Part 09

19K 826 5
                                        

Vote and comment juseyo💚

"Daddy, Galvin gak sabar deh buat sekolah besok"

Hampir setiap menit bahkan detik, putra bungsu dari keluarga Alvarendra itu tak henti-hentinya menunjukkan keantusiasan nya untuk berangkat ke sekolah besok. besok, adalah momen yang paling ditunggu-tunggu anak itu setelah sekian lama.

Saat ini Galvin, keempat abang dan daddy nya sedang berkumpul untuk sarapan pagi. Adelard mengelus rambut sang bungsu dengan senyum manis. "Sepertinya kau sudah tidak sabar untuk menunggu esok hari boy" ujar nya.

"Iya dong daddy! Galvin kan udah gak sabar buat belajar"

"Belajar atau bolos hm?"

Galvin mengantupkan mulutnya begitu mendengar ucapan Adelard yang seperti itu. "Daddy ko ngomong nya kaya gitu si? mana ada Galvin bolos haha" Galvin tertawa canggung.

Tawanya seketika berubah hening, melihat tatapan tajam dari keempat pawang nya. Kyler, Liam dan si kembar tau betul bagaimana adik bungsunya itu ketika di sekolah waktu dulu sebelum mereka bertemu dengan Galvin. adik nya bahkan jarang masuk dan sering sekali bolos bahkan adiknya juga sering di panggil ke ruang BK.

Galvin berdehem untuk menetralkan rasa gugupnya. Adelard menatap lekat wajah sang bungsu. "Galvin, daddy mau kau berjanji pada daddy" ucap Adelard serius.

Galvin kembali menatap Adelard. "Ya, daddy??"

"Berjanjilah, saat di sekolah nanti kau tidak akan membuat ulah. jangan bolos ataupun bertengkar di sana. ingat, hidup mu bukanlah yang dulu. kau tidak boleh tawuran atau yang lainnya, yang akan dapat mengancam keselamatan mu"

Galvin nampak berpikir sebelum akhirnya mengangguk, menyetujui perjanjian itu. "Oke, dad. Galvin janji"

Tapi gak tau besok~lanjut Galvin dalam hati.

Galvin memeluk Adelard. "Sekali lagi makasih ya daddy, Galvin sayang daddy" ucapnya lalu pergi dari meja makan menuju kamarnya setelah menghabiskan sarapan paginya.

Kyler menatap punggung adiknya lalu melirik ke arah Adelard yang sibuk melanjutkan makan nya. ada sesuatu yang mengganjal di hatinya. semenjak Adelard mengizinkan Galvin untuk bersekolah, hatinya selalu tak bisa tenang. hati nya selalu merasa gelisah. berpikir jika keputusan yang di ambil oleh Adelard adalah salah. salah besar.

💚😸

"Om Delon!"

Delon menghentikan langkahnya begitu mendengar panggilan dari sang bungsu Alvarendra. dilihatnya sang bungsu Alvarendra sedang duduk di sofa sembari bermain dengan Bondan. sebenarnya dia ingin mengajak Ken dan Kai untuk bermain, tapi keduanya terlalu sibuk untuk sekarang.

Bondan membersihkan sedikit wajahnya yang terkena tepung karena kalah bermain dari Galvin beberapa kali tadi. dan dalam peraturan game nya, yang kalah akan di oleskan tepung ke wajah. dan Bondan terus saja kalah dari anak itu.

Bondan berdiri dengan tegap, menampilkan wajah datar. "Om, Om ko tumben udah pulang jam segini? terus daddy Galvin mana? ko gak keliatan" tanya anak itu mencari keberadaan sang daddy.

"Tuan besar masih berada di kantor tuan muda kecil. saya pulang karena ingin mengambil beberapa berkas yang tadi sempat ketinggalan" jawab Delon.

Galvin manggut-manggut. "Ya udah, Galvin mau ikut dong ke kantor daddy!. ya, Om Delon?"

Delon menggeleng mendengar permintaan anak itu. "Maaf tuan muda kecil, tapi anda tidak diizinkan untuk keluar dari mansion ini sebelum mendapatkan izin dari tuan besar atau tuan muda yang lainnya"

Galvin Malvelino ( S1 & S2 ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang