Beneran?

65 8 0
                                    

Halo i'm back.

***

Sore ini begitu membosankan. Tante Mia masih belum pulang dari kantor, jadilah dia sendirian dirumah. Setelah bersih-bersih sebentar, niatnya Alara ingin tidur hanya saja tidak jadi karena matanya enggan untuk tertutup. Dia juga sempat mengirimkan chat pada Daffa agar menemaninya dirumah, tetapi tidak di balas lelaki itu.

Katakanlah Alara gila. Meskipun sudah mengetahui orientasi seksual Daffa yang belok parah, dia masih juga ingin berteman dengan lelaki itu. Bagaimana ya menjelaskannya, akan aneh jika Alara memutuskan pertemanannya dengan Daffa hanya karena lelaki itu belok. Selagi masih tahap suka suka saja Alara tidak keberatan, yang penting Daffa tidak memiliki hasrat untuk berpacaran dengan sesama jenis. Membayangkannya saja Alara sudah ingin muntah dibuatnya.

Merasa dirinya sebentar lagi akan mati karena bosan, Alara memutuskan untuk pergi ke rumah Neng Prita. Begitu sampai disana, Alara tak langsung masuk sebab ia melihat ada Bang Alvin di teras. Kakak Laki-laki Neng Prita itu sedang duduk sembari bermain gitar, disampingnya ada Abi Husain yang sibuk memberi makan burung sembari bersiul.

"Eh ada Adek Ala, cari siapa dek?"

Mampus! Bang Alvin langsung sadar akan kedatangan Alara dan segera menyapanya dengan panggilan menjijikan yang membuat Alara ingin memusnahkan makhluk hidup tersebut.

"Hehe iya bang, Ala mau ketemu Neng Prita, ada orangnya gak?"

"Owalah, kirain Ala nyari Abang. Bentar deh Abang panggil si Prita." Alvin menyimpan gitarnya diatas meja, "EMPRITTT! ADA ALARA NIH MAU MAEN, KELUAR LU!"

Meskipun sudah kerap kali Alara main kesini, dia masih saja kaget karena Alvin yang selalu nya berteriak memanggil Prita.

"Duduk sini nak, mau minum teh gak?" Abi Husain tersenyum lebar pada Alara.

Abi Husain benar-benar ramah pada Alara. Beberapa kali Alara datang kesini dan Abi Husain selalu saja menawarkan Teh untuk Alara.

"Gak usah om, terimakasih."

"Hustt! jangan panggil om, panggil Abi aja. Anak-anak komplek juga sering manggil Abi kok."

"Hehe iya Abi." Alara tersenyum canggung.

"Eh Ala, ayo masuk. Dikamar gue aja, sini."

Lalu tak lama kemudian Prita keluar. Alara sangat bersyukur karena perempuan itu segera menghampirinya. Jika tidak mungkin nyawanya akan melayang jika berlama-lama disini, bukannya apa hanya saja dia canggung jika terus-terusan diajak berbicara oleh Abi yang ramahnya sudah kelewatan, belum lagi Bang Alvin yang kadang suka gak ngotak kalau berbicara padanya.

"Yahh, kok didalem sih. Disini aja kali, Abang kan mau ngomong juga sama Adek Ala. Iyakan dek?" Lalu Alvin mengedipkan sebelah matanya.

Itu adalah salah satu contoh kenapa Alara tak tahan dekat-dekat dengan Bang Alvin. Bicaranya seperti orang mabok lem.

"Bacot lu, muka kayak gigolo juga," respon Prita terhadap ucapan menggelikan Bang Alvin.

"Adek! Siapa yang ngajarin ngomong gigolo begitu?"

Abi berhenti memberi makan si Jalu burung kesayangannya begitu dia mendengar Prita menyebutkan kata tak pantas.

Sweetest LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang