BAB 2

68 7 0
                                    

10 tahun telah berlalu. Selama itu juga Alan tidak bisa melupakan Marsha. Begitu pulang dengan Marsha yang tidak bisa melupakan laki laki yang pertama kali dia cium. Namun waktu mereka berpisah membuat wajah mereka sangat berbeda. Setelah lulu dari dunia Idol, Marsha Ingin terjun di dunia bisnis. Dengan tamatan Sarjana Bisnis ia langsung mendaftarkan diri sebagai serkertaris perusaan ternama di Indonesia tersebut.

"Buhg!" Suara dua orang bertabrakan.

"Aduh!" Ucap Marsha memegangi bahunya.

Melihat kertas yang berhamburan Itu. Marsha langsung mengambil dan merapikan semua dan memberikan ke pada ke sosok pria tersebut.

"Maaf pak saya buru buru." Ucap Marsha sambil membungkukan dirinya.

"Iya lain kali kalau jalan hati hati, di sini banyak orang berhalulalang." Ucap Pria berjas itu.

"Iya pak saya pamit dulu sudah di tunggu oleh seseorang di ruang HRD." Ucap Marsha sambil menunduk.

"Baiklah saya juga ada kerjaan." Ucap Pria berjas pergi meninggalkan Marsha.

Marsha yang sudah terlambat itu langsujg masuk ke ruang HRD untuk di wawancarai dan di tes. Sementara di ruangan lain pria berjas terus memikirkan wajah Orang yang ia tabrak tadi.

"Apakah Dia Marsha, wajah sudah bertambah cantik" Gumam Alan di dalam Ruanganya.

"Tok! Tok! Tok!" Suara pintu di ketuk.

"Silahkan masuk" Ucap Alan.

Seorang pria membuka pintu Masuk keruangan Alan.

"Maaf pak mengganggu waktunya." Ucap  Seorang peegawai.

"Enggak ganggu kebetulan saya juga tidak terlalu sibuk. Mari silahkan duduk Ren" Ucap Alan.

Rendi pun duduk di depan dari sahabatnya. Rendi yang bertugas sebagai tangan kanan Alan dan juga sahabat saat masuk SMA dulu. Setelah duduk Rendi hendak membiritahu kalau sudah ada beberapa peserta yang sesusai dengan kriteria persahaan.

"Maaf Pak Alan saya ini membawa berkas sekertris seperti yang tuan minta" Ucap Rendi menyerahkan berkas berisakan data data peserta.

"Baiklah Ren silahkan keluar saya akan memeriksanya" Ucap Alan mengambil berkas yang di berikan oleh Rendi.

"Sebelum pamit saya minta tuan Alan mempercepat pemeriksaan dan seleksinya. Karena saya akan memberikan jadwal tuan untuk beberapa bulan kedepan." Ucap Rendi.

"Baiklah 30 menit lagi saya akan memanggilmu lagi dan saat itu saya juga sudah putuskan" Ucap Alan.

"Kalau begitu saya pamit dulu tuan" Ucap Rendi lalu bangkit dari tempat duduk dan berjalan keluar ruang. Setelah Rendi Pergi Alan segera memeriksa beberapa kertas yang tercatat nama dan pengalaman kerja dari perserta. Sampai satu nama dan wajah yang seperti iya kenal.

"Marsha Leviana Nandera, sepertinya aku tidak asing dengan muka dan namanya. Apakah itu dia?" Batin Alan.

Alan pun menelfon Rendi untuk ke ruangannya. Karena berkas nya ia periksa sudah di lihat olehnya.

"Ren gua udah selesai lu ke sini." Ucap Alan di telefon.

"...." Rendi

Beberapa menit kemudian terdengar suara ketukan pintu. Alan pun menyruh orang mengetuk pintu masuk. Lalu mempersilahkan duduk.

"Ren saya sudah selesai memeriksa dan saya pilih peserta bernama Marsha Leviana Nandera." Ucap Alan Meletakan berkas di atas mejanya.

"Baik tuan, apakah ada lagi yang ingin tuan bicara?" Tanya Rendi.

Jalin Kasih Idol & CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang