Prolog

50 5 0
                                    

Malam telah tiba bersamaan dengan munculnya bulan purnama, begitupun dengan seorang pemuda yang terlihat sedang berjalan mengendap-endap untuk masuk ke dalam taman belakang rumah tetangganya.

"Keliatannya ini cuman bunga biasa, tapi kenapa kelopaknya cuman gugur pas malam bulan purnama?" Monolognya sambil menoel bunga itu

"Jangan asal sentuh, kalau bunganya beracun bisa-bisa lo langsung mati, Ruto."

Pemuda yang dipanggil Ruto itu terkejut, lalu segera menjauhkan jarinya dari bunga itu dan menoleh ke arah belakang.

"Eh?! Ada bang Junkyu hehe."

"Lo ngapain disini, Haruto?"

Haruto gelagapan ketika mendengar pertanyaan yang to the point dari Junkyu. "G-gue... Gue cuman pengen liat bunga lo doang kok, bang."

Junkyu menatap Haruto penuh selidik, sedangkan Haruto menahan nafas dengan tubuh yang sudah keringat dingin.

"Tumben banget, biasanya kaga tuh."

"Sebenernya, gue penasaran sama bunga lo yang ini, bang." Haruto menunjuk bunga yang tadi dia lihat.

Atensi Junkyu langsung mengarah ke arah yang ditunjuk oleh Haruto yang dimana tempat itu terdapat bunga kesayangan Junkyu.

"Kenapa lo bisa penasaran sama tuh bunga?"

Haruto mulai merasa ragu untuk bertanya tentang apa yang dia lihat pada Junkyu, tetapi rasa penasarannya begitu besar.

"Gue penasaran... Kenapa kelopak bunga lo yang ini selalu gugur cuman setiap malam bulan purnama doang?"

Keheningan terjadi setelah Haruto selesai bertanya tentang bunga itu. Junkyu hanya diam selama beberapa menit sambil menatap bunga kesayangannya.

"Kelopak bunga itu... Nyawa gue."

Haruto mengernyitkan dahinya, dia merasa bingung karena jawaban dari Junkyu yang baginya cukup... Aneh?

"Maksud lo apa, bang?" Haruto memegang kedua bahu Junkyu.

Pandangan Junkyu yang awalnya melihat bunga kesayangannya, kini melihat ke arah Haruto. Hal itu membuat Haruto khawatir dengan tetangganya itu.

"Bang, maksud perkataan lo itu apaan?"

Bukannya menjawab pertanyaan Haruto, Junkyu malah mencengkram pergelangan tangan kanan Haruto dengan kencang. "Lo harus mati biar kelopak bunga gue sempurna lagi dan gue tetap hidup!!"

"B-bang! Jangan bercanda!"

Cengkraman Junkyu semakin kencang, hingga membuat Haruto meringis kesakitan. Sedangkan Junkyu menyeringai lebar saat melihat Haruto kesakitan.

"Gue ga pernah bercanda soal kematian, Ruto."

"Bang, ini ga lucu sumpah."

Ringisan Haruto semakin menjadi-jadi, dan Junkyu malah tertawa melihat Haruto semakin meringis karena ulahnya. "Bye bye Ruto sayang."















































































Jleb!

-00-

Heyyo! Ini cerita pertama aku, jadi maaf banget kalau misalnya masih ada typo atau bahkan alurnya ga nyambung dll.

Semoga kalian suka sama ceritanya yaa

Start: 6 Mei 2023
Finish: -

Salam hangat
Cheniee🐣

10 Flower Petals Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang