Part 07

22.5K 939 5
                                    

Kyler menghampiri Galvin dengan langkah yang lebar. dengan tangan kanan nya yang memegang payung. ketika dia melihat anak itu mandi hujan lewat CCTV, pemuda itu langsung pulang ke mansion nya lagi.

Rahang yang mengeras, tatapan tajamnya terus menatap wajah Galvin. membuat anak itu menundukkan kepalanya karena dia terlalu takut untuk melihat tatapan tajam kakak sulungnya.

Galvin meringis begitu tangannya di tarik paksa oleh Kyler ke dalam mansion. diikuti Bondan dan bodyguard yang lain. melihat Galvin di seret, membuat Bondan dan bodyguard yg lainnya merasa iba.

Galvin menangis kala cengkraman Kyler begitu kuat di pergelangan tangan kanannya. terlebih lagi dia harus mengimbangi langkah besar kakak sulungnya.

"Bang sakit hiks! lepasin tangan Galvin!"

Kyler Tak menggubris ucapan anak itu. sampai akhirnya dia mulai melepaskan cengkraman nya begitu Galvin dan dirinya sudah berada di dalam mansion. atau lebih tepatnya di ruang keluarga.

Galvin memegang pergelangan tangan kanan nya yang memerah akibat ulah Kyler. "Abang jahat hiks! tangan Galvin sakit tau!" isak anak itu menatap netra Kyler.

"Apa kau bilang? jahat?! Abang jahat? iya?! apa kau tidak melihat kalau di luar sedang turun hujan ha? kenapa kau malah bermain hujan-hujanan Galvin?! kenapa?!" bentak Kyler.

"Galvin cuma mau main Abang. Galvin bosen di kurung terus. Galvin juga mau keluar dari mansion ini" ucap anak itu membalas ucapan Kyler dengan nada tinggi juga.

Galvin duduk di lantai dengan air mata yang terus turun membasahi kedua pipi gembul nya. membuat Kyler terdiam sesaat.

Dilihatnya tubuh Galvin sudah bergetar hebat. "Galvin gak mau di kurung terus abang hiks. Galvin juga mau kebebasan kaya kalian hiks" cicit Galvin dan itu dapat di dengar oleh indera pendengaran Kyler yang tajam.

Kyler memejamkan matanya untuk memendam semua amarahnya. dia tidak boleh kelepasan. Kyler tidak mau jika emosi nya itu akan menyakiti adik nya nanti.

Kyler menghela nafas berat, menatap sendu Galvin yang masih menangis. ia berjongkok dengan satu kaki, "maaf"

Satu kata itu berhasil membuat Galvin mendongakkan kepalanya. ia menatap paras tampan sang kakak sulung.

Kyler menggendong Galvin, mengelus punggung anak itu dengan teratur. "Jangan menangis" ujar Kyler dengan lembut. Kyler tidak perduli jika pakaian nya sudah basah karena pakaian Galvin yang basah karena air hujan tadi.

Ia hanya fokus untuk menenangkan adik nya yang masih menangis di gendongan nya. merasa nyaman, Galvin pun mulai meredakan tangis nya walaupun masih seseggukkan.

"Abang" panggil Galvin serak.

"Hm?"

"Pusing"

Mendengar itu membuat Kyler menghentikan aktivitas nya yang sedang mengelus punggung adiknya.

Kyler menatap wajah adiknya yang sudah pucat. "Sepertinya kau demam. Abang akan memanggil Papa sekarang"

Kyler menatap Bondan. "Telpon Papa sekarang!" Kyler memberi perintah dan langsung diangguki oleh pria itu.

Pemuda itu segera memasuki lift dan membawa Galvin ke lantai 3. atau lebih tepatnya ke kamar anak itu. "Kau akan baik-baik saja, Galvin" gumamnya.

💚😸

"Bagaimana keadaan Galvin, Pa?"

Adrian tersenyum mendengar pertanyaan Kyler. Adrian dapat merasakan kekhawatiran pada keponakan nya. "Kau tidak perlu khawatir, boy. Galvin akan baik-baik saja karena dia hanya mengalami demam biasa" jawab nya.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang