Part 08

16.3K 767 1
                                    

"DADDY, DADDY!!"

Suara melengking terdengar jelas di ruang kerja milik Adelard yang sedang sibuk menatap layar laptop. Adelard tersenyum tipis mendengar suara itu. suara siapa lagi kalau bukan suara putra bungsunya?

Semenjak anak itu sembuh, mansion kembali ramai dengan segala tingkah nakal ataupun suara melengking dari Galvin.

Galvin berjalan menghampiri Adelard dengan langkah nya. senyum manisnya terus ia tunjukkan pada sang ayah.

Adelard menutup laptopnya, mulai fokus memperhatikan bayi kecil nya. "Ada apa boy? kau butuh sesuatu?"

Gelengan kecil ia terima dari sang bungsu. "Kenapa kau duduk di sana? duduklah di pangkuan ku, boy" ujar Adelard ketika melihat Galvin duduk di lantai.

"Nggak mau daddy. Galvin mau duduk di sini aja"

"Daddy capek gak? Galvin pijitin ya?" lanjut anak itu.

Adelard menautkan alisnya. dari cara bicara anak itu, sepertinya Galvin menginginkan sesuatu dari nya. karena tidak biasanya anak itu bersikap manis seperti ini. perilaku seperti ini harus diwaspadai oleh pria itu.

Adelard menepuk paha nya. memerintahkan agar anak itu bisa duduk di pangkuan nya. "Duduk di pangkuan ku, boy"

Galvin berdiri, tapi bukan untuk duduk di pangkuan daddy nya. melainkan untuk memijat pundak besar milik Adelard. Adelard mendengus samar. "Dad, pijitan Galvin enak gak?"

Senyum tipis terbit di wajah Adelard. sedangkan Delon dan Bondan yang ada di sana menatap anak itu penuh curiga.

Mereka berdua tau betul alasan mengapa anak itu sampai bersikap manis seperti ini. anak itu tidak mungkin bersikap terlalu manis pada seseorang tanpa minta imbalan sebagai pengganti nya.

Tangan Adelard bergerak untuk menghentikan tangan Galvin yang masih memijat nya. "Kau tidak perlu melakukan ini boy. daddy tau kau menginginkan sesuatu" ujar nya.

Galvin cekikikan dan malah melanjutkan aktivitas sebelumnya. yaitu, memijat. membuat Adelard kembali mendengus samar. ketika Galvin ingin berbicara, tiba-tiba saja si kembar datang.

"Daddy!" panggil mereka.

Galvin mencebikkan bibir nya, gemas. baru saja dia ingin mengutarakan keinginannya, tapi mereka malah datang. cih, nih orang ngapa dateng si. ganggu aja, batin Galvin.

Ken dan Kai mengernyitkan keningnya menatap Galvin memijat Adelard. tidak seperti biasanya. ada apa ini? apakah anak itu sudah tobat? tapi... sepertinya itu tidak mungkin.

"Galvin? kenapa kau memijat daddy?" tanya Ken, kepo.

Galvin tersenyum sembari menatap daddy nya. "Kasian daddy bang, udah tua tapi harus tetap kerja. Galvin mau pijetin daddy karena Galvin mau jadi anak yang baik. ya kan daddy?" kata Galvin menaik-turunkan kedua alisnya.

Adelard terkekeh kecil mendengar itu. Kai mendekati adiknya sambil menempelkan punggung tangannya ke kening anak itu. "Lo ngapain si bang?! minggir ah, tangan lo bau terasi!" Galvin menepis tangan Kai.

Kai memicingkan matanya. "Kau sudah tidak demam lagi. tapi kenapa tiba-tiba kau bertingkah manis seperti ini? kau sedang tidak merencanakan sesuatu yang aneh bukan?"

Tidak terima dengan tuduhan itu, Galvin melayangkan tatapan tajam nya. "Sembarangan lo kalo ngomong! jangan main tuduh lo bang!"

Kai tersentak mendengar ucapan Galvin. "Astaga, lihatlah dia kembali berteriak!"

"Daddy, abang nya tuh!" rengek Galvin.

Adelard membawa Galvin ke dalam pangkuannya, mengelus rambut hitam bayi kecil nya dengan lembut.

Galvin Malvelino Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang