Hai haii haiii🎃
Happy reading
.
.
.
.Kaca jendela pecah.
Mereka yang berada disebelah jendela spontan menoleh ke arah lain lalu melindungi wajah dan kepala mereka. Berbeda dengan Nara yang berada di posisi baris ke dua dari jendela dan telinganya yang tiba-tiba berdenging hingga tak sadar sesuatu melukainya.
Sebuah batu sebesar kepalan anak kecil itu menembus kaca jendela dan menggesek tulang pipi Nara. Nara yang terkejut tidak sempat melindungi kepala dan wajahnya, ia hanya berpaling saat batu itu hampir menghantam wajahnya.
Semua yang ada di kelas terkejut setengah mati, mereka menerka apa yang baru saja terjadi. Kaca jendela berserakan dimana-mana, dan keadaan yang semakin kacau karena mereka mulai panik.
Aksa menoleh ke arah Nara dengan sorot khawatir. Dia berlari menuju meja Nara, lalu meneliti keadaan Nara. Matanya membelalak saat melihat darah mengucur dari pipi Nara.
"Lo luka, Ra!" Aksa menyentuh pipi Nara yang kini mulai meneteskan darah. Nara yang mulai merasakan perih, meraba pipinya. Dia menatap darah dijarinya terkejut.
"Lo kena apa, Ra? Ya ampun.." Amara terkejut, dia hadap ke sana ke sini bingung harus apa.
"Gak tau, kena batu apa kaca ya?" Ucap Nara sedikit tersendat karena dirinya juga masih sedikit syok, tangannya pun bergetar.
Mereka semua langsung mengerubungi Nara, sebab hanya Nara yang terluka agak parah. Mata Nara menatap mereka satu persatu, lalu berhenti pada sosok disamping Aksa. Astorio Zealand.
Nara menatap Astor intens, sedikit terkejut karena dia juga ikut melihatnya. Nara tidak meringis malah tersenyum kecil, Aksa yang melihat itu mengernyit heran.
Astorio itu sulit untuk ia ajak bicara, apalagi didekati.
"Ya Tuhan, Nara!" Guru itu memegang dadanya melihat Nara terluka, dia menatap murid-murid yang mengerubungi Nara, lalu menyuruhnya sedikit menjauh agar Nara tidak sesak.
"Perih, Bu.." desis Nara saat merasakan sensasi perih diwajahnya saat tangan halus guru itu memegang sisi wajahnya.
"Ayo, Ibu anter kamu ke uks." Bu guru memegang lengan Nara yang berbalut jaket berwarna krem.
"Amara ikut, Bu!" Amara langsung berlari mengikuti langkah keduanya.
Aksa mengamati mereka dalam diam, dia juga khawatir tapi biarkan Nara diantar oleh mereka, nanti ia juga akan menyusul.
"Hati-hati anak-anak! Banyak kaca berserakan. Ibu akan mengantarkan Nara ke uks terlebih dahulu." Nasihat bu guru sebelum pergi.
"Baik, Bu!!"
Astorio memandang punggung Nara yang semakin menjauh, dia menghampiri jendela yang sudah rusak parah itu lalu menengok ke sekeliling, mencari pelaku kejadian ini. Sedangkan siswa yang lain mulai membereskan kekacauan yang terjadi.
Dari arah utara, ekor matanya melihat satu pemotor dengan dua penumpang. Dia memakai celana abu-abu dengan jaket hitam menutupi identitasnya.
Astorio menggeram marah. Tangannya mengepal emosi, ini pasti ulah mereka.
Astor melangkahkan kaki panjangnya ke kelas Zea. Dia akan memeriksa keadaan gadis itu.
Disisi lain, Aksa langsung bergabung dengan Deka dan yang lainnya, mereka berunding tentang apa yang baru saja terjadi.
"Ka?" Aksa duduk didepan cowok itu.
"Ini pertama kalinya sekolah kita kena teror kaya gini." Lanjut Aksa.

KAMU SEDANG MEMBACA
ASTOROID
Teen Fiction‼️WARNING‼️ Tentang bagaimana anak-anak Garuda High School menghadapi pergaulan bebas disekolahnya. Mulai dari tawuran, narkoba, pregnant before married, violence of sexuality, dll. ©akuiqi | 2023 16/4