🎬 26 of August
Sudah 1 bulan sejak tahun ajaran baru di mulai, hari-hari Lunar menjadi super sibuk sekarang, apalagi dirinya juga termasuk bagian dari tim olimpiade di sekolah, banyak lomba-lomba yang harus diikuti.
Dan sudah 1 bulan juga Lunar tidak pernah bertegur sapa dengan Saka, mereka berdua seakan tidak pernah saling mengenal padahal sebelumnya mereka dekat sedekat nadi dengan arteri.
Lunar dan Saka sudah dekat sejak kelas 11 awal, mereka saling menyimpan rasa namun rasa itu juga tidak pernah terungkap. Menurut mereka bukti nyata yang penting, walau tidak diungkap sudah jelas sekali mereka saling memiliki rasa.
Namun lama-lama Saka merasa hampa dengan hubungan mereka, karena tak ada kejelasan antara hubungannya dengan Lunar. Namun Gadis itu tidak mempermasalahkan walaupun hubungannya dengan Saka hanya sebatas 'dekat' saja.
"Aneh banget lo Nar." Carla menatap Lunar yang sibuk dengan tumpukan buku tebal berjudul Geografi.
"Apa?" Lunar melirik sekilas.
"Lo ada apa sama Saka? Et lo gausah ngeles ya ke gue, semua orang di kelas juga udah tau kalo lo jauh sama Saka sekarang."
Lunar terdiam, ia juga tidak tahu bagaimana cara menjelaskannya. Ia dan Saka sudah selesai, itu saja.
"Gue ngga ada apa-apa sama Saka, kita udah selesai."
"APA?! SEGAMPANG ITU!" Carla memekik kaget, tidak menyangka bahwa hubungan Lunar dan Saka akan selesai dengan mudah, padahal waktu yang telah mereka habiskan sudah satu tahun lamanya.
"Ga gampang La, gue apa ya aduh gimana ya jelasinnya gue bingung." Lunar terdiam sejenak, Carla menunggu.
"Gini-gini, Saka minta kejelasan ke gue-"
"Sstt diem dulu." Carla Mengisyaratkan Lunar untuk diam karena dari ambang pintu sana Saka melangkahkan kaki ke dalam kelas, Laki-laki itu tengah mengenakan Jersey Voli, peluh membasahi wajahnya. Sepertinya sedang ada Latih Tanding dengan sekolah lain di Gor.
Setelah batang hidung Saka sudah keluar dari kelas Carla mempersilahkan Lunar untuk kembali bercerita.
"Saka minta kejelasan ke gue-"
"Kejelasan gimana!" Gadis ber rambut pendek itu menyela dengan cepat, membuat Lunar sedikit geram.
"Dengerin gue dulu! Astagaa gue gimana mau cerita kalo di potong-potong gini."
Carla menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "hehe udah lo lanjut."
"Saka minta kejelasan tentang hubungan kita, ya gimana gue mau jawabnya orang kita juga cuma temen. Lagian dia nggak pernah ngungkapin perasaannya ke gue, ya gue bisa apa? Gue biarin aja dia pergi dari hidup gue." Lunar berbicara dengan enteng, lantas pandangannya kembali kepada buku Geografi yang tengah di bacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
our eighteen stories
Teen FictionNadhyaksa, walaupun dengan segala keterbatasannya, ia tumbuh menjadi sosok pemuda yang tabah dan memiliki kesabaran yang luas, walaupun terkadang masih sempat mengeluh, dan bertanya-tanya tentang nasib hidupnya, tapi itu wajar kan sebagai kodrat man...