"Orang tua sendiri gak tau mana yang Arka dan mana yang Arva" jawab Arva dengan wajah datar.
Tiba-tiba dari atas, Arka keluar dari kamar dan berjalan menuruni anak tangga, saat Arka melihat ada Arva dan seseorang, Arka menggerutkan dahi.
"Mau kemana?" tanya Arva saat melihat Arka berjalan melewatinya.
Arka berhenti lalu berbalik, karna Arka berada didepan Arva.
"Gue laper," balas Arka.
"Tadi kenapa gak makan dicafe aja sih?"
"Terserah gue lah," jawab Arka lalu ingin pergi namun tanggannya dicekal oleh orang itu.
"What?" tanya Arka dengan wajah tanpa ekspresi berbeda dengan tadi ketika ia berbicara dengan Arva.
"Maafin, maaff!"
Arka melepas cekalan itu.
"Terserah," jawab Arva ketus.
Mengapa Arka seperti ini? Siapa orang itu?
"Kemarin pas Arka butuh mama, mama kemana? Mama dulu bilang nggak pengen punya anak kayak Arka. Arka dulu pengen banget bisa dapetin kasih sayang dari mama! Tapi apa? Mama selalu kasih ke Arva! Arka pengen ma, dapetin kasih sayang dan perhatian dari mama!!"
"Tapi...udahlah."
"Maaf Arka, maafin mama," ucap mama dengan penuh harapan bisa dimaafkan oleh anaknya yang ditinggal sejak lahir.
Karla--ibu dari Arka dan Arva. Ibu yang tega meninggalkan Anaknya mulai dari lahir hingga remaja.
Arka, anak yang ditinggalkannya mulai dari lahir. Sementara Arva ia rawat dengan penuh kasih sayang.
Tuju belas tahun yang lalu
"Dok! Kenapa anak saya kembar?! Dulu waktu di USG cuma satu, kenapa pas lahir kembar?!!" marah Karla pada sang dokter.
Jelas semua orang kaget akan hal itu, siapa yang sangka jika Karla akan menggucapkan kalimat ini.
Harusnya ia bersyukur, memiliki anak kembar yang sangat manis seperti ini juga ganteng.
Dasar bodoh.
"Aku gak mau punya anak kembar!!" lanjut Karla
"Yaudah, kalo ibu memang tidak mau anak ini, biar saya aja yang ngerawat, saya akan jadikan dia sebagai anak saya." Akhirnya dokter itu menggucapkan kalimat yang tak pernah disangka keluarga Karla.
"NGGAK!! BIAR SAYA SAJA YANG RAWAT!!" ucap Melisa nenek dari Arka dan Arva juga ibu dari Yusuf.
"Nah, sana bawa, rawat dia!" jawab Karla.
"Kenapa gitu sih ma? Itu anak kita!! Mama punya otak gak sih??! Mikir dong ma!! Mikirr!! Otak tu dipakai!! Bersyukur kita dikasih anak kembar, anak itu anugrah ma!! Anugrah!! Semakin banyak anak, semakin banyak rezeki!" bentak Yusuf.
"Tapi gara-gara dia aku harus rasain sakit dua kali!! Aku harus balik kerumah sakit gara-gara diaa!!!" balas Karla tak kalah sengit.
"Ya itu mama yang bodoh, dokter bilang masih ada bayi, tapi mama maksa keluar rumah sakit, ini kan hasilnya, itu salah mama sendiri, lagi satu, mama bakal ngerasain sakit yang sama kalo mama punya anak lagi!! BERSYUKUR MA!! BERSYUKURR!!" jawab Yusuf lagi dengan sangat frustasi.
"Terserah papa, intinya aku gak mau punya anak kembar. Sekarang papa pilih, mau anak itu diasuh dokter atau dirawat ibu?!" Perdebatan ini tak akan selesai jika salah satu tidak ada yang menggalah, tapi ini juga salah jika mereka harus memilih salah satu anak.