Siji

320 22 46
                                    

Hai!
Annyeong Teume-Deull.
Hope you enjoy it.
Don't forget to vote and coment.
Teubaaaaaaaaaa 💎💎💎💙💙💙
















Suasana sarapan pagi yang cukup tenang dan damai di keluarga Mahendra.

Tuan dan Nyonya Mahendra juga di bungsu Mahendra menyantap sarapan pagi nya dengan tenang.

"Bun Mas Haikal masih tidur?" tanya si Bungsu.

"Masih kayaknya.Mas mu semalem nugas sampe tengah malem.Katanya sih sengaja soalnya hari ini ada kelas siang jam satu." jelas sang Bunda.

"Sekolah kamu gimana Le?" tanya sang Ayah dengan logat jawanya.

"Lancar Yah." jawab Senja dengan senyuman manis.

"Udah ada rencana mau masuk universitas mana?"

"Belom Yahh.Masih bingung mau milih di UI apa ke UGM."

"Yakinin dulu mau kuliah dimana.Mau ambil jurusan apa.Kalau udah yakin nanti bilang ke Ayah atau Bunda.Atau bisa minta tolong sama Mas mu." jelas Ayah lagi.

"Iya Yah.Nanti Senja konsultasi ke Mas Haikal."

"Konsultasi apaan Dek?" tanya Haikal yang sudah terlihat rapi dengan setelan khas kampus nya.

"Lohh katanya kamu kelasnya siang Mas? Kok udah rapih?" tanya Bunda.

"Di telfon sama Rehan Bun.Dosennya majuin jam kuliah nya." jelasnya.

"Kok mendadak Mas?" tanya Senja.

"Hahhh nggak tahu dehhh.Dosennya ngeselinn.Pengen rasanya ngumpat.Dia nggak tahu aja kalo Mas baru tidur jam setengah dua pagi.Rencana mau tidur sampe jam 10 siang.Terus baru siap-siap kuliah.Ehhh malah di ajuin jam kuliah nyaa.Wasuu Wasuu." umpatnya tanpa sadar.

"Mas mulutnya." tegur sang Ayah.

"Kesel Yahh.Mas tuhh masih ngantuk." rengeknya.

"Udah nggak usah rewel gitu Mas.Sarapan aja kamu.Habis itu berangkat kuliah.Kalau udah nggak ada matkul langsung pulang terus tidur." ucap Bunda mengusap rambut Haikal.

"Iya Bun." Haikal pasrah saja.Ia memakan nasi goreng buatan Bunda nya dengan sesekali mengusap.

Senja yang melihat Mas nya seperti itu hanya bisa merasa iba.Ia tahu bagaimana frustasi nya Mas nya itu saat nugas semalaman.

"Mas kalau nggak ikut matkul ada hukuman nya yaa?" tanya si bungsu.

"Kalau nggak ketahuan ya nggak kenapa-kenapa sihh.Tapi ini dosennya killer jadi Mas nggak berani Tipsen."

"Jadi kalau dosennya nggak killer kamu suka Tipsen Mas?" interogasi Ayah.

"Hehehe kadang doang Yahh." cengirnya watados.

Ayah hanya geleng-geleng kepala saja dengan kelakuan anak sulungnya.

Dan tiba-tiba,

Kring... Kring... Kring...

"SENJAAAA." panggil seseorang dengan suara yang menggelegar dan bunyi bel khas sepeda yang terus berdering.

"Bunda Ayah Mas Haikal, Senja pamit sekolah dulu yaa.Langit sama Lintang udah nunggu." pamitnya mencium tangan Ayah Bunda dan juga Haikal.

"Hati hati ya Dek bawa sepeda nya." ucap sang Bunda.

Senja mengangguk mengerti lalu berjalan meninggalkan ruang tamu.

Sesampainya di teras Senja langsung mengambil sepeda goesnya.Membuka pagar rumah.

Dan terlihat lah dua cowok yang tengah menunggu nya.
Satu cowok putih dengan sepeda merahnya.Dan satu cowok hitam manis dengan sepeda biru tuanya.

Eternal Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang