Akhirnya mereka sampai di destinasi mereka yang kedua yaitu Musée du cacao et du Chocolate.
Di tempat ini para pengunjung dapat mengetahui cara pembuatan cokelat dari kakao sampai menjadi cokelat yang dikonsumsi oleh konsumen.
Jean Ho dan Chika mengikuti setiap pengarahan tour guide dengan seksama. Dengan sigap Chika mencatat setiap informasi penting yang dia dapatkan di mini notesnya.
.....
Hari sudah mulai gelap, chika dan jean ho sudah menyelesaikan tempat tujuan mereka hari ini.
Chika juga sepertinya sudah memiliki gambaran cokelat dengan jenis seperti apa yang ingin dia ajukan ke Mr. Cranvery.
Jean ho dan chika berjalan pelan menuju tempat parkir mobil. Mereka berjalan sambil berbincang-bincang tentang yang mereka dapatkan hari ini.
"asal kau tahu saja, walaupun aku seorang anak pemilik toko cokelat, aku benar-benar tidak tahu dengan detail cara pembuatan cokelat. Untung saja aku mengunjungi tempat ini." Ucap Jean ho sambil membuka pintu mobil.
"wajar saja, Mr. Cranvery pernah bilang katanya kau tidak terlalu menyukai cokelat. Pantas saja kau tidak tertarik untuk mengetahui hal-hal seperti itu." ucap chika sambil ikut memasuki mobil ford hitam milik jean.
"yah.. sebenarnya aku memang tidak terlalu menyukai makanan manis." Jawab jean ho sambil tersenyum, chika membalasnya dengan tersenyum pula.
Aneh, kenapa aku merasa sangat nyaman berbincang dengannya? Bukankah dia ini wanita yang menyebalkan? Kenapa dia bisa menjadi gadis yang sangat manis hari ini? Kepala Jean dipenuhi dengan pertanyaan-pertanyaan.
"bagaimana kalau kita makan malam dulu? Kau pasti lapar kan?" Tanya jean yang disambut dengan anggukan semangat oleh chika. Dia masih ingin bersama chika sebentar lagi, dia ingin mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang memenuhi kepalanya.
Jean memarkirkan mobilnya di depan sebuah restoran yang cantik sekali. walaupun tidak terlalu besar namun sangat terkesan romantis dan hangat.
"aku suka ke sini, walaupun bukan retoran mewah tapi makanannya enak sekali!" ucap jean sambil mengacungkan ibu jarinya.
"aku suka desain restorannya, sangat cantik." Jawab chika sambil tersenyum.
Kenapa hari ini aku merasa sangat nyaman? Ada apa dengan jean ho, mengapa dia tiba-tiba menjadi pria yang sangat baik? dan restoran ini.. bisa-bisanya dia memilih restoran yang sangat cantik seperti ini. Romantis sekali.. dan apa sebenarnya yang terjadi denganku? Kenapa aku ingin memandang wajahnya terus menerus? Bukankah aku benci laki-laki pesolek?? Arrghh..
Jean ho dan chika duduk disamping jendela, pemandangan taman dan patung-patung pahat yang cantik menghiasi jendela.
"sebenarnya.. waktu kau menyanyi di mobil, suaramu terdengar bagus sekali." Chika memulai percakapan.
"pantas saja kau jadi penyanyi terkenal."
"sejak kapan kau tahu aku seorang penyanyi?"
"aku tahu dari ayahmu kemarin.."
"yah begitulah, aku memang sangat suka menyanyi dan memainkan alat musik sejak kecil. Sampai akhirnya ada pencari bakat yang menawarkan aku untuk menjadi penyanyi pro.."
"oh... kau pasti punya banyak penggemar ya?" chika menghela nafas. "wah, hidupmu berbeda sekali dengan hidupku" dia mengasihani dirinya sendiri yang memang tidak bisa apa-apa.
"bagaimanapun aku ini hanya orang biasa," jawab Jean ho dengan tatapan sedih.
"eh.. maaf aku tidak bermaksud.." perasaan chika jadi tidak enak, dia tidak bermaksud menyinggung jean ho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belgian's Chocolates
RomanceHati Chika berdebar-debar saat menginjakkan kaki untuk pertama kalinya di Bandar Udara Internasional Brussel. Entah mengapa, letihnya perjalanan dari Indonesia ke Belgia hilang seketika. Chika menggenggam erat gagang kopernya. Serasa ingin menangis...