Pagi Minggu.
Kini, Naya sedang berada di salah satu taman yang berada tak jauh dari rumahnya. Awalnya, ia pergi sendiri seperti biasanya, namun ternyata sang sepupu dari keluarga ayahnya itu berkunjung tanpa sepengetahuannya. Raka Jeandra Kalandra, kakak sepupu Naya.
"NAYAAAAA!!" Teriak Raka.
Naya menoleh, ia menunjukkan muka yang penuh tanda tanya dan sedikit kaget.
"BWAHAHAHA" Tawa Raka karena melihat muka lucu Naya, adik sepupunya.
"Dih napa lu ketawa" ucap Naya sambil memukul pelan lengan Raka.
"IDIH udah gede lu? pake lu lu segala. ga baik buat anak kecil" -Raka.
"Kak... Aku udah gede ih, udah 16 tahun" -Naya.
"Dimata kakak, kamu tetap kecil" -Raka.
"Jahat ih" -Naya.
"Udahh... Kamu kenapa disini sendirian? Tapi, sebelum cerita kita duduk dulu yuk, pegel kalo cerita sambil berdiri" ucap Raka seakan tau cerita itu akan panjang.Naya mengangguk dan melihat ke sekeliling untuk mencari keberadaan kursi yang masih kosong. Yaaa memang sih, pada hari Minggu pagi banyak pasangan yang berjalan jalan di taman yang membuat hampir semua kursi terisi.
Setelah menemukannya, Naya langsung menarik pergelangan tangan Raka.
"Ayo, buruan ceritain" -Raka.
"Jadi gini loh kak, aku tu sebenernya males banget ada dirumah makanya aku kalo weekend gini suka jalan jalan sekitaran rumah" -Naya.
"Loh? Kenapa ga suka?" -Raka.
"Mama sama papa berantem terus, aku ga suka" -Naya.
"Hah? SEJAK KAPAN?? KOK GA CERITA SAMA GUE??" -Raka.
"Males, sejak aku kecil" ucap Naya singkat.Hening sejenak.
"Kenapa kamu lebih milih males kamu itu daripada ngeluapin semuanya? Kamu boleh pukul aku kalo kamu lagi marah, aku gapapa. Daripada kamu tahan dan milih buat ga ceritain itu. Kamu ga percaya sama aku atau gimana? Kalo kamu ga percaya sama aku kamu bisa kan cerita sama ayah dan bunda? Naya, aku harap kamu bisa ngasih kepercayaan itu ke aku atau ayah ataupun ke bunda. Aku janji, aku akan jaga kepercayaan kamu itu. Aku ga akan mengingkari itu, sumpah. Aku paling ga suka kalo ada dikeluarga aku yang nyembunyiin masalah mereka." Ucap raka sambil melihat ke arah Naya yang sedang menunduk.
"Maaf, aku masih ga berani buat naruh kepercayaan lagi ke orang" ucap Naya sambil mengusap matanya yang tanpa sadar mengeluarkan air matanya.
Raka menaruh tangannya diatas bahu Naya dan mengarahkannya kearah dirinya.
"Heii, ga perlu minta maaf. Aku yang seharusnya minta maaf kalo tadi aku kesannya kaya marah ya? Maaf ya" ucap Raka sembari memeluk Naya.Kembali hening, mereka sibuk dengan pikiran mereka mading-masing.
Naya melihat jam yang ada ditelepon genggamnya, "kak, aku pulang dulu ya? Udah agak siangan takutnya dicariin" ucap Naya sembari berdiri dan menoleh kearah Raka.
Raka berdiri dan mengambil tangan Naya untuk ia genggam, "bareng, ayah sama bunda dirumah kamu" ucap Raka.__
Sesampainya mereka dirumah Naya.
Prang
Suara pecahan piring dan gelas bersatu. Raka yang baru melihat itu pertama kali kaget, namun berbanding terbalik dengan Naya, ia sudah biasa akan hal itu. Namun, ia sedikit terlihat kaget, karena memang tak biasanya papa mamanya berantem dihadapan keluarga lain. Ayah bunda Raka yang statusnya om dan tante Naya bingung melihat reaksi Naya yang biasa saja dan terlihat bosan dengan adegan yang terjadi didepan matanya itu.
"Naya?" Panggil Ayah Raka, Jeffry.
"Eh? Iya om? Kenapa? Maaf ya om, mereka lagi ga bisa bekerjasama" ucap Naya sambil tersenyum menghadap Om nya itu.
"Naya? Sejak kapan?" Tanya bunda Raka, Wina.
"Sejak kecil" ucap Naya biasa saja.
"Kenapa ga cerita, Naya?" - bunda Wina.
"Maaf tante, aku emang ga biasa cerita sama orang. Entah itu keluarga aku sendiri atau teman aku, maaf ya tante" ucap naya sambil meminta maaf dan menunduk.
Bunda Wina menghampiri Naya dan memeluknya. "Naya sayang? Kamu mau ga kalo ikut sama keluarga tante aja? Terserah kamu mau kapan, tante siap terus. Dan mulai sekarang panggil bunda ya?" Ucap bunda Wina sambil mengelus lembut rambut Naya.
"Bun-da?" Ucap Naya mengeja kata itu.
"Iya? Kenapa sayang?" Ucap bunda Wina lembut sembari menahan tangis."Emang boleh kalo aku ikut keluarga bunda?" -Naya.
"Boleh, banget" -Raka.
"Ayah apalagi, ayah udah dari dulu pengen banget Naya jadi keluarga ayah, tapi karena ayah berfikir Naya bahagia dengan keluarganya, ayah memilih buat stop berharap kamu jadi anak ayah" -Ayah Jeff.
"Mau ya sayang?" -bunda Wina.
"Tanya sama mama dan papa aja, aku mau mau aja" ucapan Naya membuat ayah, bunda dan Raka tersenyum bahagia.___
cukup segini dulu, lanjutannya di ep berikutnya yaww. MAKASIH.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Untuk Naya.
Teen Fictionkisah ini 100% FIKSI, tidak nyata. Ariella Kanaya Putri Chandara, yang kerap dipanggil Naya. Ia seorang anak terakhir perempuan yang berusaha mencari tempat pulang, namun, ia juga yang tak mau memberi kepercayaan kepada seseorang. Akan tetapi, suatu...