritis, Sunghoon masih dengan setia mengunjungi sepupu tertuanya itu, terkadang sepulang sekolah dia langsung datang ke rumah sakit, terkadang setelah pulang ke mansion barulah dia datang ke rumah sakit.

Saat ini pun dia masih berada dalam ruangan Heeseung, biasanya setidaknya dia akan disana sekitar hampir dua jam. Detik-detik yang berlalu tidak pernah Sunghoon lewatkan untuk mengajak bicara Heeseung. Sunghoon mengoceh apapun disana meskipun tau bahwa sepupunya tidak bisa merespon dirinya.

Seharusnya, bukankah Sunghoon merasa ini lebih baik? Heeseung hanya diam mendengarnya, laki-laki itu tidak bisa memaki atau bahkan menghinanya. Tapi Sunghoon rasa dia lebih suka mendengar makian dan hinaan Heeseung daripada keterdiaman laki-laki itu.

"Aku tidak tau apakah bibi Soojin selalu datang kemari atau tidak," Sunghoon tiba-tiba mengganti topik pembicaraannya ketika dia teringat ibu Heeseung.

"Tidak apa apa meskipun ibumu tidak datang kemari," Senyum di wajahnya terlihat tulus, itu tidak terlihat lebar ataupun tipis. Sunghoon tersenyum dengan amat sangat natural, "Aku ada disini setiap hari, setidaknya kamu tidak sendirian, benar?"

Sunghoon masih selalu ikut sedih karena ingatan dimana Heeseung dipaksa memakan kacang selalu menghantui pikirannya. Wanita paruh baya itu bahkan mengorbankan anaknya sendiri, bukankah seharusnya seorang ibu menjadi pelindung untuk setiap anaknya? Lalu kenapa Soojin tidak? Kenapa semua orang di mansion Park begitu terobsesi dengan kursi tahta itu?

"Sebenarnya siapa yang ingin duduk di kursi tahta? Kalian atau para orangtua itu?"

Suara pintu rawat terbuka membuat kepalanya menoleh ke belakang, kemudian barulah Sunghoon bisa melihat Jake, Jay, Ni-ki, Sunoo dan Jungwon datang dengan pakaian casual. Berbeda dengan dirinya yang masih mengenakan seragam sekolah lengkap.

Sunghoon otomatis bangkit dari duduknya saat mereka mendekati brankar. Mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun melihat sepupu mereka terbaring dengan keadaan kritis. Bagaimana bisa? Sunghoon membatin.

"Kalau kamu tidak bangun, itu akan lebih baik," Jake masih mengamati wajah yang lebih tua, "Setidaknya sainganku akan berkurang—"

"Apa yang baru saja kamu katakan, Jake?" Sunghoon mengerut tidak setuju, dia terlihat marah, "Heeseung keluarga—"

"Tidak ada ikatan keluarga diantara kami. Kamu tidak usah ikut campur sialan!" Kali ini Jay yang menyahut, "Tau apa kamu tentang kami?! Tidak usah sok peduli! Aku tau kamu juga ingin kursi tahta itu, jadi jangan berpura-pura! Aku benar-benar muak melihatmu brengsek!"

Shout OutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang