Bab 9. End the series

317 23 4
                                    

Mereka berjalan setiap lorong, terlihat banyak sekali zombie berdatangan di bawah, seakan sudah menunggu mangsa.

Samsul sedari tadi melihat ke bawah bergidik ngeri.

"Ini banyak banget zombie nya." Celoteh Samsul sedikit merinding

"Ya itulah pasukan Herobrine, pasukan mayat hidup. Jangan di lihat terus, nanti kau ikutan menjadi hijau mau?" Canda Ayon seketika membuat Samsul shock

"Apa iya?!" ia sedikit memekik, namun di jawab tawa kecil dari ayon.

Jika di belakang mereka bercanda ria di belakang, berbeda dengan Malik yg ada di depan.

Ia menggerutu akibat harus pergi dan tidak ikut mencari herobrine.

"Hahh aku sudah bersiap untuk perang malah misi seperti ini yang ku dapat." ia berceloteh sendiri, tangannya sungguh siap menebaskan pedang itu.

"omong-omong ini jalannya bener ga sih, ini klo kita kesasar gimana." sekali lagi suara celotehannya terdengar sangat ingin gelud. Malik memastikan dengan seksama sekitaran siapa tau kesasar.

Suara derap kaki berkurang seolah orang orang berhenti, Malik merasa kesal karna di abaikan.

"Hey! Kalian dengar tidak sih? Ini kalau kita benar benar tersesat gimana." Segera menoleh ke belakang dan membalikakn tubuhnya.

Ayon dan Samsul terlihat membeku menatap ke arah belakang Malik

"Kalian ngapain sih!" Gerutunya tak suka

R. Ayon menunjuk belakang R. Malik seolah memberi peringat.

R. Malik membalikkan badannya, mendapati beberapa mayat hidup berjalan lontang-lantung sendiri, mereka berkelompok.

"Oohh, siap-suap kalian. Kita kedatangan tamu sepertinya" Malik menyiapkan pedangnya yg dari tadi di sarung.

"Malik jangan kau gegabah! Ini berasa berbeda dari biasanya!" Peringat R. Ayon pada R. Malik

"Tenang saja, mereka pernah menyerang kerajaan ku, dan mereka bukan apa-apa." R. Malik mengingat pertarungan nya dengan keroco herobrine.

"Bukan itu, tapi mereka berbeda!"

"Kalau takut bilang saja, aku yg akan membereskan mereka sendiri"

Malik berlari dan zig-zag, ia segera mengarahkan pedangnya pada leher zombie aneh itu.

Srakkkk

'apa-apaan ini, keras sekali kulitnya.' Malik membatin dan menatap zombie yg diliputi aura.

"Kan, apa juga ku bilang!"

"Hahaha, menarik-menarik. Memang tidak seru jika lawannya hanyalah lalat kecil lemah."

Mereka di kepung gerombolan zombie-zombie yg siap menyerang.



sebuah singgasana terlihat seseorang bekulit pucat dengan baju birunya yg jelas.

"Tuan, apa anda yakin tidak ingin menyelesaikannya langsung? Batu yg kita perlukan hanya satu lagi, lagipula yg memegangnya hanyalah anak kecil yg lemah." Hardiknya sedikit tidak sudi

Ya keduanya adalah PepPey, herobrinem

"Tenang saja... aku sudah menyiapkan banyak kejutan untuk mereka. laksanakan saja tugasmu" PepPey mengangguk lalu pergi dari sana

Ia melihat gadis bersurai silver yg sedang bersandar seolah menunggu PepPey.

"Ren." Sang empunya menoleh menatap PepPey.

"Pey, kita bisa menyuburkan impian kita sebentar lagi." Ren tersenyum manis dengan bibir melengkung.

Entah kenapa hari PepPey menghangat karna senyuman itu.

π~^ Masuk Dunia Lain ^~π { Viva Fantasy X Reader }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang