Malam yang gelap dan di dampingi oleh hujan yang begitu deras.Entah telah berapa banyak tetesan tetesan air itu jatuh,Yang ia tahu hanyalah berapa kali ia menjatuhkan air matanya karna rapuh.
Raga dan jiwanya belum siap menerima ini semua dalam hidup nya.air mata yang terus mengalir dengan derasnya tanpa tahu cara berhenti,fisik yang selalu di sakiti dan suara yang kesakitan itu dianggap angin lalu.
Orang orang mengira,dia adalah anak yang kuat dan teguh.anak yang semangat dan tidak pernah rapuh,namun itu hanya sampul untuk menutupi segala kesakitannya.
Di jembatan dengan sungai yang sedang mengalir dengan derasnya di bawah yang akan membuat siapa saja terombang ambing di atasnya.
Anak remaja yang tidak tahu caranya pulang ke rumah.ia memiliki rumah mewah tentu saja namun,itu bukanlah rumah melainkan sebuah neraka yang terlihat seperti surga.Entah mengapa dirinya selalu di di jadiakan bahan pelampiasan oleh ayahnya sendiri,bahkan untuk memberi senyuman kepada dirinya pun ayahnya merasa ogah ogahan.
Dirinya tidak mampu untuk menampung semuanya di umur dini seperti ini,dia butuh sosok ibu yang bisa memberinya semangat dan saran.Menegurnya di kala dia salah dengan lembut.
Derasnya air hujan turun dan gelombang sungai malam itu,menjadi saksi bisu kesedihan dan kesenduannya.Apa saja yang dia pikirkan itu ? Apa yang dia lakukan selama ini ?
Tidak berguna
Seharusnya biarkan saja lelaki yang tidak tanggung jawab itu dengan segala kesedihannya.Biarkan dia meratapi nya sendiri.Sungguh bodoh menyalahkan anak yang tidak bersalah.
Berjuta juta air mata yang ia buang dengan sedih,isakan isakan tangis yang ia keluarkan dengan sendu,dan kata kata menyakitkan yang ia ucapkan dengan sakit.
Semua hanyalah angin lalu di telinga ayahnya yang bajingan itu,bahkan bajingan pun kurang jika di cocokkan dengan abhivandya.Kata kata hina manapun tidak akan pernah ada yang menandingi sifat nya kepada mauren.
Ada banyak sekali hari hari yang mauren lalui dengan hampa dan kosong.Terlalu banyak luka yang ia dapat tanpa semua orang sadari.Ia melayangkan tangannya menyentuh dadanya yang sesak ini.
Terlalu banyak rasa sakit yang ia rasakan di dalam sini.Dan semua itu hanya demi ayahnya yang gila.Tetapi tenang saja.dia akan berhenti jika diri dan batinnya sudah menyerah dengan sendirinya.
***********
"KAPAN SIH YAH MAU SADAR KALAU AYAH SALAH??!SAMPAI MAUREN SEKARAT??ATAU SAMPAI MAUREN MATI??!!" bentak mauren kepada sang ayah dengan gayanya yang sudah lemas dan badan yang di aliri oleh darah.
PLAKKK
"Sudah berani pakai nada tinggi kamu sama saya?!hmmm??!!" abhivandya menanyakan dengan perasaan kaget sekaligus geram dengan mauren.
Tangan abhivandya tidak henti hentinya sedari tadi meremat kuat dagu mauren tanpa memikirkan sang empu yang kesakitan.
Beberapa saat setelahnya abhivandya melepaskan cengkramannya itu dan kembali memukul mauren menggunakan tongkat baseball yang memang biasanya ia pakai untuk menyiksa mauren.
Suara lirih parau yang mauren keluarkan hanya di anggap angin lalu oleh abhivandya,sungguh biadab orang ini.
Orang tua mana yang berani menyiksa anaknya sampai sampai sang putra sendiri takut pulang ke rumah??sungguh kejam.
Se salah apapun anak pasti akan mendapat maaf dari orang tua bagaimana pun caranya dan bagaimanapun jalannya.
Namun ini apa??tingkah ceroboh yang nantinya akan membawanya ke gerbang penyesalan.
Isakan isakan tangis mauren sedari tadi menggema di ruangan itu,teriakan penuh kesakitan juga ia keluarkan.Ia sudah cukup tidak tahan sebenarnya dengan ini semua.
Selang beberapa menit abhivandya menghentikan aktivitasnya tanpa sebab,tiba tiba saja ia melemparkan tongkat baseball nya ke sembarang arah dan pergi melenggang begitu saja.
Entah apa yang terjadi dengan pria itu,tidak biasanyaia langsung berhenti begitu sajatanpa berucap dan mengatakan sepatah katapun.
Namun mauren langsung menepis jauh jauh pikirannnya ituia lebih memilih memikirkan keadaannya,ia sepertinya tidak kuat untuk pergi ke kamarnya akhirmya ia memutuskan untuk diam dan istirahat di tempat itu saja untuk malam ini.
Malam itu merupakan malam pertama ayahnya menyiksanya tanpa cacian namun sangat berasa di pukulannya.
*******
Siapa yang bisa menandingi indahnya sinar mentari pagi.cahayanya yang begitu indah membawakan kehangatan yang tiada tara.kilatan cahayanya yang membawakan ketenangan bagi seluruh alam tanpa junjungan rasa.
Cahayanya membawakan kenyamanan beserta kehangatan.Membawakan rasa nyaman yang kapan saja siap untuk melahapmu ke dalam dekapan buananya.
Hari ini adalah hari senin,hari di mana yang pasti menjadi hari kebencian bagi setiap mahasiswi ataupun mahasiswa.
Sama seperti pemuda satu ini dimana ia sedang mengobati luka luka lebamnya akibat semalam.Sejak pagi tadi ia berusaha masuk ke dalam rumahnya dengan jalan sempoyongan.
Dengan hasil kerja kerasnya pun akhirnya ia bisa berhasil kembali ke kamarnya dengan tenang.
"asshh lukanya banyak banget,akhh!pekiknya saat ia berusaha mengobati lukanya dengan betadine.
"ayah gak ngira ngira kalau ngasi hukuman,lagian apaan pake hukuman hukuman hukuman segala dia pikir gue boneka"celetuk mauren karena saking kesal dan muaknya akibat hukuman hukuman yang menurutnya tidak jelas itu.
Memang ia bersabar selama ini,namun ia juga bisa sesekali mengumpati perlakuan ayahnya yang layaknya seorang bajingan.
Dan juga ia yakin pasti ayahnya bisa berubah suatu hari nanti,pasti,pasti itu.
Setelah mengobati lukanya dengan betadine,lantas ia langsung meletakkan kembali barang itu ke atas nakas.Dilihat lihat tangannya cukup bergetar akibat belum sarapan.Perutnya nya juga sudah sedikit berbunyi.
Namun jarum jam sudah menunjukan waktu yang siang,dirinya tak punya waktu lagi untuk itu dan akhirnya bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
Hehehe....
Gimana part kali ini?? Seru gakk.
Maaf baru up sekarang soalnya kan author mondok jadi ya gitu dehh..
Terus sekarang author pulang nihh..jadi bisa up lagii😜
"Tuhan emang gak pernah ngungkapin ke kita apa yang akan dia takdirkan,namun ia berjanji untuk tidak menukarkan takdir itu kepada siapapaun".
Tungguin di part selanjutnyaa💚💚
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketidak adilan semesta (ON GOING)
Fanfic( on going ) Bagaimana jika semesta memperlakukan kalian dengan tidak adil ? akankah kalian melakukan suatu yang kejam untuk membalas rasa sakit itu ? "Semesta udah gak adil sama mauren,masa iya ayah mau gak adil juga ?".