TAMARA¹

3 0 0
                                    

        Hari ini aku baru saja sampai di rumah orang tuaku, yah sampai saat ini aku masih tinggal dengan mereka karena rumah yang sedang ku bangun belum juga selesai dan siap untuk di tempati, aku memasuki gerbang rumah yang tak terlalu besar itu, ku lihat ada mobil kakekku yang terparkir di halaman rumah, "tumben kakek main ke rumah, moment langka nih" aku membatin. Aku memasuki rumah itu, semua orang sedang duduk di ruang tamu, tak ada yang aneh dari mereka hanya saja yang membuatku terkejut adalah kakek kami yang datang ke rumah orang tuaku bukan di hari libur melainkan di hari-hari biasanya saat orang-orang tengah sibuk bekerja. Dia tersenyum menatapku begitupun aku ikut tersenyum menatapnya, dia memintaku duduk di dekatnya

"Bagaimana pekerjaanmu hari ini? Lancar kan?" Tanya kakek

"Lancar kek, hanya sedikit lelah tapi ini menyenangkan untukku" ucapku

"Bagaimana kalau kamu bekerja di perusahaan kakek saja? Kakek membutuhkan orang yang pantang menyerah sepertimu" Balas kakek

"Kek, kita kan sudah deal untuk membiarkan adiknya Zendra untuk mengurus itu setelah ia tamat SMA, dan kakek juga berjanji tidak akan membahas hal itu lagi kan kek" ucapku memelas

"Haha kakek kira kamu akan berubah pikiran, karena karaktermu sangat cocok untuk menduduki jabatan direktur di perusahaan kakek yang itu, lagian kalian berdua cucu pertama kakek, Zendra cucu pertama laki-laki dan kamu cucu pertama perempuan, karakter kalian pun sama kuat" ucap kakek lagi

"Apa pun itu kek aku tetap tidak mau" ujarku lagi

"Baiklah tidak masalah, cuma kali ini kakek mau tanya, apa kamu sudah memiliki pasangan?"

"Kek, aku masih muda, Zendra saja yang tua dariku 1 tahun juga belum memiliki pasangan, dia masih menikmati cewe-cewe liar, lagian ngga mungkin aku melangkahi dia kek" ucapku mengelak

"Dia laki-laki, wajar saja, kalau kamu kan perempuan, kakek takut kamu terlalu mandiri dan senang dalam kesendirian sehingga memilih untuk tidak menikah" ucap kakek lembut

"Mana mungkin aku tidak menikah kek?" Aku membela diri

"Kamu jangan berbohong, Jingga sudah cerita tentang niatmu untuk tidak menikah itu pada kakek"

"Aku hanya bercanda kek, yang benar saja, masa kakek percaya"

"Ya, melihat tipe dirimu yang seperti ini kakek pasti percaya dengan ucapan itu, dan itu kemungkinan terjadinya 50%, oleh karena itu kakek akan menjodohkan kamu dengan anaknya teman kakek yang kakek percaya bisa merubah dirimu yang keras ini" ucap kakek

"Aih kakek, aku janji akan memiliki pasangan tapi jangan jodohkan aku kek, aku janji akan menikah" ucapku memohon

"Mereka akan datang dalam waktu 1 jam, kakek minta kamu bersiap dan menggunakan pakaian yang rapi"

       Aku berjalan sambil menghentakkan kakiku keras layaknya anak-anak, aku kesal dengan keputusan kakekku yamg sepihak tanpa berunding dulu denganku, menurutku kali ini kakek benar-benar tidak memberikan ku kesempatan untuk memilih apa yang ku mau, dengan cepat aku segera bersiap dan berdandan sederhana dan serapi mungkin, rambut panjangku ku jalin hingga rapi, aku menggunakan baju berwarna krem dengan bahu terbuka dan lengan yang tertutup, baju itu memiliki panjang hingga lutut, dengan wedges yang berwarna krem juga serta riasan tipis membuatku tampak cantik dan natural.

        Aku terus memainkan ponselku hingga suara bel mengganggu aktifitasku, ku lihat bibi mulai membuka pintu, kakek, aku, Jingga, mama dan papa ikut berdiri mengikuti kakek, kakek menyambut tamu itu dengan hangat, dia adalah teman kakek yang tadi diceritakan oleh kakek, tamu yang datang ada sekitar 5 orang, seorang kakek, ibu, bapak, adik laki-laki yang ku perkirakan berusia 17 tahun dan seorang laki-laki yang ku kira sebaya denganku, kami bersalaman dan kakek mengajak semua tamu menuju ruang makan untuk mengikuti makan malam. Acara makan malam pun diikuti dengan basa-basi yang aku sendiri tidak paham, aku tak mendengarkan sedikit pun pembicaraan mereka, aku hanya fokus menyantap makan malamku, hingga panggilan dari kakek menghilangkan fokusku

"Tamara, inilah Alfarizzi yang akan kakek jodohkan denganmu, tampan bukan?" Ucap kakek sambil tertawa kecil dan diikuti oleh orang-orang lainnya

      Aku hanya tersenyum tipis tanpa melihat ke arahnya, aku hanya menatap kakek sebentar dan lanjut menyantap makananku, Jingga menyikut lenganku sambil berbicara dengan suara kecil "jaga senyumanmu kak, jangan terlihat masam begitu, nanti kakek marah" aku hanya mengangguk kecil dan lanjut menyantap makananku. Entah berapa lama pertemuan itu berlangsung yang jelas aku benar-benar sudah tidak merasakan apa-apa lagi, tubuhku yang masih begitu lelah, di tambah berita dari kakek yang tidak mengenakkan membuat badanku semuanya menjadi tak ada rasa

         Setelah semua tamu pulang dari rumah orang tuaku, aku pun langsung berjalan menuju kamarku, segera ku rebahkan tubuhku di kasur, rasanya hari ini cukup berat, pekerjaan yang ku sukai kini semakin memiliki tugas yang berat, ditambah berita yang kurang mengenakkan dari kakek, membuatku tak sanggup berbicara dan hanya bisa memejamkan mata, aku lihat langit-langit kamarku yang tampak berputar-putar, dari situ aku tau bahwa aku sedang tidak baik-baik saja, ku coba untuk duduk dan mencari air putih yang memang sudah ada di nakas sebelah ranjangku, ku habiskan setengah botol minuman itu dan lanjut memejamkan mata, setelah itu aku tidak lagi tau apa yang terjadi di diriku. Tiba-tiba aku sudah bangun dan ku lihat jendela ternyata sudah pagi, di sampingku juga ada Jingga yang tengah tertidur

"Jingga, bangun, ngapain kamu di kamar kakak?" Ucapku

"Hoaaam oh udah bangun ya kak, tadi malem kakak hilang kendali lagi, waktu kakak minum itu aku udah tau kalo kakak pasti hilang kendali, makanya aku temani tidur disini, takut kakak kenapa-napa aja si" balas Jingga

"Hilang kendali apanya, aku masih sadar kok" ucapku lagi

"Kakakku sayang, tidur dalam keadaan kaki terjuntai apa itu ngga hilang kendali? Cari minum dengan meraba-raba keberadaan botol minuman itu masih ngga hilang kendali? Lagian aku heran deh, kenapa ngga periksa aja si ke dokter? Mumpung masih sedikit gejalanya" ketus Jingga

"Berisik lo bocil, udah sana aku mau siap-siap ngantor, udah telat tuh" ucapku dan Jingga pun meninggalkan kamarku

       Aku pun bersiap untuk menuju kantorku, aku tidak merias diri, hanya saja aku menggunakan skincare untuk tetap menjaga kulitku, dan ditambah sedikit polesan lipgloss, kemudian aku pun lanjut menggunakan jas dan membawa tas ku ke garasi mobil dan lanjut melajukan mobil setelah berpamitan dengan papa mama

PERANGKAT (TAK) BERTAUTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang