╰┈➤ ❝ ᑭᖇOᒪOGᑌE ; 𝗔 𝗚𝗢𝗥𝗚𝗘𝗢𝗨𝗦 𝗔𝗖𝗧𝗥𝗘𝗦𝗦 𝗔𝗡𝗗 𝗪𝗥𝗜𝗧𝗘𝗥-𝗡𝗜𝗠 ❞

1.3K 168 10
                                    

❝ one of my favourite authors is you, imbécile ❞━━━━━━━━━━☆☆☆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

one of my favourite authors is you, imbécile
━━━━━━━━━━
☆☆☆



























☆ ━━━━━━━━━ ☆

























"Gantung banget?? Sial!"

"Bisa-bisanya gue digantung kayak gini." Mendengus pelan, ia memutar bola matanya tak habis pikir dengan ending novel favoritnya.

Omniscient Reader's Viewpoint.

Dia sudah berulangkali membacanya dan tetap saja tak habis pikir dengan ending yang didapat. Sungguh, sesulit itukah menuliskan sebuah happy ending?? Okay, memang sepertinya sedikit mustahil terdapat happy ending di novel yang teramat rumit itu, tapi setidaknya ada secercah harapan kan harusnya??

Dari perjuangan ketiga pilar utama novel dan printilan-printilannya demi bertahan hidup satu sama lain, namun pada akhirnya mendapatkan ending yang sangat .... Ah, sudahlah.

Dokja yang muntah darah-modar-hidup kerjaannya demi rekan-rekannya tapi nasibnya di ending kayak gitu 'kan kayak???

"Oke, stop ngerosting novel cuma karena endingnya gak sesuai." Gak, gak bisa. Masih gak terima.

"Ah, pingin banget protes ke penulisnya tapi gak bisa." Memangnya dirinya siapa protes kemana-mana, kesibukannya masih menumpuk.

"Aduh kasian, padahal udah tua pacar belum dapat masih aja galauin novel gak nyata."

"Heh, diam ya!" Dirinya meletakkan novelnya di mejanya dan berjalan keluar dari kamarnya.

Novel yang sebelumnya menampakkan halaman terakhir, epilogue dari novel, tiba-tiba bergerak kembali pada prologue, awal dari novelnya.

Anehnya, baris-baris huruf itu mulai tak terlihat dan hanya lembaran kosong seolah buku sketsa polos.

☆☆
❞ ━━━━━━ ❝

BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN. Di Korea Selatan, panggung berdiri dengan percaya diri dengan sang artis yang melantunkan sebuah kisah yang dibungkus dalam senandung merdu tak lupa vokal yang diberkati para Muse dan Siren.

Gemerlap malam itu tak pernah redup bahkan kala hujan yang mengguyur spontan. Hal itu justru menambah atmosfer dari lantunan vokal dan ekspresi yang seolah ikut bercerita.

Malam itu, dirinya adalah pusat perhatian di tengah panggung lebar dengan langkah kakinya yang menghentak. Dress biru tua dengan heels terhentak mengikuti koreografi, dia bersinar sendirinya layaknya matahari pada pusat tata surya.

🖇⎯⎯  𝐌𝐈𝐒𝐒𝐈𝐎𝐍 ; she called his nameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang