Pagi ini jadwalku ialah rapat dengan klien yang sudah lama menjalin kerja sama dengan perusahaan milik papaku, sehingga aku harus datang lebih cepat untuk menyambut klien itu. Jam 07.15 aku sudah sampai di kantor kemudian aku berjalan menuju ruanganku, ku minta sekretarisku untuk menyiapkan dokumen yang akan di rapatkan hari ini, kemudian aku berjalan menuju ruang rapat dan menunggu klien, sekitar 10 menit menunggu klien ku pun datang, dia benar-benar tepat waktu, rapat pun dimulai setelah aku menyambut kedatangannya. 1 jam kemudian rapat selesai dan berjalan dengan sukses, seusai rapat aku pun kembali ke ruangan lalu tiba-tiba ada yang mengetuk pintu, aku pun membolehkan orang itu untuk masuk. Ternyata itu adalah kakek, dia berjalan memasuki ruanganku dan ku persilahkan ia untuk duduk di dalah satu kursi di ruangan itu.
"Alfa, apakah kamu sibuk hari ini?" Tanya kakek padaku
"Tidak kek, memangnya kenapa?" Tanyaku
"Kakek tau, kamu masih mencintai Citra kan? Sehingga kamu tidak mau mencari gadis lain pengganti Citra" ucap kakek
"Kek, aku sudah tak mencintai Citra, aku tidak punya pacar atau calon istri bukan berarti aku belum move on kek" ucapku
"Kakek harap kamu benar-benar sudah melupakannya, jika melihat usiamu, sudah cukup matang rasanya untuk menikah dan memiliki keluarga kecil, kakek ingin kamu segera menemukan keluarga kecilmu, oleh karena itu kakek ingin mengenalkan kamu dengan cucu teman kakek nanti malam" ucap kakek
"Kek, ini sudah ketiga kalinya kakek mengenalkanku dengan cucu teman kakek, apa kakek masih belum puas mengenalkan aku dengan cucu teman kakek? Sudah 2 kali aku menolak wanita-wanita itu kek, apa kali ini aku harus menolaknya lagi kek?" Ucapku dengan nada sedikit meninggi
"Alfa, kali ini sepertinya dia akan cocok denganmu, dia memiliki sifat ambisius sepertimu, pantang menyerah dan jujur, menurut kakek itu sesuai untuk mengatasi kepribadian kamu yang seperti ini" balas kakek
"Kek, aku tidak mau"
"Harus mau, kakek tunggu kamu jam 6 di rumah, kita akan berangkat sama-sama dengan ayah, ibu dan adikmu ke rumah teman kakek itu"
Setelah menyampaikan berita itu kakek pun pergi tanpa menunggu jawaban dariku, aku mengacak kepala karena pusing dengan ulah kakek yang suka seenaknya. Kembali ku lanjutkan pekerjaan-pekerjaan ini dengan otak yang kusut, hingga jam pulang kerja pun datang dan aku segera pulang, sesampai di rumah sudah ku lihat mereka yang rapi dengan pakaiannya, aku pun terburu-buru untuk bersiap. Setelah selesai aku pun berjalan keluar dan kami pun berangkat ke rumah teman kakek itu dengan papaku yang menyetir mobil untuk pergi kesana.
Sesampai disana kami disambut ramah oleh keluarga mereka, ku lihat satu persatu dari mereka namun hanya 1 orang yang sepertinya enggan menerima kedatangan kami bahkan enggan menatap kami, dia adalah wanita yang sebaya denganku, dia hanya fokus dengan dirinya dan apa yang tengah ia lakukan. Ku rasa dialah yang akan di jodohkan denganku dan rasanya dia tak menerima perjodohan itu oleh karena itu dia hanya fokus dengan dirinya. Beberapa kali ku perhatikan dia, tapi sama sekali dia tak melihatku, kakek dan temannya melihat ke arahku dan mereka rasa aku tertarik dengan wanita itu padahal aku hanya bertanya-tanya kenapa dia sama sekali tak melihat ke keluarga kami, apa kami tak pantas di lihat olehnya?
Tak lama obrolan mereka pun selesai, kakekku berpamitan dan permisi untuk kembali ke rumah karena memang sudah larut malam. Sesampai di rumah aku rebahkan badanku di atas kasur, aku terpikir dengan wanita itu apakah dia buta? Tapi sepertinya tadi dia melihat dengan jelas, kemudian ku pejamkan mataku dan larut ke alam mimpi.
Di pagi hari kami sarapan bersama
"Bagaimana Alfa? Dia orang yang tepat untukmu bukan?" Tanya kakekku"Tepat? Dia saja tidak menghargai keluarga kita" ucapku
"Maksud kamu apa Alfa?"
"Kek, kemaren aku sudah memperhatikannya, dia sama sekali tak melihat ke arah kita, dia buta? Tapi sepertinya penglihatannya masih jelas kok, ngga buta sama sekali"
"Alfa, jaga bicara kamu, dia hanya menjaga pandangannya, dia tak ingin zina mata"
"Apa iya kek? Pakaiannya saja terbuka, dia bukan tipe wanita alim yang pernah ku temui dengan pakaian tertutup, lalu mengapa harus menjaga pandangan?"
"Alfa, jangan pernah bicara seperti itu lagi, kakek akan mengatur pertemuan kamu dan dia, kakek harap kamu bisa menjaga sikap dan perkataan"
Aku yang lelah dengan perlakuan kakek pun segera berangkat ke kantor, ku cari tau siapa wanita itu dari sosial media yang ku punya, tak begitu banyak informasi yang bisa ku dapat, hanya saja dia berasal dari keluarga yang kaya raya namun tak sekaya keluargaku, wanita yang terkesan kalem dan misterius, hanya memiliki 1 saudara perempuan, sepertinya dia juga jarang berlibur dan yang terpenting aku tak menemukan 1 pun orang yang ada di masa lalunya, apa mungkin dia tidak pernah jatuh cinta? Ku simpan beberapa informasi yang ku dapat
Selang beberapa hari setelah pertemuan keluarga itu, kakek benar-benar membuktikan ucapannya untuk mempertemukanku dengan wanita itu, kakek memintaku hadir di salah satu restoran untuk dinner namun yang ku lihat di meja yang sudah di reservasi oleh kakek hanyalah wanita itu, dari situ aku sudah tau bahwa kakek sudah merencanakannya. Aku duduk di hadapan wanita itu, dia tampak kaget melihat kedatanganku.
"Kenapa kamu yang datang?" Ucapnya
"Ku rasa kakek sudah merencanakan ini untuk kita" jawabku, kemudian aku memanggil waiter dan memesan makanan, begitu juga dengan wanita itu, lalu kami sama-sama terdiam
"Kamu menerima perjodohan ini?" Tanya wanita itu secara tiba-tiba
"Aku sudah menolak tapi kakek memaksa, kamu sendiri bagaimana? Ku rasa kamu menolak karena waktu kami datang hingga kami pulang kamu sama sekali tidak ingin melihat ke arah kami" ucapku
"Maaf jika kamu tersinggung, tapi kamu benar, aku memang menolak perjodohan itu tapi kakekku juga memaksa, aku cukup lelah dengan kakekku, aku menikmati hidupku yang sekarang tapi dia tidak ingin melihatku sebebas ini" balasnya
"Lalu? Apa yang akan kita lakukan?" Tanyaku
"Aku tidak akan melakukan apa-apa, aku capek memberontak, aku akan menerima apa saja yang akan dia lakukan dengn bonekanya ini" ucapnya, aku cukup sedih mendengar ucapannya
"Baiklah jika begitu aku pun akan menerima perjodohan ini, kita akan bebas setelah menikah, kamu dengan urusanmu dan aku dengan urusanku, bagaimana?" Tawarku
"Aku tidak akan mengatakan iya atau tidak, aku hanya akan menjalankan kemauan mereka" balasnya
Kemudian kami pun terdiam, tak lama makanan pun tiba dan kami menyantap makanan dengan lahap tanpa bicara apa pun, setelah dinner itu selesai kami segera pulang ke rumah masing-masing
KAMU SEDANG MEMBACA
PERANGKAT (TAK) BERTAUT
Storie d'amoreBagaimana aku bisa hidup dengan manusia yang ku kenal saja tidak, apalagi cinta dengannya? apa ini tidak berlebihan kek? -Tamara Okey, aku ikuti saja kemauan kalian, aku capek dengan drama yang sudah kalian perbuat, aku hanya ingin tenang dan menja...