Tiba-tiba ada notifikasi masuk dari ponselnya. Arva pun mengambil ponselnya dari dalam saku, melihat siapa yang mengirim pesan.
Ternyata Arka. Nama Arka lah yang pertama ia lihat ketika membuka layar ponselnya.
Kutub utara:
Nyangkut dimna? Sklh woy!Anda:
Nyangkut dijalan. Sabar woy.Kutub utara
Menurut Arva, nama itu sangat cocok untuk Arka karena sikapnya yang dingin juga cuek terhadap orang lain selain Arva dan orang-orang terdekatnya.
Setelah itu, Arva segera memasukan ponselnya kembali kedalam saku calananya dan mengatakan pada sang nenek bahwa ia harus segera pergi.
"Nek, maaf, Arva harus berangkat sekolah, nenek baik-baik ya, hati-hati, Arva harus pergi. Arva tinggal ya nek, Arva pamit," pamit Arva lalu pergi dengan tersenyum dan sang nenek juga memberikan senyum manisnya.
"Hati-hati ya Arva, maaf nenek ngerepotin, sekali lagi makasih ya nak," ucap sang nenek sambil tersenyum.
"Nggak papa nek, nggak ngerepotin sama sekali kok. Em sama-sama nek, nenek juga hati-hati ya."
Setelah berpamitan Arva kemudian kembali ke motor untuk melanjutkan perjalanan ke sekolah yang sempat tertunda.
☆
Arva bergegas menuju sekolah, ia harus ngebut dan menyalib beberapa kendaraan, agar segera sampai disekolah dan tidak telat.
Sesampainya di sekolah Arva bernafas lega karna gerbang sekolah belum ditutup, itu tanda bahwa laki-laki itu tidak terlambat.
Arva berjalan sedikit cepat agar segera sampai ke kelas XII IPA 1.
Laki-laki itu sontak berlari ketika melihat seseorang yang berjalan didepannya dengan bermain ponsel.
Arva berlari menuju orang itu, lalu merangkul pundak leki-laki itu saat sudah sampai disampingnya, membuat Vico kaget dan sontak memukul lengan Arva sedikit keras.
Vico Michael, sahabat Arva juga Arka dari SMP, ia juga anggota inti RAIXGHEL. Vico juga mendapat predikat playboy kelas kakap. Arva dan Vico satu kelas, berbeda dengan Arka. Arka berada dikelas XII IPS 1.
"Ngagetin anjir," ucap Vico kesal, sementara Arva masih menggusap lengannya yang terasa sedikit sakit.
"Sakit, setan!" balas Arka dengan mendengkus kesal.
"Salah lo ngagetin, kek hantu sumpah."
"Salah lo jalan sambil main hp, nanti jatuh nangis, kasian lantainya," seloroh Arka dengan tertawa remeh diakhir kalimat.
"Bangke lo!" jawab Vico yang sebenarnya ingin sekali memukul sahabatnya itu, namun ia harus berfikir dua kali untuk melakukan hal itu.
"Ayo cepet ke kelas, telat ntar." Arva langsung menarik tangan Vico dan mengajaknya berlari, sementara Vico hanya menurut dan menatap Arva kesal.
☆
"Hai kenthut," sapa Arva dengan tersenyum jail saat sudah sampai di kelas, dan mengambil duduk. Tempat mereka bertiga tak jauh, Vico berada disamping bangku Arva, sementata Kenva, berada dibelakang Arva tepat. Arva dan Kenva sengaja mengambil bangku didekat dinding, berharap itu akan nyaman dan bisa jadi tumpuan saat tidur.