Sana memandang putus asa isi lemari pakaiannya.Tangannya terulur, memilah satu demi satu gaun-gaun indah nan mahal yang tergantung di sana, kemudian meraih sehelai gaun satin merah, mencoba mematutkan ke tubuh, lalu mengembus napas panjang dan kembali menggantungkan gaun tersebut. Ia kembali memilah-milah. Tak lama kemudian ia meraih sehelai gaun sutra berwarna biru lembut. Gaun itu Tzuyu belikan untuknya saat ia sedang hamil dua puluh minggu, ketika itu mereka akan menghadiri salah satu psta relasi bisnis Tzuyu. Sana mematut gaun tersebut ke tubuh, lalu menggeleng frustrasi. Gaun itu jelas kekecilan.
Pintu penghubung antar kamar terdengar terbuka. Sana menoleh dan mendapati Tzuyu melangkah masuk ke kamar mereka. Tzuyu tampak tampan dalam balutan kemeja berlapis rompi tanpa jas. Sana tersenyum putus asa pada Tzuyu.
"Ada apa?" tanya tzuyu dengan alis terangkat saat sudah berada di dekat Sana. la memandang isi lemari, kemudian beralih ke wajah Sana.
"Gaun-gaun ini tidak muat lagi, Tzu. Aku harus membeli gaun baru untuk acara malam ini."
Malam ini Tzuyu dan Sana berencana
memenuhi undangan makan malam di rumah Mina dan Chaeyoung. Pasangan berbahagia dengan seorang putri cilik yang cantik itu kini tidak lagi tinggal di penthouse, melainkan sebuah rumah mewah di kawasan perumahan elite Seoul. Acara malam ini untuk merayakan kepindahan
mereka."Sudah hampir pukul enam, aku tidak mungkin sempat pergi membeli gaun." Sana kembali memandang isi lemari dengan frustrasi.
Tiba-tiba sepasang lengan kukuh melingkar di pinggangnya. Sana tersentak kecil.
"Kau tak perlu mencemaskan itu, aku sudah menyiapkan gaunnya, Sayang." Bisik Tzuyu lembut di telinga Sana.
"Oh." Sana terpana. Merasa senang sekaligus terharu mengetahui sang suami sangat memahami kondisi tubuhnya yang kini lebih berisi setelah melahirkan bayi laki-laki mereka tiga bulan lalu.
Acara mnakan malam nanti adalah acara pertama yang akan Sana hadiri sejak melahirkan Chou Hyunjin, putra mereka. Karena itulah Sana belum memiliki gaun baru lagi.
"Jadi di mana gaun itu, Sayang?" tanya Sana tak sabar sambil menggeliat pelan melepaskan diri.
Tzuyu melepas pelukannya dan meraih sebuah kotak indah di bagian lain lemari. Kotak itu diikat dengan pita berwarna merah. Tzuyu menyerahkannya pada Sana.
Sana menerima, dan membawanya ke meja rias. Ia meletakkan kotak tersebut ke atas meja dan dengan tak sabar membukanya, lalu menarik keluar isinya.
"Oh Tzuyu! Ini indah sekali." decak takjub lolos dari bibir Sana saat memandang gaun itu. Gaun itu berwarna emas. Modelnya sederhana namun begitu indah.
"Ayo, pakai." kata Tzuyu lembut sambil meraih simpul jubah mandi Sana.
Jubah mandi itu terlepas dan jatuh ke lantai. Wajah Sana merona saat melihat pantulan dirinya di cermin. Payudaranya lebih berisi dari sebelumnya karena menyusui.
"Kau semakin indah, Istriku." bisik Tzuyu di telinga Sana dengan mesra. Tangannya meluncur ke depan, meremas lembut payudara penuh Sana.
Napas Sana seketika memburu. Seluruh tubuhnya menggelenyar.
"Tzu..." Sana pikir tubuhnya memang tercipta untuk Tzuyu. Bagaimana mungkin sedikit sentuhan saja dari sang suami, dan hasratnya langsung meledak?
"Jangan... atau kita akan terlambat." Sana dengan susah payah menyingkirkan tangan Tzuyu dari payudaranya. la bergerak sedikit menjauh dari Tzuyu. Ia membutuhkan jarak atau mereka benar-benar akan terlambat hadir di acara makan malam itu.
Dari pantulan cermin terlihat Tzuyu meringis. Sana yakin, seperti halnya dirinya, suaminya itu sedang kesulitan meredam gairah. Tanpa bersuara Sana mengenakan gaunnya. Tzuyu membantu mengancingkan ritsleting gaun. Seluruh darah Sana bergolak tatkala suaminya dengan sengaja mengelus kulit punggungnya yang telanjang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᵐᵃʳʳⁱᵃᵍᵉ ᵖʳᵒᵖᵒˢᵃˡ
Romance________________________________ 𝟤𝟢𝟤𝟤 𝟣𝟣 𝒩𝑜𝓋 Mengangdung Unsur Dewasa Mohon Kebijakan Pembaca ________________________________