17

398 35 0
                                    

Tak terasa malam sudah datang dan salju mulai turun kembali hawa dingin menyelimuti kota besar ini tumpukan salju mulai meninggi dan menebal semua tanaman beku bahkan jika kamu meletakkan secangkir teh panas dan meninggalkan nya di depan rumah dan tehnya dapat dengan cepat membeku

Semua pintu rumah di tutup dan pemanasan ruangan mulai dinyalakan dan orang-orang berdiam diri di rumah

Untung saja harry dan kedua pirang ini sudah berada di rumah sebelum malam tiba tepatnya sekitar jam 17:30 waktu setempat
Jika tidak maka bisa mengigil di luar sana karena sangking dinginnya hawa

Entah karena apa tapi harry tidak bisa istirahat dengan tenang pikirannya melayang ke mana mana entah apa yang sedang di pikiran oleh pemuda berkacamata ini tapi yang jelas dia merasa khawatir dan mulai merasa jika ada sesuatu yang tidak beres

Harry mulai fokus memikirkan apa yang sebenarnya terjadi dia duduk di sofa sendirian dan di temani oleh sepinya ruangan

Bisa norwa dan bisa dian sedang mencuci baju di belakang dan luna sedang berada di kamar serta scorpius yang sudah terlelap

Harry memegang keningnya dan berusaha mencerna apa yang sedang berada di otaknya, hening malam tiba-tiba di ganggu oleh suara handphone Harry yang berdering

Yang menelfon Harry adalah orang asing? Mungkin

Karena hanya nomor penelfon yang muncul dan itu nomor yang tak Harry kenal dengan penuh berhati-hati harry mengangkat telfonnya tersebut

"Syukurlah nakal harry kau mengangkat telfon ku"

Tunggu dulu suara ini familiar di telinga harry, suaranya seperti suara tetangga di rumah keluarganya

(Kita panggil saja bu mega saja ya)
(Bukan megawati. ingat)

"B-bu mega? "

"Iya ini saya harry"

"Ada apa ya bu kok tumben nelfon saya kalau boleh tau ini ibu pake nomor siapa ya"

"Saya pakai nomornya anak saya kebetulan dia punya nomor kamu maaf ya nak kalau ibu gangu kamu tadi"

"Engak bu, ibuk gk nganggu saya kok ada apa ya, dan saya mau tanya ibu sama ayah saya baik baik saja kan? "

"Itulah nak itu yang mau ibu sampaikan ke kamu"

"Kenapa dengan ibu sama ayah saya bu mega!?"

"Ibu kamu masuk ke rumah sakit nak"

"T-tunggu dulu APA! Ma-masuk rumah sakit?"

"Iya nak. Ibu kamu nyuruh supaya kamu cepat pulang ayah kamu juga belum bisa pulang nak"

"Tunggu dulu bu. Ibu saya masuk rumah sakit karena apa bu!?"

"Saya juga kurang tau nak. Tapi saya dengar dari orang yang mengantar ibumu ke rumah sakit. Dia bilang sakitnya lumayan parah dan bisa saja di lakukan operasi besar"

". . . "
"B-baik ibu tenang saja Saya besok akan pulang beritau ibu saya ya"

"Baik nak. Saya tutup dulu ya saya mau jaga ibu kamu dulu selamat malam"

"S-selamat malam"

Firasat ini ternyata benar. Perasaan tidak enak yang sudah terjawab setelah sekian lama berputar di  ambang pikiran. Tapi tidak hanya sampai di situ

You are mine and monther of my cild Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang