2

661 73 22
                                    

Tzuyu duduk di ruang keluarga, memperhatikan Sullyoon yang sedang bermain ditemani pengasuh barunya, Mrs. Jisoo wanita berusia akhir tiga puluh yang memiliki sikap keibuan. Sesekali mata Tzuyu melirik jam dinding yang menunjukkan waktu pukul empat sore.

Sana sudah terlambat satu jam dari waktu yang Tzuyu tentukan. Apa yang terjadi? Tidak biasanya Sana tidak tepat waktu. Kemana perginya wanita itu? Apakah telah terjadi sesuatu padanya? Atau ia tidak akan datang karena menghindar dari pembicaraan perihal pernikahan mereka?

Tzuyu tahu ia terlalu memaksakan kehendak pada Sana. Wanita itu jelas menolak pinangannya yang mungkin menurut Sana tidak masuk akal. Tapi Tzuyu sudah terbiasa mendapatkan apa yang ia inginkan. Tentu saja kecuali kebahagiaan pernikahan bersama mantan istrinya. Kenangan tentang Jihyo sama sekali tidak menyenangkan. Banyak wanita tergila-gila padanya, Tzuyu sangat menyadari kenyataan itu. Ia bisa dikatakan memiliki segala yang wanita inginkan dari diri seorang pria dan seorang suami. Ia kaya, juga memiliki wajah yang tampan dan tubuh gagah. Tentunya Sana tidak kebal pada pesonanya, bukan? Lalu apa yang membuat wanita itu enggan menerimanya? Apakah karena Sana memiliki kekasih?

Tanpa sadar Tzuyu menggeleng samar. Ia sangsi akan hal tersebut. Sana tak tampak seperti wanita yang memiliki kekasih. Gadis itu tidak mengeluh akan ada kencan yang terganggu saat Tzuyu memintanya bekerja di akhir pekan. Tzuyu memandang jam dinding sekali lagi. Lima menit telah berlalu. Ia harus menunggu sampai kapan?

"Sir, saya akan memandikan Sullyoon, kemudian mengajaknya jalan-jalan sore di depan." kata Mrs. Jisoo

Tzuyu mengangguk.

Sullyoon berlalu bersama pengasuh barunya sesekali anak itu berceloteh ceria.

TING...

Bel pintu berbunyi. Dada Tzuyu berdebar samar. Sana datang!

Tzuyu segera pergi membuka pintu dan di depannya berdiri seorang wanita muda dengan mata sembap. Riasan wajahnya yang lebih tebal dari biasanya pun tak mampu menyembunyikan kenyataan bahwa ia baru saja diserang badai air mata. Sepasang iris yang biasanya selalu berbinar penuh semangat itu kini tampak muram.

"Sana."

Sana mengangguk membalas sapaan Tzuyu.

Tzuyu memberi jalan pada wanita itu, kemudian menutup pintu dan mengikuti Sana yang berjalan ke ruang tamu.

"Sullyoon mana?" tanya Sana dengan suara serak.

Tzuyu yang mendengar suara Sana tiba-tiba tidak suka memikirkan wanita itu sedang sedih. Apa yang terjadi? Tadi pagi Sana tampak baik-baik saja.

"Sullyoom bersama Mrs. Jisoo." Saat melihat sorot bertanya di mata wanita itu Tzuyu  menambahkan.

"Pengasuh barunya."

"Oh..." Sana mengangguk samar.

"Duduklah. Kita akan bicara. Aku senang kau datang, meski terlambat satu jam."

Wajah pucat Sana merona.

"Maafkan aku. Aku ketiduran."

'Ketiduran karena lelah menangis.' tebak Tzuyu namun ia tidak berkomentar apa pun tentang itu.

"Kau mau minum apa?"

"Apa saja yang bisa kautawarkan." kata Sana datar.

Tzuyu mengangkat alis, tapi kemudian tanpa berkata apa-apa ia berjalan ke minibar lalu kembali dengan dua gelas kristal dan sebotol anggur. la menuang anggur ke dalam kedua gelas itu.

"Silakan minum." kata Tzuyu datar. Ia duduk di sofa berhadapan dengan Sana.

Sana itu meraih gelas anggurnya, kemudian meneguknya dalam sekali teguk hingga tandas.

ᵐᵃʳʳⁱᵃᵍᵉ ᵖʳᵒᵖᵒˢᵃˡTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang