Pagi harinya, Haruto terbangun dengan jantung yang berdegup sedikit kencang, nafas yang terengah-engah dan keringat yang bercucuran di sekitar dahinya. Haruto mengusap wajahnya dengan kasar sambil memikirkan mimpi yang dia alami.
"Ga biasanya gue mimpi aneh, apalagi mimpi yang berhubungan sama Kyu." Monolog Haruto sambil beranjak dari tempat tidurnya
Haruto bersiap-siap untuk pergi ke kampus dan bergegas turun ke lantai dasar untuk sarapan dengan kedua kakak laki-lakinya. Sekaligus berangkat ke kampus bersama pacarnya, Junkyu.
"Pagi bang Yoshi. Oh iya, bang Asahi kemana?"
"Pagi juga Haru. Asahi udah berangkat duluan, ada kelas pagi katanya."
Haruto menghela nafasnya sambil mendudukkan dirinya di kursi ruang makan dan sedikit bersandar pada sandaran kursi. Sedangkan Yoshi diam sambil menatap adik bungsunya.
"Muka lo keliatan lelah begitu, masalah mimpi lagi?" Tanya Yoshi
Haruto menganggukkan kepalanya pelan, dia tidak akan terkejut jika Yoshi tahu tentang apa yang dia alami. Karena Yoshi terlahir sebagai cenayang dan memiliki banyak keberuntungan.
"Gue mimpi... Kyu bunuh gue, katanya biar kelopak bunga kesayangannya tumbuh sempurna lagi dan dia tetep hidup. Gue ga tahu maksud mimpi itu tuh apa, baru kali ini gue mimpi aneh tapi berhubungan sama Kyu." Jelas Haruto
"Gue rasa lo perlu sedikit menjauh dari Junkyu untuk sementara waktu. Gue bukannya mau buat hubungan lo sama Junkyu renggang, tapi firasat gue sedikit ga enak."
Haruto memijat pangkal hidungnya, haruskah dia menjauh dari Junkyu? Tetapi dia tidak bisa menjauhi Junkyu tanpa alasan, terlebih lagi pacarnya itu kembang kampus yang menjadi incaran para senior.
"Gue ga bisa, bang. Kalau gue menjauh dari Kyu walaupun cuman sebentar, nanti yang ada dia diembat senior di kampus."
"Mana ada sih yang berani sama pentolan kampus kayak lo? Nanti gue suruh Asahi yang jagain Junkyu deh."
Mau tidak mau Haruto setuju untuk menjauhi Junkyu sampai dimana firasat Yoshi tentang pacarnya itu terungkap, entah Haruto akan sanggup berjauhan dengan Junkyu atau tidak. Tapi, yang pasti dia tidak akan sanggup.
"Lo pasti sanggup, Haru. Ini cuman sementara, lo tahu sendiri firasat gue ga pernah salah atau meleset." Ucap Yoshi sambil menepuk bahu Haruto
Haruto kembali menghela nafasnya dan menganggukkan kepalanya, dia sedikit tidak nafsu untuk sarapan karena pembicaraan ini dan memilih untuk membawa bekal ke kampus.
"Gue berangkat bareng Kyu, soalnya dari semalam dia ngerengek minta jalan bareng sama gue." Ucap Haruto sambil memasukkan kotak bekalnya ke dalam tasnya dan dibalas deheman oleh Yoshi
Haruto berjalan keluar rumah, menyisakan Yoshi yang menyibukkan dirinya dengan mencuci peralatan makan yang kotor dan pikiran yang melayang entah kemana.
Yoshi selesai mencuci peralatan makan dan berjalan ke arah jendela yang mengarah ke taman belakang rumah Junkyu. Yoshi bisa melihat ada setangkai bunga kesayangan Junkyu di bawah pohon besar dan tua.
Bunga yang sekarang hanya memiliki 9 kelopak karena 1 kelopak nya telah gugur beberapa Minggu yang lalu, tepat pada saat malam bulan purnama penuh.
"Apa itu cuman mimpi Haruto?" Monolog Yoshi sambil memandang bunga itu dari balik jendela rumahnya
-00-
To be continue