PROLOG

4 0 0
                                    

***

"Tolong bunuh saja aku," suara lirih perempuan muda yang bibirnya robek dua sentimeter, kuku di jari kakinya sudah tercabut sembilan buah dan jari-jari tangannya sudah habis dipotong.

Pria di seberang sedang mencuci tangannya kemudian mengelap tangannya dengan handuk kering. Lemari di bawah wastafel dibukanya, tangannya menjangkau kotak berisi sarung tangan karet. Dipakainya sarung tangan tersebut. Kakinya melangkah mendekati Wanita itu, tangan kanannya mengambil barbel 5 kilogram.

Dipandangnya wanita itu lekat-lekat, wanita yang tadinya terus menangis kini terdiam. Tangan kirinya kembali menekan luka-luka di kakinya, rintihan kesakitan kini kembali terdengar. Dia merasa puas dan ter kikik senang.

Tangan kirinya mengambil tang berukuran sedang, dia membuka lebar-lebar mulut wanita itu. Perlawanannya tidak lagi berguna, tubuhnya sudah lelah dan situasi itu sepenuhnya di kuasai oleh pria di hadapannya.

Tang itu menyentuh gigi si wanita dan kemudian mencabutnya satu persatu, tubuh mereka sama-sama bergetar namun dengan alasan yang berbeda. Pria itu kembali ter kikik kegirangan, tawanya yang riang diiringi dengan rintihan tangis wanita itu.

Dia berdiri tegak di hadapan wanita itu, barbel 5 kilogram di pindahkan ke tangan kirinya lalu dia menghantamkannya ke kepala sang korban. Wanita itu langsung terjatuh bersamaan dengan kursi yang di duduki nya. Dia kembali menghantam kepala yang empunya sudah tidak lagi bergerak. Suara tengkorak yang pecah terdengar indah di telinganya. 

Dia berhenti saat sadar bahwa isi kepala wanita itu sudah berceceran di lantai. Bola mata menggelinding menghampiri sepatunya. Tawa nyaring memenuhi seisi ruangan.

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 03, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PUKUL 3 PAGITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang