"Bunda!!"
Ayana menuruni anak tangga dengan tergesa-gesa."Tante lagi keluar."
Ayana hanya mendapati Aska yang bersantai di sofa ruang keluarga.
"Bilangin ke bunda kalau aku ada urusan bentar."
Perkataan Ayana hanya dijawab dengan anggukan oleh Aska yang pandangannya tidak terlepas kepada buku yang dia baca.
Ayana berlari keluar rumah dan memasuki mobil. Kemana dia sebenarnya pergi?
Gadis itu melajukan mobil nya untuk menuju ke bandara. Dia benar benar terburu buru, tapi sebelum dia pergi ke bandara. Dia mampir ke sebuah toko boneka dan bunga untuk membeli sebuah hadiah sebagai kejutan.
"Sekalian bunganya?" tanya seorang pegawai yang bertugas di bagian kasir.
"Boleh deh mbak."
"Mau bunga yang mana?"
"Yang mawar merah, sekalian di rangkai ya mbak."
"Baik."
Ayana menunggu sambil memainkan handphone yang tidak lain adalah melihat pesawat yang akan datang sampai berapa jam lagi.
"Totalnya berapa mbak?"
"1.689.000."
Ayana mengeluarkan kartu kredit berwarna hitam.
Setelah selesai membayar dan mengambil boneka serta bunga yang sudah dirangkai.
Dia masuk ke dalam mobil dan segera melaju menuju bandara. Sesampainya di bandara, Ayana membawa bunga dan boneka itu saat menunggu orang yang ia cari.
"Jeyya!!" Ayana melambaikan tangannya saat melihat temannya yang sedang membawa koper menuju pintu keluar.
"Nana!!"
Perempuan berambut hitam dan dibiarkan menjuntai hingga pinggang, dengan membawa koper berwarna hitam itu memanggil Ayana. Namanya Jeyya, Jeyya merupakan teman masa kecil Ayana.
"Tadaa!!"
Ayana memperlihatkan boneka dan bunga yang ia beli untuk Jeyya.
"Wah!! Makasih Nana!!" Jeyya memeluk Ayana.
"Iya ... "
"Ke mobil dulu yuk."
"Yuk!"
Mereka berdua keluar dari bandara dan menuju ke mobil.
"Taruh aja kopernya di bagasi."
"Okee."
Saat Jeyya sedang menaruh kopernya dibagasi, dia melihat ada laki laki yang berlari ke arah Ayana.
"Maaf ganggu, ini bunganya tadi ketinggalan. Punya kamu kan?"
"Oh iya, makasih ya."
"Nama kamu Jeyya?"
"Oh bukan. Jeyya nama sahabat aku."
"Oh ... Kalau begitu boleh kenalan?"
"Boleh, nama ku Ayana."
"Lucan."
"Nana!! Udah nih."
"Iya bentar."
"Ini ... Aku ketemu kartu nomor cafe atas nama Ayana, Ini punya kamu kan?"
"Iya, kapan kapan mampir ya. Saya ada perlu sekarang."
"Oh .. iya." Lucan memegang tengkuk leher nya yang padahal tidak gatal.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐊𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐊𝐢𝐭𝐚
Teen Fiction"𝐁𝐚𝐧𝐠𝐮𝐧𝐥𝐚𝐡, 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐥𝐚𝐥𝐮." "𝐉𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐦𝐞𝐥𝐢𝐡𝐚𝐭 𝐤𝐞 𝐛𝐞𝐥𝐚𝐤𝐚𝐧𝐠 𝐦𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬-𝐦𝐞𝐧𝐞𝐫𝐮𝐬." "𝐊𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐤𝐢𝐭𝐚 𝐬𝐞𝐦𝐮𝐚, 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐤𝐮 𝐢𝐧𝐠𝐚𝐭. 𝐍𝐚𝐦𝐮𝐧, 𝐚𝐩𝐚𝐤𝐚𝐡 𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚�...