Seorang pria tengah duduk bersama para sepupunya sambil menghisap seputung rokok. Pria itu sesekali ikut tertawa saat sepupunya melontarkan candaan.
Namun kegiatan mereka tiba tiba di sela dengan kehadiran budhe. Pria bernama Juan itu mengumpat dalam hatinya, pasti banyak pertanyaan yang akan di lontarkan oleh wanita kepala 6 ini.
"Juan tambah ganteng ya" puji budhe, Juan hanya tertawa canggung karena tau setelah mendapat pujian pasti ada pertanyaan.
"Kapan nikah lagi le? Kasian Jian ga ada yang ngurusin" tanya budhe tepat sasaran, untungnya Juan telah menyiapkan mental dan jawaban untuk pertanyaan ini.
"Saya yang ngurusin budhe" jawab Juan.
"Loh kamu kan kerja, jadi capek kalau semuanya sendiri, cari istri dong"
"Iya budhe" Juan hanya tersenyum sambil sedikit menunduk untuk menjawab pertanyaan budhe.
"Lihat sepupumu, abis cerai 2 kali sekarang punya istri lagi" ujar budhe sambil menunjuk sepupu Juan yang di maksud.
"Iya budhe"
Budhe menggelengkan kepalanya dan tangannya terulur untuk mengelus pundak sang ponakan.
"Budhe tau kamu susah lupain Mira, tapi Jian juga perlu sosok ibu le, perlu budhe kenalkan sama anak temen budhe?"
Juan sontak menghindar dari budhe nya "kasian dia budhe, gadis dapet duda"
"Siapa bilang dia gadis? dia janda le, janda anak satu"
Tiba tiba Juan merasa resah mendengar fakta tersebut. Entahlah rasanya dia tidak ingin mengikat gadis maupun janda, dia hanya ingin menikmati masa dudanya sendiri bersama sang putra.
Namun karena tak enak hati menolak budhenya akhirnya Juan hanya menyetujui hal tersebut.
"Juan mau, asalkan Jian juga mau, budhe"
Budhe menoleh ke samping dan mendapati putrinya tengah bercanda bersama sepupunya yang lain.
"Nduk, panggilkan Jiandra ya" suruh budhe setelah menepuk pundaknya pelab
"Jiandra anaknya mas Juan?"
"Iya"
Tak lama kemudian Jian datang bersama anak budhe dan langsung menuju sang ayah.
"Jian mau mamah baru?"
Bocah berumur 12 tahun itu menoleh ke sang ayah yang hanya tersenyum padanya. Jiandra bimbang sesaat, di hatinya dia sangat menginginkan sosok ibu namun dia juga harus memikirkan perasaan papanya.
"Jiandra ikut maunya papah, uti"
Juan tersenyum pada Jiandra karena tahu jika jawaban Jiandra itu salah.
"Udahalah le, Jiandra kayanya juga setuju itu"
"Yaudahlah, Juan juga ngikut budhe aja"
"Kalau gitu nanti budhe kasih tau pakdhe mu biar di rundingkan sama keluarga"
Juan adalah duda satu anak, dia tidak bercerai namun istrinya meninggal dunia karena kecelakaan mobil yang di lalui pada 10 tahun silam. Jian yang pada saat itu masih berusia 2 tahun tak mengerti apa apa hingga kini telah tumbuh menjadi remaja yang ceria namun kurang kasih sayang ibu.
Sebab itulah sang budhe menyuruhnya untuk segera menikah lagi. Paksaan untuk menikah tak terjadi sekali dua kali, sudah 4 tahun Juan menerima kata kata untuk segera menikah, namun sepertinya kali ini puncaknya karena pernikahan pria itu akan di bicarakan oleh keluarga.
•••
Di sisi lain Syifa kini juga tengah berada di sekeliling keluarga besarnya. Tentu Syifa sedang mengobrol bersama para perempuan di sana. Berbagi cerita tentang pernikahan dan lain lain.
"Mbak Syifa ga ada niatan nikah lagi gitu? Udah 4 tahun menjanda masih cantik aja"
"Itu tandanya perempuan bisa ngapain aja tanpa laki laki"
"Tapi kalau ga ada laki laki Chasandra ga mungkin ada mbak"
Semua orang tertawa mendengar sahutan dari sepupu mereka. Namun tawaan mereka tiba tiba terhenti karena ibu Syifa menghampiri anaknya sambil tersenyum senang.
"Kenapa bu?" tanya Syifa keheranan.
"Kamu mau to nikah sama ponakan temennya ibu?"
"Kita bahas ini nanti ya"
"Loh wong ibu kesini mau ngajak kamu kedalem, ini mau di rundingkan" Ibu langsung menarik tangan Syifa agar mengikutinya.
Syifa di bawa ke ruang kerja milik sang paman yang ternyata sudah ada tetua di keluarganya, sang nenek.
"Ini ada apa ya?" tanya Syifa memperhatikan paman, dan neneknya yang berada di sana.
"Kamu sudah menjanda 4 tahun nduk, apa masih masu sendirian?" tanya sang nenek, Syifa bersimpuh di depan neneknya dan menggenggam tangan wanita tua tersebut.
"Syifa masih trauma sama pernikahan, uti"
"Uti tau betul rasanya menjadi janda, sulit nduk, semua serba kesepian"
"Ndak uti, Syifa samasekali ndak kesepian" elak Syifa, namun matanya terlihat bertolak belakang dengan ucapannya.
"Kamu bisa bilang begini karena anak gadismu masih umur 13 tahun, 7 tahun lagi kamu akan kesepian nduk"
"Ya mau gimana lagi ti, Syifa rasa keadaan sekarang lebih baik apalagi finansial Chasandra di tanggung ayahnya, semuanya jadi lebih ringan"
"Uti sarankan kamu segera menikah lagi nduk"
Syifa hanya tersenyum sebagai balasan. Sejujurnya kejadian 4 tahun silam membuatnya begitu trauma dengan pernikahan. Syifa bercerai karena kasus KDRT yang di lakukan oleh mantan suaminya dulu, dan tentu saja Syifa mengalami trauma yang masih terasa hingga sekarang. Beruntung hak asuh putri semata wayangnya jatuh ke tangan wanita tersebut.
"Semoga semuanya berjalan dengan baik"
Syifa ataupun Juan kini hanya bisa pasrah dengan keputusan dari keluarga masing masing. Apapun keputusan akhirnya akan di terima dengan lapang dada. Untuk sekarang kebahagian putra dan putri mereka yang paling penting.
TBC
Kondangan bentar lagi nieee
KAMU SEDANG MEMBACA
Duren & Jakem
General Fiction"Budhe kenalkan sama anak temennya budhe mau? Janda kebetulan, kan kamu ga suka gadis" copyright © 2023 by dichanaya