Ting nong~ ting nong~Terdengar suara bel dirumahnya bunyi, ia bisa pastikan itu pasti gunwook dan gyuvin yang sudah tiba dirumahnya. Dia segera keluar dari kamar dan turun kebawah. Sebelum membuka pintu ia tak lupa menyeka air mata yang terus turun dimatanya, walaupun percuma karna gimana pun itu air mata tetep ngucur.
“Bentar”.
Ting nong~ tingnong~ tingnong~
“SABAR BANGSAT” ini Junhyeon teriak karna kesel. Penglihatanya yang sekarang agak burem gara gara air mata buat dia susah buat buka pintu yang emang lagi dikunci itu, mana palanya juga pusing ni anak dua gasabaran bener.
Cklek.
“Akhirnya lu buka juga jun” ucap Gyuvin. Dia belum melihat keadaan didepanya karna dia lagi jongkok buat buka dulu tali sepatu. Beda dengan Gunwook yang malah bertatapan langsung dengan Junhyeon sekarang.
“J-jun gua…, lu gapapa kan?” Gunwook kaget, gak tega liat keadaan Junhyeon sekarang, matanya udah sembab tapi air mata tetep turun ke pipinya, wajahnya pucat menatap lurus kearah mata Gunwook. Tatapan itu, tatapan yang buat Gunwook sakit liatnya penuh kekecewaan.
Suasana canggung itupun sampai pada gyuvin yang sekarang sedang dengan susah payah mencopot sepatunya. Dia nyesel kenapa harus make sepatu gak kaya Gunwook yang pake sendal jepit doang.
Hening, Itu yang Gyuvin rasakan sekarang. Dia belum sama sekali melihat keatas, sampai saat sepatunya sudah tercopot sempurna akhirnya dia mendongakan kepalanya. Sekarang dia tahu alasan kenapa suasana terasa canggung, Dia bisa melihat ekspresi Junhyeon yang bisa dibilang cukup memprihatinkan sekarang. Dia berdiri agar bisa melihatnya dengan lebih jelas, oke hal ini cukup menyakitkan karna dia terbiasa melihat Junhyeon yg ceria bukan seperti saat ini.
Junhyeon sadar dia harus dengan cepat akhirin momen canggung ini.
“Ayo masuk dulu” giliran Junhyeon yg mempersilahkan kedua sohibnya ini buat masuk, agak aneh menyambut mereka, biasanya mereka main masuk gatau diri langsung rebahan dikamarnya.
“oh o-ooke” balas Gunwook menyenggol lengan Gyuvin, “lu duluan pin” bisiknya.
“ga ah lu duluan, udah sana” dorong Gyuvin pada Gunwook.
Disini mereka sekarang duduk di sofa tetap dengan suasana canggung, karna gaada yg mau buka suara.
“krik krik sepi betul ini” celetuk Gyuvin.
Junhyeon yang sedari tadi menunduk menoleh kearah mereka berdua yg duduk disebrangnya.
“Udah gua kasi tau kan, sekarang mau gimana hah?” Ucapnya.
Gunwook menjawab “jadi ini serius jun, gua masih mikir ini prank anj”. Gyuvin menyaut “gua juga jun masih gapercaya”.
“Gua juga pengennya semua ini cuman bercanda nuk, pin, tapi kenyataanya nggak” Junhyeon berdiri pergi sebentar kekamarnya untuk menunjukan bukti kehamilanya pada mereka.
“Noh test pack, gua awalnya gapercaya sampe gua tes ginian” kardus berisi testpack yg sudah dia pakai, dia lempar ke arah meja yang berada tepat didepan dua sohibnya itu.
Keduanya langsung saja menatap kardus yang isinya sekarang udah berceceran diatas meja.
Gyuvin dengan cepat mengambil salah satu testpack yang ada disitu, setelah melihatnya dengan sangat amat teliti dan serius akhirnya dia memberikanya pada Gunwook juga.
"Beneran garis dua cok!".
"Waduhhhhh bro kok jadi bablas gini anjing" balas Gunwook.
Sekarang mereka berdua (Gyuvin, Gunwook) hanya bisa memasang wajah bodohnya, speechleess lah intinya.
Junhyeon hanya bisa menghela nafas, capek bor. Punya temen ngaco semua, mana sekarang mau jadi bapak , agak kurang percaya sebenernya. Tapi begimana lagi udah terlanjur mana nanamnya diperut dia lagi🙏. Gatau nasib anaknya ini nanti kaya gimana dapet dua bapak model begini.
Junhyeon sedikit mengelus perutnya,
'Cah kenapa yang jadi bapak lu harus mereka coba, tau gini gua nyarinya model lee minho aja.' Ucapnya dalam hati.
__________________ ______________________
KAMU SEDANG MEMBACA
LOH?! - Junhyeon Centric
Fanfiction"Gua hamil" "Beneran garis dua cok" "Waduhhh bablas ini". Mpreg. Gaenojo