His lover

139 32 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


-

Toronto adalah kota terbesar di Kanada, rumah bagi lebih dari dua ratus kelompok etnis yang berbeda, yang bangga menyebut diri mereka Torontonian. Toronto merupakan kota metropolitan yang memiliki kelompok etnis meyoritas, salah satunya adalah Asia Tenggara. Dan mungkin pria ini termasuk di dalamnya..

Tidak ada darah Italia dalam dirinya, ia menetap sementara waktu di Toronto dengan terpaksa. Bukan karena masalah ekonomi ia tidak bisa kembali, tapi pekerjaan yang mengharuskannya untuk tetap di sini. Lagi pula tidak ada apapun lagi di Amerika jika ia kembali kesana, menetap di sini adalah pilihan yang baik.

Min Suga, seorang pria yang memiliki darah keturunan Korea asli memilih untuk menjadi warga negara Amerika setelah kematian kedua orang tuanya. Demi menjalani hidup, ia memutuskan untuk bergabung dengan Central Intelligence Agency.

Dalam menjalankan tugasnya, beberapa kali kota dan negara pernah ia singgahi. Menjadi penyusup dalam sebuah organisasi yang hampir memakan jiwa juga sudah pernah ia lewati. Kini Toronto menjadi kota lain baginya menjalankan misi, mengawasi organisasi asal Rusia yang bergerak di Ontario.

Dua tahun sudah sejak pertama kali ia menginjakan kaki di kota yang kaya akan unsur seni, dan satu tahun sudah sejak ia mengenal Wendy, wanita yang kini mengisi penuh relung di hatinya. Sebagai anggota CIA tidak masalah mengencani siapapun, asal itu bukan seorang wanita dari Rusia.

Wendy tidak pernah banyak bertanya mengenai pekerjaannya, ia hanya tahu bahwa Suga adalah anggota CIA yang bertugas di Toronto. Wendy bukan wanita yang cerewet soal kehidupan pribadi pria ini, dan Suga sejujurnya juga tidak ingin wanita itu terlibat jauh dalam pekerjaannya.

Sudah lima belas menit ia berdiri di seberang jalan, membiarkan orang-orang melintasinya dengan tergesa. Dua batang cerutu telah ia habiskan selagi berdiri, menatap sebuah bangunan gedung yang hari ini menjadi perhatiannya. Bukan soal misinya terhadap organisasi, tapi mengenai wanitanya dan toko bunga miliknya.

"Bisa bantu saya nyebrang?"

Sebuah tangan dengan kulit yang kendur menggenggam lengannya yang berbalut jaket. Nenek tua dengan tas dan kantung penuh belanjaan menariknya saat lampu penyebrangan bewarna hijau.

Suga tidak berniat untuk mendatangi toko Wendy saat ini, aroma tembakau masih belum sepenuhnya hilang dari tubuhnya. Wendy memang tidak akan mengomel soal kebiasaan merokoknya yang buruk, tapi wanita itu akan cerewet ketika aroma pahit masuk ke dalam toko bunganya.

"Biar saya bawain barangnya."

Fokusnya terbagi pada beberapa arah. Lampu yang bewarna hijau, langkah pelan nenek tua di sampingnya, atau seorang wanita yang baru saja keluar dari tokonya. Tidak bisakah Suga mengangkat tubuh nenek ini saja untuk lebih cepat sampai ke seberang, karena ia tidak kuasa menahan diri untuk menghampiri wanitanya.

Twins [WENGA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang