"Hari ini cuacanya apa ya??" Gadis yang berbalut dengan kardigan berwarna baby blue itu berjalan sendirian menuju perpustakaan. Ia mendongakkan kepalanya ke arah Langit, tampak mendung. Bulan September, seharusnya memang musim hujan akan segera datang.
"Hujan!"
Entah bagaimana awal mula Lunar bisa begitu mencintai Hujan dan semua rintiknya. Lunar menikmati ketika rintik hujan membasahi kaki, atau hanya sekedar mendatangkan suara gemuruh yang menenangkan. Bahkan Lunar selalu meluangkan sedikit waktu untuk berhenti dan menatap setiap rintik hujan yang datang. Saat ini pun gadis itu juga melakukan hal yang sama.
"Hujan frontal adalah jenis hujan yang terjadi karena adanya pertemuan antara massa udara hangat dengan massa udara dingin." Lunar senang ketika ia mempelajari bumi dan seluruh topografinya. Lunar senang memperhatikan relief Bumi, ia tak pernah keberatan ketika ia harus menghafal berbagai macam materi geografi yang kata Carla akan membuat mabok itu.
Lunar mencintai Bumi dan segala aspek yang ada di dalamnya, termasuk kepada manusia nya. Apalagi ketika berhubungan dengan cuaca, Lunar sangat menyukai itu. Gadis 18 tahun itu juga memiliki impian untuk berkuliah di negara 4 musim, ingin melihat dan merasakan sendiri bagaimana rasanya cuaca di negara subtropik yang berada di Lintang tinggi itu.
Lantas Lunar kembali melangkahkan kakinya kembali menuju tujuan awalnya, perpustakaan. Ada banyak materi geografi yang harus ia pelajari hari ini termasuk menghitung kemiringan lereng. Hari ini adalah hari Jum'at pukul 1 siang.
Pada hari Jum'at sekolah hanya aktif sampai jam 11.30 setelah itu yang perempuan mengisi waktu dzuhur dengan kajian islam di gor sekolah dan yang putra sholat Jum'at berjamaah di masjid sekolah.
Setelah kegiatan keagamaan selesai, Untuk kelas 11 dan 10 kembali melanjutkan ekstra yang diminati sedangkan untuk kelas 12 seperti Lunar bebas, boleh pulang, boleh melanjutkan ekstra.
Lunar sendiri sudah tidak mengikuti ekstra nya yang dulu yaitu ekstra bahasa Jepang, kini ia lebih fokus untuk olimpiade yang akan segera datang. Oh! Lunar juga fokus dengan snbt tahun depan.
Siang ini perpustakaan begitu sepi, dan ini adalah surga dunia bagi Lunar. Segera saja ia mengambil tempat yang paling pojok dan membuka bukunya. 1 menit selanjutnya Lunar sudah tenggelam dengan dunia nya sendiri.
"Mau mencari buku apa le? Absen dulu ya"
"Oh saya nggak pinjam buku bu, saya mau nemui orang hehe."
"Tetap saja absen dulu ya."
"Baik bu."
Sayup-sayup Lunar mendengar suara ibu perpus dengan seseorang, tapi Lunar mencoba untuk abai.
Tak lama setelahnya kursi samping Lunar duduk tiba-tiba di tarik oleh seseorang, lantas cimory yogurt dengan perasa seasalt di sodorkan ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
our eighteen stories
Novela JuvenilNadhyaksa, walaupun dengan segala keterbatasannya, ia tumbuh menjadi sosok pemuda yang tabah dan memiliki kesabaran yang luas, walaupun terkadang masih sempat mengeluh, dan bertanya-tanya tentang nasib hidupnya, tapi itu wajar kan sebagai kodrat man...