Page 18

5 3 0
                                    

Mendekap luka
Menyimpan derita
Memasang tawa bahagia
Biar semua seolah baik-baik saja

Just another story that I wanna tell you.

Suatu hari langit terlihat sedikit mendung. Hari itu, aku berkumpul dengan teman-temanku. Mereka semua tertawa pada candaan yang saling dilontarkan. Mereka terlihat sangat bahagia seolah hari esok ga ngasih mereka kesempatan buat tertawa lagi. Aku juga sama. Aku sama terlihat bahagianya kayak mereka. Aku ga memikirkan hari esok bakal gimana karena aku hanya ingin terlihat bahagia, seperti saat aku tertawa waktu itu.
Iya, semua terlihat baik-baik saja.
Semua terlihat bahagia.
Padahal, waktu itu aku lagi sangat terluka.
Sebelum datang, aku mengusap air mataku yang turun berkali-kali.
Aku menutup rapat-rapat sakit di dalam diriku.
Hanya agar bisa berbaur dengan mereka.
Kukira hanya aku yang melakukan seperti itu.
Ternyata, bukan hanya aku.
Mereka semua yang tertawa di hari itu, juga punya derita. Juga lagi gak baik-baik aja.
Masalah kita mungkin berbeda.
Beban kita mungkin juga ga sama.
Tapi, kita berada di bawah cengkraman sakit yang sama.
Levelnya beda, tapi cukup untuk membuat menangis bagi masing-masing insan yang menanggung.
Lalu kusadari, tawa waktu itu palsu.
Kita tertawa di atas luka yang menganga.
Ah, itukah pertanda dewasa?
Terluka tapi harus baik-baik saja(?)







My Random FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang