Part 4 Sulky

1.1K 73 3
                                    

Pukul 20

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 20.00

Aku bergegas pulang saat aku sudah menyelesaikan semua pekerjaanku. Sungguh hari yang melelahkan. Aku turun dari lift bersama beberapa rekanku yang memang lembur juga hari ini.

Aku kembali teringat dengan ucapan bocah itu. Nasihatnya tadi pagi ternyata tidak buruk juga. Ya, aku melakukannya tadi. Benar juga yang ia bilang.

Aku memang tidak bisa mengontrol bagaimana orang memperlakukanku. Tetapi, aku bisa mengontrol caraku merespon. Dan benar saja, aku merasa tidak larut dalam emosi meski si Tua Bangka itu mengomeliku tadi.

"Aurel" panggil seseorang dari belakangku. Aku menoleh ke belakang dan aku melihatnya. Daniel, pria yang usianya satu tahun di atasku. Ia juga kerja disini. Tetapi karena ia bekerja di bagian pemasaran, aku jaramg bertemu dengannya.

Daniel cukup populer disini. Jangan ditanya alasannya! Apalagi kalau bukan karena penampilannya. Selain itu, dia juga pekerja keras. Aku akui dia memang tampan, tetapi bagiku tak cukup menarik perhatianku.

"Lo mau pulang?" tanyanya basa-basi dan hanya kujawab dengan anggukan. Percayalah, aku tidak suka menjadi pusat perhatian. Apalagi jika berurusan dengan pria.

Lihat saja, hanya karena ia mengobrol denganku, semua wanita disini langsung memandangku. Aku menghela nafas.

"Pulang naik apa?" tanyanya lagi. Oh ayolah... aku benci basa-basi ini.

"Mobil lah apalagi" jawabku. Sungguh aku tidak peduli dengan nada bicaraku yang terkesan jutek.

"Kok bisa ya?" tanyanya yang membuatku menaikkan alis.

"Kok bisa ada cewek yang cantik pas jutek kayak lo" ucapnya.

"Terserah lo deh" ucapku yang langsung berjalan meninggalkannya.

Meski begitu, Daniel tetap menghampiriku, "Tungguin gue!"

***

Setelah keluar dari kantor, Daniel tak berhenti mengikuti Aurel. Daniel mencoba agar obrolan mereka tidak berhenti. Meski respon Aurel tidak begitu baik, tetapi semangat pantang menyerahnya membuat Daniel justru menyukainya.

"Daniel, ini gue gak mau basa-basi, lo pura-pura bego atau emang bego sih" ucap Aurel yang telah menghentikan langkahnya.

Alis Daniel naik sebelah dan hal itu membuat Aurel menghela nafas, "Lo jauh-jauh deh dari gue! Lo gak liat apa berapa banyak mata yang natap gue seolah mau bunuh gue"

"Lo mau buat gue mati beneran dibantai fans garis keras lo" ucapan Aurel itu seketika mengundang tawa Daniel.

Berbeda dengan Daniel, Aurel justru rasanya ingin membantai Daniel. Bukan apa, tawa pria itu justru semakin mengundang banyak mata memandang mereka.

Tanpa diketahui Aurel, sedari tadi interaksinya bersama Daniel itu telah diperhatikan oleh cowok di seberang sana. Cowok yang menunggu kepulangannya. Liusifer... pria itu bahkan sudah mengepalkan tangannya kuat-kuat. Amarah pria itu seolah bom waktu yang siap meledak kapan saja.

IMMATURETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang