pantaskah?

251 14 3
                                    

"mungkin kamu menganggap dunia ini tak adil namun tuhan itu adil
Bukan dunia yang jahat tapi manusia nya yang jahat."

Cia selalu berfikir pantaskah ia diperlakukan seperti ini? Bahkan hewan pun lebih di sayang majikannya sedangkan cia tidak bisa merasakan itu, dimanakah keadilan untuk cia? Setidak berharga itu kah cia sampai sampai ia tidak boleh merasakan cinta dan kasih sayang?
Banyak pertanyaan selalu cia fikirkan sampai sampai ia jatuh sakit

Cia itu emang pintar dalam menyembunyikan rasa sakitnya untungnya ia memiliki seorang pembantu yang sangat amat baik kepadanya yaitu bi ijah, bi ijah ini sudah lama bekerja kepada keluarga alexandra bahkan sebelum Raden lahir bi ijah sudah bekerja kepada keluarga alexandra. Bi ijah emang hanya seorang pembantu namun menurut cia ialah satu satunya orang yang dapat memberikan kasih sayang layaknya seorang ibu kepada anaknya.

Dari dulu cia tak pernah sama sekali di cium maupun di peluk oleh ayahnya cia ingin sekali merasakan memiliki 'peran seorang ayah' namun seperti nya sulit untuk ia dapatkan melihat sifat ayahnya yang sangat amat kejam.

Beberapa bulan berlalu penyakit cia bukannya semakin membaik melainkan semakin memburuk kondisi ini memaksa cia untuk mencoba periksa kedokter walau cia takut hasilnya tidak baik untuknya. Benar saja dugaan nya, ternyata selama ini cia menderita kanker otak hal itu benar benar membuat cia putus asa dan pasrah dengan keadaan nya ia segera pulang untuk belajar karena besok ia ada ulangan bahasa indonesia.

Di tengah belajarnya kepala cia benar benar sakit sekali rasanya beberapa menit setelah nya cia muntah muntah parah dan anehnya tak ada seorang pun yang tau keadaan cia yang sudah memburuk ia tetap memaksakan untuk belajar hingga jam menunjukan pukul 03:00 cia merasa cukup lalu memutuskan untuk tidur

Esoknya seperti biasa cia di masakan nasi goreng kesukaan nya oleh bi ijah tiba tiba bi ijah menghampiri cia "non kemarin bibi lihat banyak cairan merah di kamar mandi, non sedang sakit?"cia tanpa ekspresi panik pun menjawab pertanyaan tersebut "ngga kok bi itu pewarna makanan kemarin saya coba-coba buat kue tapi gagal jadi saya buang dikamar mandi tapi lupa disiram" mendengar penjelasan itu bi ijah tentu saja tidak percaya
"Yaudah ya bi saya berangkat dulu itu udah di tungguin ka raden" bi ijah lalu mengangguk dan mengantarkan cia ke depan pintu

Di tengah tengah ulangan cia merasakan sakit kepala hebat namun ia tetap melanjutkan ulangan nya hingga selesai setelah pembagian nilai, cia mendapatkan nilai 97 setelah pulang sekolah ia memutuskan untuk tidak langsung pulang ke rumah melainkan memesan ojek untuk menenangkan pikirannya beberapa menit berlalu ojek yang ia pesan pun tiba "dengan mba cia ya? Mau diantar kemana mba?" Dengar suara sedih cia menjawab "bawa saya pergi yang jauh pak kemana aja pokoknya" ojek tersebut merasa bingung dengan jawaban cia tersebut namun ia tak banyak bertanya.

Di tengah perjalanan ojek tersebut mulai mengajak cia ngobrol "mba kenapa kok mukanya sedih gitu? Lagi ada masalah ya mba" Cia terdiam sejenak namun tetap menjawab pertanyaan ojek tersebut "saya lagi sedih pak nilai ulangan saya jelek saya takut ayah akan marah jika tau".
"Memangnya mba dapat nilai berapa kok terlihat kecewa sekali". " Saya dapat nilai 97 pak" sambil mencoba menenangkan cia ia lalu menghibur nya " bukannya itu sangat bagus ya mba saya aja yang dengar bangga sekali omong omong nama mba siapa? Kenalin Nama saya rojak"
/Dalam batin cia "bangga? Mungkin hanya bapak yang bangga tidak dengan orang tua saya"
"Oh nama saya cia pak" setelah itu tidak lagi ada obrolan di antara mereka.

Sudah 1 jam cia berkeliling dan akhirnya memutuskan untuk pulang "sudah cukup pak keliling nya saya mau pulang" pak ojak pun mengantarkan cia kerumah besar dan mewah sesuai arahan cia "terima kasih ya pak sudah mengantarkan saya, uangnya udah saya transfer ya maaf sudah ngerepotin" pak ojak pun mengangguk "iya mba cia saya permisi dulu ya".

Benar saja dugaan cia, ayah sudah menunggu nya dengan ekspresi yang kurang mengenakan "dari mana saja kamu baru pulang jam segini? Mana kertas ulangan kamu sini ayah lihat" dengan keadaan takut cia pun langsung menyodorkan nilai hasil ulangannya "APA APAAN INI CIA, INI ULANGAN BAHASA INDONESIA LOH MASA GINI AJA GA BISA DASAR ANAK GOBLOK MENDING KAMU MATI AJA SEKALIAN BIAR GA NGEREPOTIN SAYA LAGI!!" hancur hati cia setelah mendengar itu "maafin cia yah cia cuma bisa segitu doang" mendengar jawaban cia ayah tambah marah lagi "kamu itu bisa lebih dari ini kamu cuma males aja" lalu pergi meninggalkan cia yang sedang menangis. Dari dalam kamar raden, raden mendengar keributan di depan pintu akhirnya ia pergi menuju ke depan ia kaget melihat adik nya yang sedang menangis sambil meremas kertas ulangannya " cia kamu kenapa? Siapa yang buat kamu seperti ini cia!" Bukannya menjawab cia malah lari menuju kamar dan mengunci dirinya sendiri.

"Perkataan sekecil apapun bisa saja melukai hati seseorang jadi jika tidak bisa mengucapkan hal baik lebih baik diam saja"

"Perkataan sekecil apapun bisa saja melukai hati seseorang jadi jika tidak bisa mengucapkan hal baik lebih baik diam saja"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Tunggu kelanjutannya dari aku  ya see you the next time~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tunggu kelanjutannya dari aku  ya see you the next time~

Terlambat. [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang