6. Her Lil Sist

51 2 0
                                    

Happy reading ya!

.
.
.
.

Di jam hampir tengah malam ini, Reiken sedang dalam perjalan pulang dari les sekaligus menikmati angin malam dan senggangnya jalanan, di gas nya motor gagah itu dengan kecepatan tinggi menimbulkan suara garang yang mampu memecah keheningan malam.

Dibalik helm hitamnya, mata light brown nya berkilat karena cahaya lampu malam itu langsung menyipit melihat makhluk mungil dengan jaket kebesaran menyebrang tanpa melihat situasi jalan dan Ken yang melaju kencang langsung menginjak remnya.

Ckitttt!

Ban belakangnya sampai berdecit dan terangkat ke atas karena ban depannya dipaksa berhenti mendadak sebab kencangnya ia melaju, Ken menatap gadis kecil itu datar dibalik helmnya. Tangannya bersedekap dada menunggu gadis itu sadar dan membuka tangannya yang menutupi wajahnya. Posisinya yang tengah berjongkok ditengah-tengah jalan benar-benar tidak habis fikir. Kebanyakan nonton sinetron ni bocah

Saat membuka tangannya, gadis itu mampu bernafas lega karena tidak jadi ditabrak abang-abang balap didepannya ini.

Pupil mata Ken melebar, dia menatap gadis itu intens. Rambut long straight black, kulit pucat, bibir mungil, hidung kemerahan, dan jaket kebesaran itu sangat menarik perhatian Ken.

Ken turun dan mengampirinya, dia mengambil sandal gadis itu yang terpental karena tadi terkejut.

"Nih, sandal bayi lo" Ken melempar sandal berbulu itu di depan kaki gadis itu.

Dia yang mendengar itu spontan menunduk malu, kepergiannya benar-benar dadakan jadi wajar kalau penampilannya kaya bocil mau tidur.

"Maaf, saya nyebrang sembarangan." Ucap gadis itu sambil memakai sandalnya kembali.

"Bocah ngapain jam segini kelayapan? Mana pake piyama, ngigo lo?" Ken memasukkan tangannya ke saku celana, mencoba mengintimidasi lawan bicaranya.

Meskipun gadis itu sama sekali tidak menatap Ken tapi dia benar-benar merasa aura intimidasi dari Ken terasa kuat. Dia langsung saja jujur dan ingin segera lari, pergi dari sini.

"Diculik temen, belum sempat ganti baju."

"Bisa-bisa sekarang bukan temennya lagi yang nyulik, tapi gue."

"Gemesin soalnya."

"Saya pulang dulu. Sekali lagi, maaf."

"Eh, enak aja main pergi." Ken menarik tudung gadis itu yang hampir berlari membuatnya oleng dan berbalik.

"Kan saya sudah minta maaf, kakak juga gak luka." Jujur dia terlihat sangat ketakutan, keringat dingin bahkan mengucur dari pelipisnya.

"Gue anterin, nanti lo diculik lagi." Ken menarik tudungnya sampai akhirnya berhenti karena dia menepis kasar tangan Ken.

"Jangan sentuh-sentuh!" Gadis itu bergerak mundur, dia bersyukur pakaiannya panjang tertutup sehingga sentuhan lelaki asing itu tidak mengenai kulitnya.

"Oh, sorry. Gue cuma nawarin pulang bareng, kalau lo gak mau juga gue gak masalah." Ken yang tersadar langsung mundur dua langkah.

Dia tidak menjawab, melainkan duduk dipinggir trotoar dengan tangan bertaut, mulutnya merapalkan sesuatu yang Ken tidak ketahui.

"Gue seserem itu apa?"

"Gue mau pergi, tapi gak mungkin gue ninggalin anak kecil sendirian disini tengah malem, gak gantle."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 3 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ASTOROIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang