Pesona Cantik Buaya Buntung

558 39 8
                                    


Tema: SELINGKUH
Genre: Roman
Sub-genre: Bebas

Katkun:
1. Anak Punk
2. Buaya buntung
3. Batang Tegang
4. Lingerie bolong
5. Titid portable



Pesona Cantik Sang Buaya Buntung
by: sleepyhopeu



Sinar matahari perlahan mulai menembus jendela yang tertutup asal oleh kain gorden tipis bergambar kodok hijau, burung-burung pun mulai berkicau bersahut-sahutan dengan nada berbeda-beda, namun membentuk dinamika suara yang harmonis dan juga, ah sudah lupakan ....

Terdengar sayup-sayup suara kendaraan yang menggema di jalanan pertanda dimulainya hari. Sungguh suasana pagi yang teramat cerah jika saja pria dewasa yang tengah bergelung manja di balik selimut merah muda yang dibelinya saat diskon hari raya tahun lalu itu mau membuka mata indahnya.


Ceklek

"Sayang, ayo bangun, sudah pagi." Suara seksi seorang pemuda mengusik Xiao Zhan yang kini mulai mengerang-ngerang manja.

"Sudah pagi?" tanya Xiao Zhan setengah menggumam, masih setia bersembunyi di balik selimutnya.

"Iya, bukannya hari ini sayang harus menjemput 15 senti di terminal?"
Xiao Zhan menyibak selimut lalu menampakkan wajah manis bangun tidurnya.

"15 senti? Terminal?" Matanya yang seolah sulit dibuka itu berkedip-kedip karena belek juga karena bingung dengan pertanyaan pemuda tanggung berambut hijau neon mencolok di depannya. Ah, 15 senti ... Itu adalah kebiasaan unik Xiao Zhan memberi julukan pada Pria-pria yang dikencaninya berdasarkan ukuran penisnya.

"Iya, sekarang tanggal 5, lho, Sayang."

"Argghhh ...  kenapa cepat sekali," kesal Xiao Zhan. Disibaknya dengan kasar selimut dengan warna yang mulai memudar itu. Bangun dari kasur lipat lembabnya, Xiao Zhan menggaruk-garuk kepalanya sambil melangkah ke kamar mandi  dengan dinding yang berjamur.

"Ambilkan handukku!" teriak Xiao Zhan.

"Sebentar sayang!" Pemuda berambut hijau neon itu pun melesat keluar mengambil handuk pink di jemuran tetangga sebelah lalu dengan cekatan kembali menghampiri sang pujaan hati. "Ini sayang." Disodorkannya handuk pink itu lengkap dengan senyuman manis bergusinya.

Xiao Zhan mengambil handuk itu dengan muka sebal lalu menutup pintu reot kamar mandi dengan hati-hati.

Byur ... Byurr ....

"ASTAGA!!! SAMPOMU JUGA HABIS?"

Hanya senyuman kering yang menjadi jawaban dari si pemuda berambut mencolok itu. Xiao Zhan keluar dari kamar mandi dengan bibir merah meronanya yang mencebik. Matanya menatap sinis pemuda yang sibuk memelototi paha mulusnya itu.

"Buatkan aku teh manis," perintahnya sambil mengenakan celana jeans ketat kesayangannya.

"Gulanya habis sayang."

Xiao Zhan semakin mencebikkan bibirnya. "Semuanya saja habis!"

Pemuda dengan surai hijau neon itu dengan cepat menarik tangan Xiao Zhan lalu meremas jemari lentik yang dihiasi cincin permata dan cincin berlian milik pria cantik itu.

"Sayangnya tau apa yang gak habis-habis?"

"Apa?" Meski ogah menjawab, nyatanya Xiao Zhan tetap penasaran.

"Yang gak akan habis-habis itu cintaku ke Sayang," ujar pemuda tanggung itu dengan senyum colgatenya, sedetik kemudian ia meletakkan tangan mungil Xiao Zhan di atas batang tegangnya yang bersembunyi di balik celana kolor hijau army yang dikenakannya sejak minggu lalu. "Dan ini pun, juga gak akan habis. Khusus buat sayangku," bisiknya dengan suara serak, kali ini dengan seringai mesum di wajahnya.

Xiao Zhan bersemu merah, tidak mengerti mengapa rayuan gombal murahan sang pemuda miskin itu sampai detik ini masihlah ampuh membuatnya malu. Tentu saja bukan karena rayuan itu, kan?

"Tentu saja, tytyd portable favoriteku tidak akan lekang oleh waktu kan?" Celetuk Xiao Zhan yang dibalas dengan seringaian mesum si pemuda.

"Tentu saja sayang, selamanya aku rela menjadi tytyd portablemu. Kau bisa bawa aku kemaaaanaaa saja saat yang inginkan dan butuhkan," ujarnya sambil meremas pinggang ramping Xiao Zhan.

"Sudahlah, aku langsung ke terminal saja. Takut telat," ujar Xiao Zhan mendorong dada pemuda di depannya lalu bergegas keluar tanpa menyisir rambutnya terlebih dahulu. Toh, dia ingat kalau tidak ada sisir di kontrakan kumuh pacarnya itu.

"Ok, hati-hati sayang, mau aku antar?"

Xiao Zhan mendengus. "Antar pakai apa? Lebih baik pergunakan waktumu mencari uang," ketus Xiao Zhan sambil melenggang pergi meninggalkan pemuda bersurai hijau yang sibuk menggaruk-garuk selangkangannya yang masih menggembung sambil menatap miris kepergiannya.

.
.
.


Ayunga menatap pria berwajah cantik, manis, dengan tubuh tinggi semampai di depannya dengan intens. Matanya nyaris tidak berkedip.

SELINGKUHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang