Pada satu sudut kampus , terlihat seorang wanita terus dihinggapi oleh setiap pria yang merasa pantas untuk mengerubunginya , seolah wanita itu adalah mangsa dari lalat-lalat yang beterbangan .
Tetapi , wanita ini bukanlah sampah atau bangkai . Dia bahkan tidak pantas untuk di sebut seperti itu , jika kalian melihatnya . Kalian akan tau bahwa wanita ini adalah definisi kesempurnaan yang sesungguhnya .
"Dia lah bidadari yang nyata" gumam seseorang dari posisinya saat ini , duduk dari jarak yang jauh tetapi tetap dapat melihat setiap kerumunan yang menghampiri wanita yang selalu menjadi idola di kampus mereka .
Plak !
Ketika dia sedang menikmati pemandangan terindah baginya di Dunia, seseorang ini harus terganggu akibat pukulan di kepala yang didapatnya dari seseorang sahabat yang sebenarnya seperti iblis nyata !
"Apa kau akan selalu berada disini , seperti orang idiot , atau seorang kutu buku dengan kacamata besar dengan baju yang dimasukkan ke dalam celana , berjalan sambil memeluk tumpukan buku tanpa mengatakan perasaan mu padanya ?" temannya meletakkan tangan di pinggang , memarahi sahabatnya seolah dia adalah orang tua yang sedang menentukan masa depan .
Tetapi yang dimarahi hanya mengembalikan pandangannya pada orang yang di bicarakan oleh sahabatnya itu "Kami berbeda , Jisoo"
Kekesalan memenuhi dada Jisoo , mendengar sahabatnya berkata seperti itu . Dia merasa ini adalah toleransinya yang terbesar "Apa karena dia adalah seorang selebritas sekaligus model , sementara kau hanya calon pengusaha yang akan mewarisi jabatan Appa mu ?!"
Dia tetap terdiam , baginya orang yang dipujanya memiliki jalan berbeda dengannya , pikirannya terlalu jauh . Jika orang ini bersama dengannya , akankah dia merenggut dunia sang pujaan hati nantinya untuk mengikuti jejaknya sebagai pebisnis ? Pemikiran macam apa itu , lalu pemikiran bagi mereka yang akan memiliki topik pembahasan yang berbeda karena bidang mereka . Membuatnya berpikir bahwa mereka tidak akan cocok dari segi apapun , kepopuleran ? Tentu saja mereka memiliki kesamaan, tetapi untuk masa depan . Mereka terlihat tidak cocok sama sekali .
Wanita itu , menyukai ketenaran dan pemujaan saat mendapatkan pengakuan atas keberhasilannya dilayar kaca . Sementara dia ? Tidak menyukai ketenaran itu , sebab dia telah memperingatkan Appanya untuk tidak memberikan pengumuman apapun bahwa dia adalah pewaris satu-satunya perusahaan yang dimiliki sang Appa .
"Untuk memiliki hubungan yang berhasil , kami harus memiliki pandangan yang sama . Tetapi kami tidak , dia menyukai ketenaran. Aku membenci itu . Sementara aku menyukai bisnis , dan dia membenci itu sehingga mengambil pilihan sebagai entertainer yang bertolak belakang dengan keluarganya" seseorang itu kemudian berdiri , menyudahi waktunya menikmati sesuatu yang akan hanya akan terus menjadi 'pemandangan' baginya "Ayo , kita memiliki kelas" berpindah menatap sahabatnya dan juga wanita yang menjadi primadona kampus mereka . Jisoo menyayangkan hal itu semua .
"Padahal jika kalian mencoba untuk dekat satu sama lain , mungkin kalian memiliki jalan keluarnya" dari kejauhan Jisoo dapat melihat bahwa wanita yang dibicarakan melihat kearahnya . Tepatnya wanita itu menatap punggung sahabatnya yang berjalan menuju kelas "Tetapi , kalian sudah menerima kegagalan meski belum mencobanya"
Tidak berbeda seperti sahabat Jisoo yang sudah menyerah bahkan sebelum memulai , Jennie hanya bisa terdiam menatap punggung orang yang di sukainya menghilang dari kerumunan .
"Jennie , pergilah dengan ku" ajakan seorang pria yang selalu meminta Jennie berkencan dengannya .
"Jennie , mau kah kau menemani ku di acara makan malam keluarga besar ku , kebetulan ayah ku akan mengumumkan tentang warisannya" pria lain menyombongkan diri .
KAMU SEDANG MEMBACA
Together
FanfictionMemiliki kesukaan dan ketidak sukaan yang bertolak belakang , harus membuat mereka menyimpan perasaan mereka masing-masing . Hanya karena alasan ini , mereka harus menahan semua rasa sakit saat tidak bisa menggapai orang yang di sukainya . Tetapi...