Hidup ini mudah, asal nggak ada Dion disampingmu- Bomin as Brian yang tersakiti.
Enjoy_______________________________________
"Brian setan! Balikin nggak kolor Gue!" Stanley mencak-mencak pas tau Brian nyelepet kolor kesayangan yang disinyalir punya Dia.
"Enak aja! Ini punya Gue ya, su! Liat gambarnya, ini punya Gue anjir jelas-jelas gambar Pororo," Brian membentangkan kolor itu lebar-lebar sambil menjulurkan lidahnya.
"Mata Lo buta?? Liat itu bukan Pororo ya anjir! Jelas-jelas itu gambar pinguin bukan Pororo!"
"Gue nanya sekarang sama Lo, Pororo aslinya hewan apa?"
"Pinguin."
"Nah ini gambar pinguin juga, berarti ini emang punya Gue!"
"Agak babi ya, lama-lama," Stanley mendengus kesal.
"Apa Lo? Nggak terima?"
"Brisik Lo bedua!" Dion menyentak disusul tampolan kencang dari baskom dibelakang kepala keduanya. Keduanya meringis mengusap kepala. "Lo tau? Ini udah seminggu si Bintang di rumah sakit dan hari ini Dia bakal balik kesini, Kelen bukannya bantuin masak malah berantem perkara kolor? Emang pada nggak punya otak!"
"Kenapaa? Nggak terima?" Brian nyolot kearah Stanley yang memandangnya dengan kesal.
Stanley mendengus. Aslinya Dia gedek banget tuh sama si Brian, pengen mites rasanya. Tapi yaudahlah, timbang kancut doang masa mau berantem. Malu lah Dia juga kalo sampe di denger karyawan Indomekar.
Hari ini Bintang balik dari rumah sakit setelah seminggu dirawat. Sebenernya lima hari aja udah boleh pulang, tapi karna Dia juga harus ikut bimbingan dari Psikiater akhirnya Dia balik pas udah seminggu.
Kemarin pas Bintang kerumah sakit, Pak Firman langsung menghubungi kedua orangtua Bintang. Awalnya Bintang kaget pas mamanya Dateng. Dia bahkan sempet tantrum sampe bikin kegaduhan didalam ruang rawatnya. Tapi beruntung, Papanya nyusul nggak lama kemudian. Papanya langsung meluk dia erat-erat sambil berkali-kali ngucapin istighfar biar Bintang jauh lebih tenang. Setelahnya, Bintang dirujuk agar ke Psikiater untuk menerima pengobatan mentalnya. Berakhirlah dengan dia yang harus dirawat seminggu demi kestabilan mentalnya.
Suara deru mobil terdengar dari luar. Brian lari kedepan, menyambut Bintang yang baru keluar dari mobil disusul dengan Raja dan Jason. Raja sama Jason sengaja nyusul kerumah sakit buat ngedampingi Bintang. Papanya Bintang juga ikut mengantar kesini.
Semua anggota berkumpul di ruang tengah. Papa Bintang ikut berbincang sebentar sebelum akhirnya pamit pulang. Dia menolak saat anak-anak mengajak makan bersama. Setelah mobil itu melaju meninggalkan pelataran mess, barulah mereka akhirnya makan-makan.
Para ciwi-ciwi tadi sengaja masak-masak demi menyambut kedatangan Bintang. Melupakan fakta bahwa sesungguhnya mereka juga dalam keadaan pas-pasan, tapi demi teman tercinta jadilah akhirnya mereka patungan buat modal makan bersama. Semua makanan dikeluarkan, ada ikan goreng, tumis toge, tempe orek, ayam panggang, sambal matah serta makanan yang biasanya mereka makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
PKL
SonstigesBukan cerita dewasa, tapi butuh kedewasaan bagi yang membaca⁉️ Gimana rasanya sekelompok sama orang-orang yang otaknya gak sepemikiran sama kita? Ditambah kelakuan-kelakuan absurd yang bikin tepok jidat setiap harinya? Coba tanya sama kelompok PKL...