0.3

155 23 3
                                    


Kemarin Syifa dan juan telah menyiapkan dokumen dokumen yang akan mereka kirimkan ke kantor pencatatan sipil untuk akta pernikahan. Pertemuan kemarin juga membuat Jian semakin dekat dengan Syifa, namun Chasandra samasekali tidak menampakkan dirinya.

Dan sore ini Syifa dan Juan sepakat untuk pergi ke pusat perbelanjaan bersama untuk mencari seserahan pernikahan mereka. Tak hanya seserahan, keduanya juga mencari souvenir serta beberapa barang untuk Jian dan Chasandra.

Juan menjemput Syifa pada pukul 01:57 pria tersebut berencana menjemput putranya juga, Syifa tak keberatan karena itu juga jam pulang Chasandra.

"Anak anak mau di ajak apa di taruh rumah?" Syifa nampak berfikir setelah mendapatkan pertanyaan dari Juan. "Kayanya di ajak aja ya, nanti kita ga lama juga kan?" sambungnya.

Syifa hanya mengangguk menyetujui saran dari Juan. Mencari seserahan bukanlah hal yang banyak memakan waktu karena wanita tersebut juga telah menyiapkan daftar daftarnya.

Di dalam mobil keduanya hanya diam tanpa tahu apa yang akan di bahas karena seluruh keperluan pernikahan telah mereka bahas kemarin sembari menyiapkan dokumen dokumen penting.

Juan membelokan setir di sebuah sekolahan yang bertuliskan SD sukma harapan. Saat Juan hendak turun dari mobil Syifa menahannya, Syifa kembali menenteng tas yang tadinya ada di samping wanita tersebut.

"Biar aku" Syifa turun dari mobil dan berjalan menghampiri Jian yang duduk di samping gerbang bersama teman-temannya.

Jian tersenyum melihat calon ibu tirinya, bocah itu langsung berlari dan memeluk Syifa dengan bahagia. Syifa membalas pelukan Jian dan mengusap surai anak 12 tahun tersebut.

"Gimana di sekolah?" tanya Syifa pada Jian yang baru saja melepas pelukannya.

"Happy!! Aku ceritain mama Syifa ke semua temen kelasku" Syifa terkekeh mendapat jawaban dari Jian.

"Yaudah yuk pulang" Jian menahan tangan Syifa dan melepaskan genggamannya. Jian berjalan ke arah temannya dan bersalaman satu persatu dengan mereka.

Selesai dengan urusan bersama teman temannya, Jian kembali menghampiri Syifa yang masih berdiri di tempat tadi. Tangan kecilnya kembali menggenggam tangan milik Syifa dan menarik sang calon ibu.

Dari mobil Juan hanya tersenyum melihat interaksi putranya dan calon istrinya, rupanya keputusan untuk menikahi Syifa adalah keputusan yang benar.

Saat Jian dan Syifa masuk ke mobil Juan langsung menyambut sang putra dengan senyuman nya.

"Jian mau makan apa?" tanya Syifa yang membuat Jian berfikir.

"Shushi?" Jian menjawab dengan ragu-ragu.

Juan kembali menjalankan Mobilnya sembari mendengarkan pembicaraan Syifa dan Jian.

"Sekolahnya Chasandra di mana Syif?"

"Smpn 3"

Juan melajukan mobilnya menuju tempat yang di sebutkan oleh Syifa. Sesekali Juan melirik Jian dan mendapati putranya yang sedang bermain gadget.

Juan melepas satu tangannya dari setir dan melinting kemejanya sampai bawah siku. Syifa melihat Juan yang hendak melinting lengan kemejanya yang lain langsung menahan dan mendahuluinya. Saat itu juga Juan melengkungkan bibirnya ke atas.

Di belangan Jian hanya terkekeh tanpa suara karena gemas melihat dua pasangan adam dan hawa yang ada di depannya.

Sesampainya mereka di sana Juan langsung melepaa seatbelt nya dan turun dari mobil tanpa berbicara dengan Syifa. Juan menghampiri Chasandra yang sedang berbicara dengan siswa laki laki.

Chasandra terkejut mendapati calon ayah tirinya kemudian langsung mengakhiri obrolannya dengan siswa tersebut. Juan menatap Chasandra dengan heran, sementara yang di tatap hanya menunjukan cengiran nya.

"Mamah mana om?"

"Di mobil, siapa itu tadi?"

"Bukan siapa siapa kok, ayo om" Syifa menggandeng tangan Juan dan menarik pria tersebut untuk segera menjauhi gerbang sekolahnya.

"Itu tadi siapa dek?" tanya Syifa setelah putrinya duduk di kursi mobil.

Jian menoleh ke arah Syifa karena marasa terpanggil, sedangkan Chasandra yang di tanya malah memanfaatkan keadaan. Syifa yang tak mendapatkan jawabannya langsung menoleh ke belakang dan mendapati Jian yang sedang menatapnya.

"Maaf, maksudnya Chasandra" Jian kembali meng fokuskan dirinya ke gadget yang sendari tadi dimankannya.

"Nothing ma, jangan bahas itu"

Syifa tak lagi bertanya pada putrinya. Juan yang sendari tadi mendengar pembicaraan keduanya pun ikut merasa heran.

"Chasandra sama Jian ikut muter mas?" tanya Syifa setelah menoleh ke arah sang calon suami.

"Muter kemana pa?"

"Cari barang"

"Ikut deh"

"Kamu Ca?" tanya Syifa.

"Ikut juga"

Tak lama kemudian mereka telah sampai di pusat perbelanjaan yang di tuju dan langsung menuju store yang sudah ada di daftar Syifa.

•••

Sesi mencari seserahan telah usai. Kini Juan dan calon istri beserta putra putrinya duduk di sebuah restoran shushi sesuai perkataan Jian.

Mereka memakan hidangan yang telah di sajikan di meja sambil bercanda dan mengobrol pasal pendidikan serta pengalaman yang di alami oleh Chasandra dan Jian.

Juan terkesima mendengar bahwa Chasandra pernah menjuarai Olimpiade sains dan penghargaan penghargaan dari lomba tulis carpen.

"Ppdbmu kapan dek?" tanya Juan kepada putranya yang sendari tadi diam.

"Belum ada pengumuman pa" Jian kembali menikmati makanannya tanpa berbicara lagi.

Sejujurnya dia takut diperlakukan tidak adil oleh orangtuanya kelak karena Chasandra jauh lebih pintar dan berprestasi daripada dirinya.

"Semangat ya Jian" Syifa berbisik di telinga Jian dan membuat anak itu tersenyum.









TBC

cie ciee pacaran cieeee

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Duren & JakemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang